19

1.7K 114 2
                                    


"Mila?"

Mila hanya melengos, terlalu lama melihat mama nya membuatnya ingin menangis.

Tentu saja sebagai anak normal, di lubuk hatinya yang paling dalam ia rindu pada ibunya ingin sekali dirinya tersenyum ramah, berlari kepelukan ibunya, menumpahkan semua rasa rindunya dengan sang ibu.

Namun apalah dayanya. Rasa jengkel di dalam lubuk hatinya lebih bisa mengalahkan rasa rindunya.

"Mila, maafin mama sayang..."

Ia menghela nafas, bulir bening yang jatuh tanpa izin ia hapus dengan cepat.

Mata jernih nya bertatapan langsung dengan mata sang ibunda.

Mata nya mengelilingi ruangan inap itu.

Lalu berjalan menuju sofa yang masih dalam kamar.

Duduk tanpa dipersilahkan.

Tangan nya merogoh tas.

Lalu menariknya setelah menemukan.

Tidak ada hal yang penting. Hanya saja utk mengalihkan perhatiannya.

Maka dari itu Gadis itu bermain handphone.

"Honey..." panggil kevin.

"Hmmm..." mila hanya bergumam sambil tangan nya sibuk memainkan i phone.

"Emm, pah boleh minta tolong nitip areeta?" tanya kevin pada ayah mertuanya itu.

"Cucu papa namanya areeta?"

"Iy~"

"Itu anakku bukan cucu anda," Potong mila dingin.

Kevin dan papa mila tercengang.

Sedangkan areeta masih sibuk dengan permen lolipop nya seakan akan tidak mendengar apapun.

"Pa kevin titip ya?" ulang kevin mengalihkan tatapan aneh dari kedua mertuanya.

"Ehh.. Iya,"

Dengan cepat papa mila mengambil alih areeta dari gendongan kevin.

"Pi..."

"Iya sayang areeta sama kakek dulu ya,"

"Telselah pipi deh.. Tapi nanti pipi jangan lama lama."

"Iyaa..." Setelah dicium pipi nya areeta pun keluar dengan sang kakek.

~

"Mil...." panggil sang mama.

"Kamu hamil sayang?"

"Mila diajang ngomong mama." ucap kevin.

Mila pun memasukan ponselnya ke dalam tas kembali.

Bangkit dari duduk nya.

"Vin, kamu tadi nyuruh aku kesini dan dengan berat hati aku udah kesini, dan sekarang? Kamu minta aku ngomong sama dia?"

"Mil.. Bagaimanapun dia mama kamu.."

"Mama yang ga meduliin anaknya maksut kamu?"

"Buk..."

"Cukup.. Kamu nggak pernah ngrasain jadi aku, anak yang nggak pernah diurusin sama orang tua kandung nya.. Tau gini mending dulu aku dimasuin ke panti asuhan."

Dengan air mata yang sudah berlelehan di pipi nya mila keluar dari ruangan.

"Mill..."

"Ma.. Maafin mila ya.. Aku janji kalo mila udah tenang aku bakal kesini lagi."

Misunderstanding {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang