24. I don't Know

1.1K 210 2
                                    

Adelia mengulet kecil diatas kasurnya, jadi tersenyum sendiri ketika mendudukkan dirinya. Ia sengaja meliburkan dirinya kali ini, mengingat kejadian kemarin lumayan membuatnya sedikit malas.

Hingga layar ponselnya menyala karena pesan baru WhatsApp membuatnya segera meraih ponsel yang selalu ia letakkan di nakas.

Banyak pesan yang ia terima karena sejak kemarin sore ia mematikan jaringan datanya dan memilih membaca cerita wattpad sebelum mengaktifkannya kembali sebelum tidur.

Sanha: udah tidur?
Sanha: get well fast
Sanha: gak usah masuk dulu kalo blm enakan

Adelia: emang udh niat ga masuk

Sanha: dari ketikannya keliatan licik

Adelia: emang. Kalaupun masuk juga ntar ngetem uks

Sanha: ya, ya, serah lo. Gw udah perhatian ke lo juga kan

Adelia: iya iya Sanha Rifaldi Logaritma, lo yang paling ngerti gue.
Adelia: Udah sono berangkat, jam berapa nih

Sanha: gausah ganti2 nama orang
Sanha: udah dikelas gw mah, murid teladan gitu

Adelia tak membalas lagi. Cih, teladan? Telat datang pulang duluan you mean?

Matanya kini malahan tertuju ke chat yang lainnya.

Ada grup kelas yang selalu ramai, membuatnya malas untuk membukanya, ada chat dari Jaehyun yang tidak terlalu penting untuk dibalaa, chat dari Taeyong yang malas ia balas hingga ada satu chat dari Yuta yang langsung ia buka. Pemilih banget ya.

Yuta: gws
Yuta: hari ini masuk?

Adelia: makasih,
Adelia: meliburkan diri dulu kak

Tidak ada balasan hingga lima menit kemudian tanda dua ceklis tadi berganti jadi warna biru. Ditambah dengan tulisan dibawah nama yang menyatakan, mengetik...

Yuta: oh...
Yuta: kok 'Kak'? Biasanya mas

Adelia: huruf M nya kejauhan
Adelia: jadi mulai suka dipanggil Mas?

Yuta: hm

Itu saja, ambigu.

Hingga pesan susulannya diterima.

Yuta: iya
Yuta: istirahat sana, jangan banyak main hp










Pada akhirnya Adelia malah memainkan game war Mobile Legend miliknya, kesempatan yang bagus untuk menaikkan levelnya kan?

Ia asik bermain sampai melupakan apa yang Yuta katakan, karena siapa juga yang mau tiduran seharian penuh tanpa melakukan apa-apa, terutama di zaman sekarang mustahil untuk tidak memegang gadget seharian.

🌸🌸🌸

Yuta yang tidak sengaja bertemu dengan Mina hanya meliriknya sekilas sebelum melanjutkan langkahnya pergi.

"Yuta!" panggil gadis itu membuat Yuta menoleh, wajah dinginnya terpasang sekarang. "Maaf," lanjut Mina dengan nada merendah.

Yuta mengangkat sebelah alisnya kemudian menaruh kedua telapak tangannya ke saku celana, berjalan mendekat. "Gue kira udah dikeluarin?" tanyanya bermonolog setengah menyindir. "Oh, atau udah nyuap kepala sekolah terus nyuruh nutup kasus ini gitu aja? Licik."

Pemuda itu tau bagaimana seorang Mina yang akan melakukan apa saja demi apa yang ia inginkan, meski dengan cara licik sekalipun.

"Bisa gak usah nuduh sembarangan? Gue gak sepicik itu," Mina jadi merogoh sakunya dan mengeluarkan amplop cokelat. "Ini, besok gue keluar. Puas?"

"Kenapa gak sekarangㅡ oh, kenapa gak dari dulu? Beberapa kasus lo dulu dibuat angin lalu karena lo berhasil nutup mulut guru sampai kepsek. Kurang picik apa otak seorang Mina Mayriska itu?" bahas Yuta kembali memojokkan gadis itu.

"Lo ada dendam apa sama gue? Kenapa selalu sensi, sewot sampai mojokin gue begini? Apa karena lo pernah gue buang gitu aja?" Mina mendecih setelahnya.

Yuta menghela nafas mencoba menenangkan diri. "Karena lo 'buang'? Gak, gue gak sebaper itu tuh. Yang ada gue seneng bisa lepas dari sampah semacam lo." Ucapnya pedas, membuat Mina mengepalkan tangannya geram. "Terus, kenapa kalo lo ngerasa ngebuang gue tapi setiap ngebully cewek yang berhasil deket sama gue lo selalu ngecap gue sebagai 'pacar' lo? Nyesel?" imbuh Yuta dan menyunggingkan senyum.

"Udah, gak ada faedahnya ngeladenin orang kayak lo yang levelnya jauh dibawah gue." katanya kembali bermonolog dan membalikkan tubuhnya. Berjalan pergi dengan melambaikan tangan singkat. "Sayonara."

🌸🌸🌸

"Damn! Jaringan gue kenapa ilang-ilangan gini?" gerutu Adelia yang sudah berganti tempat dari kamar jadi ke ruang makan.

Ia mendecak sebal karena jaringannya lelet tidak seperti biasanya. Gadis itu menaruh kepalanya diatas meja, berganti menidurkan kepalanya diatas lengan kanannya, masih fokus pada ponselnya.

"Bi! Bikinin mie dong." Pinta Adelia disela-sela menunggu gamenya.

"Iya, Non." Balas Bi Dina sebagai pekerja rumah tangga keluarga Wijaya itu.

Adelia mendengus, kesal dengan jaringan internetnya untuk kali ini.

Jadi, ia berganti membuka portal game offline Zombie Tsunami miliknya.

"Bosen..." rengeknya ketika harus memainkan game offline satu-satunya itu.

"Bandel ya, disuruh istirahat malah main terus."

Suara itu berhasil membuat Adelia melirik keatas, melihat orang yang tanpa ia sadari kedatangannya.

"Loh? M-mas Yuta?"














A/N:
Kenapa ya aku suka ngasih note wkwk

Cuma mau ngasih tau, jangan ngebuang orang sembarangan, kangen tau rasa nanti .g

Maaf ya partnya banyak, Mas Taeyong belum ada gas, dek Sanha juga masih manasin mesin.

Level Up ●Na Yuta ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang