Menurut kalian apa arti persahabatan..? Apakah seorang teman bisa dikatakan seorang sahabat..?
.
.
Hari ini suasana disekolah SMA swasta didaerah transmigrasi tampak ramai sekali. Memang untuk menyambut hari jadi sekolah sudah menjadi kebiasaan untuk sekolahku mengadakan banyak lomba. Aku menganggap semua ini momen yang tepat untuk sejenak berdamai dengan hiruk pikuk mata pelajaran sekolah serta tugas ilmiah yang membingungkan. Bukan berarti aku tak suka dengan semua itu. Hanya saja inilah hal yang mampu sedikit membuat perasaan seluruh siswa bahagia. Karena tak dapat dipungkiri momen macam inilah momen yang sangat ditunggu untuk merasakan kemerdekaan seluruh siswa bukan..? Ya hari ini aku membawa lebih banyak kudapan. Hal ini tak pernah terlewatkan. Bagiku momen apapun itu dapat menghasilkan rupiah untuk sambung nafas kehidupan dan biaya sekolahku."Han.. Hanni..! Sini lah Han"
Panggil salah satu sahabat ku yang tak lain ialah Farah."Ada apa to Far..? Males loh aku kalau kamu ajak bicara soal yang kemaren"
Aku menghampirinya dengan terlebih dulu menduga pembahasan yang melelahkan yang sempat kami bahas kemarin.
"Elah.. tak masalah. Macam mana kau ini Han.. aku nak kasih liat disini banyak kali macam jenis perlombaan. Kau nak ikut yang mana..?"
"Yang mana aja lah yang sekiranya cocok buat aku"
"Alamak.. tak boleh macam tu lah Han. Kau liat si Laras.. dia nak sibuk kali sampai sampai tak ada waktu kejap buat kita. Benci lah aku padanya"
Farah memperlihatkan rasa tak sukanya pada kelakuan Laras. Yang memang lebih memprioritaskan kepanitiaan dalam acara kali ini.
"Ayolah Farah.. jangan seperti itu ndak baik kalau kamu itu bersikap kayak gitu. Ambil yang positif ajalah"
"Tak nak lah Han..!! Macam mana perasaan kau kalau liat sahabat kau tu.. tertawa lepas namun tak sama kau.. macem mana ha..macem mana coba..?"
Sebisa mungkin aku menetralkan suasana hati Farah. Karena aku tau Farah itu orangnya keras..kaku melebihi karakter ku.
"Yo wes.. tak liat liate yo lomba opo sing pas buat aku"
"Tak payah lah.. pilih lah suka suka kau ja lah.. aku malas dengarnya"
"Ini nih Far.. ehm.. tapi ndak da satupun yang pas lah buat aku"
Aku menghela napas panjang saat kulihat daftar list jenis lomba yang sudah ditempel di mading.
Tak ada satupun yang cocok untuk kuikuti. Kalaupun lomba cerdas cermat ketentuannya sangat banyak dan aku tak begitu menyukai alur yang terlalu panjang."Macem mana..? Tak da kah..?"
"Ndak ada lah Far.."
"Alamak Hanna.. memangnya apa lomba yang kau ingini tuu..?"
"Ya lomba berniaga lah Farah. Aku kan ahli dibidang itu.."
"Hah.. tak payah lah.. ternyata rada gesrek otak kau. Jomp lah kita kesana.. kudapanmu kan perlu dijual.. ya kan..Jomp"
Aku bersama Farah pun akhirnya memutuskan untuk berteduh ditaman sekolah dibawah pohon yang rindang, tempat dimana banyak anak bercengkrama dan banyak juga yang asyik berpacaran dengan masing masing pasangan mereka. Sedikitpun tak ada ketertarikan untukku melakakukan hal sama seperti mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Kanan
Non-FictionBagaimana bila engkau dihadapkan pada dua pilihan yang sama sekali tak mendatangkan kebahagiaan bagimu..? Bagaimana engkau memposisikan dirimu seorang wanita yang utuh hanya dari pandangan fisik...? Bagaimana engkau bertahan dalam keterpaksaan hingg...