31. Fall in Love

1.1K 175 6
                                    

"Lia." Panggil Sanha yang entah sejak kapan udah duduk disamping gue sekarang. Oh iya, dia lebih suka manggil gue Lia daripada Adel.

Gue dehem kecil ngebales panggilannya seraya nulis jawaban dari tugas Biologi kali ini.

"Sore nanti ada waktu gak?" tanyanya langsung dengan nada serius. Tumben anak ini ngobrol seserius ini sama gue, atau cuma perasaan gue aja?

Gue menoleh ke arahnya dan mandang dia sekilas sebelum kembali fokus ke buku gue. "Kayak gue gak pernah ada waktu aja buat lo,"

"Ya emang kan biasanya lo dikurung di rumah sama Kakak lo itu?"

"Yah songong sama si Jahe Merah," kata gue sekarang tertawa kecil karena topik yang menyangkut pautkan Mas Jaehyun.

Sanha ikut tertawa namun beberapa detik berikutnya dia kembali diam. "Nanti sore di cafe depan rumah Somi, deh. Gue jemput."

"Traktir gak?"

"Udah santai."

🌸🌸🌸

Jadinya, sekarang gue ada di kantin biasa bareng Somi, David, Yeri, Sanha, dan nambah Mark sama Arin dan Ikhsan. Gue sebenernya bertanya-tanya tumben manusia kayak Mark, David, Ikhsan ngumpul bareng begini, Arin juga. Biasanya Arin sama temennya anak kelas sebelah.

"Nah Mark, biasanya kan lo sama geng kakak kelas hits nan ganteng itu, kok..." tanya Yeri ke Mark yang sedang sibuk dengan mangkok bakso-nya.

Mark menelan gumpalan halus didalam mulutnya itu dan menjawab Yeri. "Salah gue gitu kumpul sama kalian? Gue kan temen kalian juga, Kanjeng Yelly Natasha."

"Iya tuh Yer, jangan asal judge. Gabaik." Kata Ikhsan membenarkan. "Nanti kalo aku deket-deket kamu mulu kamu bakal tanya-tanya juga aku kenapa ga?"

"Ya mungkin gue pikir lo lagi sawan, Chan." Tutur Yeri dan memasukkan mentimun ke mulutnya. Oh, ini dia juga ada panggilan buat Ikhsan. Haechan biar kayak artis Korea katanya. "Lagian ya, mana mungkin sih lo sudi deket-deket gue?"

"Anjir dramatis banget Kanjeng Yeri sama Papa Haechan." Celetuk Somi yang melihat drama itu, sedang gue cuma ketawa geli.

Tapi daripada Haechan, gue lebih suka manggil Ikhsan pake Ichan, keliatan lucu. Kita juga cukup deket, ya deket sebagai bobrok klub bareng Yeri. Kalo di grub chat juga gue biasa jadi laler mereka. Lah kok gue curhat?

"Udah-udah kasian Lia gak fokus makan." Ucapan Sanha sukses ngebuat semuanya hening. Semuanya jadi nyorot ke gue yang baru aja mau nyuapin nasi ke mulut.

"Oh iya, Del. Sekarang gak ngejar Kak Yuta lagi?" Celetukan Mark itu berhasil ngebuat gue kesedah kuah bakso yang pedes itu. Sial, kenapa rahasia umum kayak gituan dibahas disini sih.

Gue ambil tisu didekat sana dan mulai ngelap hidung gue. "Pedes anying." Umpat gue yang gak tahan sama air kuah panas nan pedas yang keluar dari hidung itu. Pedes banget sumpah hidung gue sekarang.

Iya, gue juga cukup sadar semenjak kenaikan kelas gue gak ada ngusik Mas Yuta, bahkan ganggu Mas Jaehyun pun gak sempat karena dia mau serius belajar sekarang. Maklum udah kelas akhir.

"Gak ah. Ntar gue ganggu." Kata gue mencoba santai kali ini.

"Bukannya bulan lalu pas perpisahan anak kelas tiga itu Kak Taeil bawain bunga ya? Buat lo? Ih gemes mana ada acara gitaran segala anjay," Somi mulai bercerita sambil menahan senyum gemas ketika mengingat acara perpisahan yang diadakan beberapa bulan lalu.

Iya, singkat cerita.

Gue sama yang lain sengaja datang lihat perpisahan anak kelas tiga. Kak Taeil juga udah kelihatan rapi pakai setelan jas hitamnya disana, duduk dijajaran kelas 12 IPA 4. Gue juga bisa lihat Kak Mark sama Kak Hans di barisan anak IPS. Ganteng-ganteng semua kalau udah pakai jas gini, batin gue.

Ditengah acara, beberapa anak kelas tiga ini nampilin beberapa pentas. Hingga yang gak terduga, Kak Taeil naik keatas panggung sambil bawa gitar kayunya.

Dia yang udah dipastiin tahu gue lihat dari jauh, langsung senyum simpul dan duduk di atas bangku yang udah disediain.

Habis itu dia mainin gitarnya dan nyanyiin lagu berbahasa Inggris. Gue gak begitu tahu itu lagu apa, tapi yang gue tangkep, itu lagu yang nyeritain tentang sebuah perpisahan.

Oke, skip bagian ini.

Setelah acara pelepasan resmi selesai, otomatis pada foto-foto bareng gitu. Yeri sama Somi ngebet banget foto sama Kak Mark, soalnya dia casanova seangkatannya. Bangsul emang tuh mereka berdua.

Gue? Ngikut aja. To be honest, gue dateng gak bareng dua anak itu, melainkan sama Mas Jaehyunㅡdia ada pidato Ketua Osisㅡotomatis juga ada geng-nya, 'kan Kak Taeil lulusan.

"Lihat deh, mereka kayak gak mau pisah sama Kak Taeil." Komentar Yeri ketika melihat kumpulan cowok itu pelukan, bukan, mereka meluk Kak Taeil bergantian. Dilanjut sesi foto.

"Adelia, Adelia!" Somi nepuk bahu gue keras dan tidak santai lalu menunjuk-nunjuk ke suatu arah. "Kadal Jepang lo tuh, pake jas juga."

"Secara gak langsung ngatain Kak Yuju reptil nih," cibir gue jadi inget Kak Yuju.

"Ish, nggak." Elaknya. "Samper."

"Kak Yuta!" gak terduga, Yeri malah teriakin namanya. Habis itu, dia nunjuk-nunjuk gue.

Reaksinya? Mas Yuta senyum kecil doang ke arah kita. Tapi efeknya, lumayan bikin jantungan.

"Lah sejak kapan dia murah senyum gitu?" tanya Somi ke gue.

"Sejak mengenal dikau, hahaha," tawa Yeri meledek sekarang.

Gue, Somi, sama Yeri sebenernya mau mutusin pulang. Tapi katanya gak afdol kalo belum bisa fotbar sama Kak Taeyong. Katanya Kak Taeyong mahal, susah kalo mau fotbar sama doi.

Haha, ceritanya gue lanjut nanti lagi. Soalnya terlalu panjang kalau flashback ini gue ceritain langsung.

Level Up ●Na Yuta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang