Waktu itu gue lihat Kak Taeil pamit dari gerombolan itu pas udah foto formasi lengkap. Dia juga ada ngobrol sedikit sama Mas Jaehyun. Gue gak tahu mereka ngomongin apa, tapi kalo gak salah ada sangkutannya sama gue. Soalnya habis itu Jaehyun cs langsung pergi entah kemana ninggalin Kak Taeil sendirian.
Somi sama Yeri juga bisik-bisik di belakang gue, sayup-sayup gue denger mereka bilang.
"Kejer gak? Keburu Kak Taeyong ngilang. Mumpung lagi ganteng juga pake jas gitu."
"Kedengeran. Kejar aja sono anjir." Suruh gue ke mereka yang sudah senyum-senyum nista.
Ya, akhirnya mereka pergi. Diganti dengan kehadiran Kak Taeil yang udah dihadapan gue sekarang.
Dia senyum, manis banget. Terus ngeluarin sesuatu dari dalam jas-nya. Ternyata bunga. Bunga Matahari anehnya. Mungkin tepatnya duplikat bunga Matahari deh.
"Hai?" katanya seakan menyapa.
Gue senyum kecil dan ngangguk pelan ngebalas hal itu.
"Saya masih suka kamu. Tapi kali ini jadi adik kecil saya, haha." Katanya disambung dengan tawa yang sumbang. "Nih, buat kamu."
Dia nyodorin bunga tadi ke gue, dan pastilah gue terima.
"Kamu itu cerah, banyak aura positifnya, ceria. Makanya bunga Matahari yang ngewakilin hal itu. Kuning kan cerah,"
"Hehe, makasih, Kak." Ucap gue pelan, lalu tersenyum ke arahnya.
"Jangan pernah buang, soalnya gak akan layu bunganya."
"Iya." Jawab gue, setelah itu gue ngambil sebuah amplop kecil berwarna biru pastel di tas selempang gue. "Buat Kak Taeil juga,"
Iya, gue sengaja bikin kartu ucapan. Sedikit gue tambahin kata pujian buat dia.
"Oh makasih."
"Hehe iya. Sukses ya Kak kedepannya."
Skip
Singkatnya gitu.
Sekarang gue udah dandan rapi, tinggal nunggu Sanha dengan motor gedenya itu.
Gak lama, lima menit kemudian dia udah ada di depan. Gue yang udah pamit sama Mama dan Mas Jaehyun langsung pergi gitu aja.
"Peluk dong biar gak jatoh," celetuk Sanha yang bisa-bisanya bercanda sekarang.
"Dih. Ogah banget." Jawab gue dan ngedorong pelan bahu kanannya itu. "Eh tapi tumben lo pake matic."
"Gila aja gue boncengin anak orang pake Ninja."
"Ya juga sih,"
🌸🌸🌸
"Tumben banget sih lo ngajak makan. Berdua." Ucap gue dan memasukkan kentang goreng ke mulut.
Sanha menghela nafas singkat dan memandang gue dengan tatapan sayu. "Gue tuh bingung, Ya."
"Kenapa?"
"Gue suka sama orang. Gue pengen ngungkapin perasaan gue ke dia. Tapi gue gak bisa. Gue takut." Sanha menopang dagunya dan kembali membuang nafas berat.
"Apa yang lo takutin? Lo bisa tinggal bilang, San."
"Gue takut hubungan kita nantinya gak baik, gue takut dia gak percaya sama omongan gue. Gue takut tentang itu semua."
"Apasih jadi cowok leye banget. Kalo suka bilang, yang gentle, Sanha Rifaldi Argatama." Kata gue lagi nyemangatin dia. Meski gue lumayan penasaran siapa yang ditaksir. Tapi kalau menurut dia privasi, gue gak mau ulik-ulik.
"Loh, Adelia?" kaget seorang cewek yang ternyata adalah Kak Yuju. "Nge-date?"
Kak Yuju gak sendirian disana. Gue lihat dia bareng sama cowok jakung dengan hidung bangir. Tambahan, dia ganteng. Cocok sama Kak Yuju.
"Haha, nggak. Cuma makan aja, Kak." Jawab gue santai sejenak mandangin Sanha. "Kak Yuju sendirinya ngapain?"
"Makan. Sama pacar." Katanya juga santai. "Kirain kamu jadian sama si Atuy,"
"Hush gak boleh gituin kakak sendiri." Ucap cowok yang disebelah Kak Yuju membuat gadis itu terkekeh kecil.
"Abisnya dia juga suka panggil aku Ujuy, Ujuy gitu, Yang."
"Nggak, kapan aku jadian sama dia." Jawab gue.
"Masa? Ih padahal dia sering curhatin kamu, bilang gini lah itu lah. Drama banget jadi cowok." Katanya dengan mengacungkan kecil telunjuknya membuatnya terlihat serius. "Gengsian dia anaknya, disuruh maju malah gak mau. Giliran tau kamu ditembak Taeyong sama Kak Taeil dia potek, kan pengen di santet tuh anak."
Gue ternganga kecil. Apa? Anjir selama ini dia tau? Bukan, Mas Yuta tau kalau Kak Taeyong sama Kak Taeil itu ...
"Kena karma kali dia. Dia jadi sering minta pendapat kayak 'enaknya gue yang samper atau gimana?' atau dengan bodohnya dia bilang 'Ju, cewek suka dialusin apa dikasarin?' kan bego." Lanjut Kak Yuju sepertinya gemas sendiri. "Oh iya, balik dulu ya. Nanti gue salamin Yuta."
"Iya, Kak." Jawab gue kalem dan ngelempar senyum ramah ke dia.
Sanha yang baru gue sadari keberadaannya sekarang ngeraih tangan gue. "Gue butuh solusi, Lia!" Katanya merengek dengan mata seakan ingin menangis.
"Nyatain aja apa susahnya sih, astaga!" jawab gue lagi dengan gemasnya sama cowok dihadapan gue.
"Iya oke." Sanha ngehela nafas singkat lalu mandang gue seketika. "Gue suka sama lo."
Bentar,
Semacam deja vu.
Kenapa kisah ini semakin ruwet Ya Allah.
"Wait. What?! Lo suka sama gue?" tanya gue masih percaya gak percaya sama Sanha. Iyalah gimana gak coba.
Dia ngangguk tegas. "Hm. Udah lama sih, dan yang gue takutin tadi kejadian juga akhirnya."
"Eh? Iya sih gue gak percaya omongan lo. Ya gimana? Kita temenan lumayan lama jadi gue gak merasa sampai kesitu."
"Halah. Harusnya lo tuh belajar dari Daehwi. Dimana-mana tuh mesti ada yang jatoh kalo cewek sama cowok temenan."
"Kenapa nyangkutin Daehwi sih? Temenan ya temenan aja. Lagian gue nganggep lo katak adek gue sih." Tambah gue ngebuat Sanha mutar bola matanya.
"Tuh. Lo tuh gak peka. Daehwi suka sama Somi juga karena temenan lama. Pantes sih si Jaehyun gedek sama lo."
"Jadi, Daehwi suka sama Somi? Demi apa? Kok gue baru tau?"
"Udah ah malesin. Ayo pacaran." Ajaknya enteng lalu berdiri dari duduknya. "Katanya mau move? Move ke saya saja."
"Masa gue move ke yang model kayak lo sih, San?"
"Iyain aja. Coba sehari, kalo lo gak kuat kita putus deh. Deal?" Dia ngejulurin tangan ke arah gue.
Gue ngangkat sebelah alis gue lalu senyum kecil.
"Nantangin? Oke, deal." Dan ngejabat tangan Sanha gitu aja.
A/N:
Hmmmm maaf ya kalau diluar ekspektasi kalian.
Maaf juga kalau diriku lama menghilang dari dunia oren ini
Chapter berikutnya kayaknya jadi chapter terakhir dan be a longest chapter.
![](https://img.wattpad.com/cover/121103268-288-k847094.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Level Up ●Na Yuta ✔
Короткий рассказ[AU] Ketika mendekati doi sesusah menaikkan level game dari warrior jadi legendary. >Supported Media by Salgoo< ©2017 -lilvain