Optimislah saat segala urusan terasa sulit bagimu, karena Allah telah bersumpah dua kali "sesungguhnya sebuah kesulitan bersama kemudahan, sesungguhnya sebuah kesulitn bersama kemudahan"
.
.
"Mamak nii tak faham dengan kau Farah..?! Kau tau bapak kau dah payah belikan kau montor itu supaya kau rajin belajar.. tapi nyatanya.."Gerutu wanita yang sangat kubenci. Siapa lagi kalau bukan mamak ku. Wanita seribu mulut yang selalu ngoceh saat aku pulang main.
"Apalah mamak nii..!! Aku nii dah berlatih giat tuk belajar.. tapi memang takdir lah mak..kalau awak nii tak pandai"
"Dasar budak nakal..!! Terserah kau jaa.. mamak nak pergi kak kota lagi.. tak nak pulang..!!"
"Serah kau lah maak..!! Cakap banyak mulut.. pening pala awak.." Ucapku kesal.
Kalian tau sendiri bagaimana perasaanku disini. Mamakku tak pernah sayang padaku karena memang nilaiku selalu buruk. Sementara bapak ku sendiri juga bekerja dikota bersama kakak sulungku yang jauh lebih pandai dariku.
Setelah ngomel seharian. Mamaku pun pergi kembali kekota untuk bekerja. Seperti biasanya kalau hari semakin sepi aku biasanya main dan main selalu tak terlupa olehku.
Tapi kali ini aku tak punya selera untuk keluar dari rumah. Akhirnya ku kirim chat ke Husnul agar mengajak Hanna juga kesini main kerumahku.
From Farah:
Null..kau bsa kak sini main kak rumah ku tak..?Husnul:
Assalamualaikum dulu kali Far..😟nggak sopan..!!😤From Farah:
😅Ass. Husnul Khotimah..?Husnul:
Salam nggak boleh disingkat Farah☺nanti artinya beda..From Farah:
Masya Allah..!!😖iya Assalamualaikum bisa kak sini tak..?! Bosen aku nii..Husnul:
Waalaikumsallam warohmatullah. Insyaa Allah bsa Far.. bntar ya😊From Farah:
Y😑Husnul:
Marah Far..?!🤔🤔cpet tua loh ntar😆From Farah:
Banyak cakap ya kau nii..udah cepat kak sini.. Ga pake lama😫😪Setelah selesai berkirim pesan dengan Husnul aku memutuskan untuk main game faforitku. Tak banyak yang tau kalau aku suka game..sebenarnya tak terlalu suka juga sih. Hanya saja untuk mengisi waktu luang dan penatnya otak lantaran hafalan dan ujian disekolah.
Dua puluh lima menit kemudian.. Husnul datang bersama Hanna. Kalian pasti tau kalau Husnul sekarang menjadi sahabat ku yang paling religius.
"Assalamualaikum Far.." Suara Husnul dan Hanna.
"Waalaikumsallam.. masuk yuk" Suruhku sambil mempersilahkan mereka masuk
Aku termasuk anak gadis yang tak terlalu memeikirkam fashion. Sebenarnya aku mampu untuk berpenampilan layaknya anak hits jaman sekarang, namun kadang aku merasa jijik sendiri dengan hal hal yang alay macam itu.
"Han.. mana jilbab kau..?!" Tanyaku pada Hanna yang berpenampilan santai tanpa jilbab.
"Ndak makai aku tadi buru buru.. trus hawane juga puanas ee.." Jawab Hanna santai pula.
"Alah.. bohong Far.. tadi itu udah aku suruh si Hanna makai. Tapi pas aku keluar ambil sepeda eh tu jilbab udah dilepas ditaruh tas"
Jelas Husnul sambil menggelengkan kepalanya karena heran dengan Hanna yang sulit untuk istiqomah berhijab. Hanna memang sedikit sama denganku. Tapi kalau aku memang sama sekali tak pernah mau kalau disuruh memakai jilbab.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Kanan
No FicciónBagaimana bila engkau dihadapkan pada dua pilihan yang sama sekali tak mendatangkan kebahagiaan bagimu..? Bagaimana engkau memposisikan dirimu seorang wanita yang utuh hanya dari pandangan fisik...? Bagaimana engkau bertahan dalam keterpaksaan hingg...