Dengan sebab sederhana mampu ku definisikan kalimat bahagia
.
.
"Ini nanti bawaen semua yo.. budhe kasih sedengan.."Suara budheku sambil menyiapkan kudapan untuk kubawa kesekolah.
"Iyoo Budhe.. makasih.. aku sama Husnul berangkat nggeh budhe..Assalamualaikum" Ucapku lantas pergi bersama Husnul.
"Iyo.. waalaikumsallam" balas Budheku berlalu.
Hari ini memang hari pertama ku masuk sekolah. Rasanya rindu sekali dengan taman kelas tempatku berjualan. Rindu teman seperjuangan. Dan kini aku bersama mereka utuh untuk memasuki tantangan baru menjadi sosok senior yakni kelas XII. Ku kayuh sepedah dengan semangat. Sampai membuat Husnul berteriak histeris seperti orang sakit jiwa.
"Hann.. Hanna.. ihh..!! Pelan pelan kalo ngayuh sepedahnya..aku takut" Teriak Hanna keras.
"Wes ndak opo.. pokoe kamu diem trus pegangan yang kuat yoo"
Tambah ku lagi sambil mengayuh sepedah dengan kencang.
"Gimana mau pegangan ini ribet bawa tas tas gorengan kamu." Gerutu Husnul seperti burung perkutut.
"Wes to diem..!! Itu bukan gorengan.. tapi kudapan manis" Jawabku sambil sok idealis.
Saat aku dan Husnul hampir sampai sekolah, sekitar jarak dua ratus meter tiba tiba muncul Farah yang mendampingi kami dengan motor barunya.
"Hai cewek.." Goda Farah.
"Astagfirullah.." Suara Husnul kaget.
"Weh.. sekarang bawa motor to kamu Far.. wah makin jelek aja" Tambahku sedikit konyol.
"Alamak..!! Yang ada tuu makin cantik lah.. kau nii rusak mood pagiku aja.." Celoteh Farah nampak kesal.
Melihat aku dan Husnul yang kesulitan membawa kudapan belum lagi tas kami berdua juga buku paket dan mantel membuat Farah iba. Iya mungkin Farah si keras hati bin keras kepala itu juga bisa iba.
"Eh.. tak sampai hati aku nak tengok kalian.. henti sekejap.." Perintah Farah pada kami.
"Weleh.. ada apa to emangnya..?" Tanyaku linglung.
"Iya nih Farah.. selalu aneh aneh mulu.." Ujar Husnul lelah.
"Tak payah kalian capek capek..siniin"
Farah tiba tiba mengambil tas yang berisi kudapan manis yang jumlahnya mungkin belum sampai jutaan. Dibawanya dengan trik yang unik namun aman sekali menurutku. Lalu kami pun terasa enteng untuk kembali mengayuh sepedah.
"Nah.. pinter kan awak.." Ucap Farah sok.
"Yelaah.. baru ngono wae sombong.. " Balasku sengak.
"Udah kali Hann.. tapi makasih ya Far.. kamu baik deh. Allah yang ngebales ya" Celoteh Husnul lagi dengan manja.
"Iya lah santai aja.." Jawab Farah.
Karena kekuatan kayuh kakiku tak mampu menandingi kecepatan laju motor matic si Farah. Akhirnya aku dan Husnul pun tertinggal jauh. Ah.. tapi tak apalah, setidaknya beban hidup sedikit terkurangi.
Sampai diparkiran sekolah. Farah masih menunggu ku dengan santai. Tiba tiba saja datang sepasang sepedah gabung yang ternyata dinaiki oleh Dhuha dan Laras.
"Oii.. terkejut lah aku..ku kira kalian sejoli yang lagi kasmaran..hahahah" Ucap Farah asal.
"Assalamualaikum warohmatullah Farah" Ucap Laras kemudian disusul Dhuha.
"Assalamualaikum" Dhuha ketus bersuara.
"Waalaikumussalam" Jawab Farah masih dengan menahan tawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sayap Kanan
غير روائيBagaimana bila engkau dihadapkan pada dua pilihan yang sama sekali tak mendatangkan kebahagiaan bagimu..? Bagaimana engkau memposisikan dirimu seorang wanita yang utuh hanya dari pandangan fisik...? Bagaimana engkau bertahan dalam keterpaksaan hingg...