4. Kimbap Pembawa Keberuntungan

507 138 29
                                    

Happy Reading!

"Koh Suri!"

Suri berjingkat dan menahan umpatan yang hampir saja lolos dari bibirnya saat kedua tangan Karen menepuk keras kedua bahunya. Dia sedang berdiri menghadap meja piket, menunggu Bu Arinda untuk mengumpulkan tugas matematika dan entah dari mana gadis itu tahu keberadaannya saat ini.

"Kaget, nggak?" Karen memiringkan kepalanya sambil terkekeh.

"Nggak lucu." Suri tidak memasang eskpresi apapun walaupun dalam hati ia jengkel dengan gadis itu.

Karen duduk di kursi yang terletak di belakang meja piket, dengan begitu dia bisa berhadapan langsung dengan Suri. Karen menopang dagu dengan kedua tangan.

"Koh Suri," panggilnya, lembut.

Suri hanya melirik enggan lalu membuang pandangan ke kanan.

"Koh Suri, aku bisa bikin nastar sama kastengel lho," kata Karen.

"Apa hubungannya?!" Suri menggeleng, heran.

Karen tertawa kecil. "Aku akan bikin nastar dan kastengel khusus untuk Kokoh. Karena sebentar lagi imlek jadi parsel dari aku adalah kue kering."

"Nggak jelas," desis Suri.

"Aku serius, nanti Koh Suri kasih laporan punyamu sebagai balasan parsel dari aku," ujar Karen, enteng.

Suri meliriknya lagi. "Pamrih itu namanya."

Lalu beberapa saat kemudian ia membawa setumpuk buku di meja dan masuk ke ruang guru meninggalkan Karen sendiri.

Gadis itu berdecak. "Lagian mana ada yang gratis di dunia?!"

Dia meninggalkan meja piket dan melangkah ke kelas. Niatnya tadi ingin bertemu Pak Tana namun beliau sedang pergi kata Pak Odi dan saat keluar ruangan tata usaha, Karen malah melihat Suri. Tentu saja dia tidak akan menyiakan kesempatan sekecil apapun. Dia sudah melakukan segala cara kemarin, hampir seharian ia mengganggu Suri tapi laki-laki itu tetap tidak menyerah.

Dia terus memikirkan cara yang kira-kira ampuh untuk membuat Suri sukarela meminjamkan laporan tersebut padanya. Pada saat pulang sekolah, Karen memutuskan membuat kimbap dengan bahan seadanya di rumah karena ART yang biasanya datang siang, hari ini tidak masuk. Lalu ketika ia sedang meracik nasi dengan kecap asin, tercetuslah sebuah ide.

✎ ✎ ✎

Karen bangun lebih pagi demi membuat seporsi kimbap untuk Suri. Biar pun tetap dibantu Mama membuat telur dadar dan goreng sosis tapi sisanya Karen yang mengerjakan, mulai dari menata nasi dan isi kimbap hingga menggulung nori dengan rapi. Dia memotong kimbap dengan ukuran yang lebih kecil, melihat Suri yang kurus membuat Karen tidak yakin ukuran mulut laki-laki itu sama dengannya.

Dia menyimpan 12 potong kimbap di kotak bekal. Tak lupa Karen selipkan sebuah sumpit plastik dan sebuah note di atas tutup kotak bekal. Senyumnya mengudara, dia tidak sabar melancarkan aksinya.

Ketika tiba di sekolah, orang pertama yang Karen cari adalah Suri. Setelah menaruh tas di kelas, dia melangkah ke kelas 12-MM2 dan tepat sekali karena Suri baru datang. Kelas juga masih sepi dan hanya Suri yang ada di sana. Karen mengetuk pintu lalu masuk dan menghampiri laki-laki itu.

"Pagi, Koh Suri," sapa Karen, dengan senyum cerah miliknya.

Suri berdecak pelan. Dia menutup buku paket kimia dan menatap Karen.

"Plis, ini masih pagi," ucap Suri.

"Negative thingking terus. Aku nggak mau ganggu kali," kata Karen.

Semesta Angkasa | Teenlit ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang