Karena

29 3 0
                                    

Mengapa Allah buat kau menangis..? Karena Allah sedang rindu rengekmu untuk segala hal tentangaNya.

.
.Pov Laras

"

Bun..bune..?!"

Panggilku menggema mengisi lorong lorong rumah kuno yang bernuansa jawa serta furniture yang hampir keseluruhan dari kayu.

"Ada apa yo kamu itu nduk..?" Suara seorang wanita berparas ayu yang biasa ku panggil Bune. Beliau adalah ibuku.

"Anu Bune..Laras mau ngomong kalau aku udah baikan lagi sama Hanna juga Farah" Jelasku sambil melepas sepatu.

"Syukur Allhamdulilah. Yo ngono.. kekancan ojo nganti bubrah amergo lanangan ora nggenah"

"Nggeh Bune.. eh Bun..? Romo dimana..?"

Tanyaku lagi mencari sosok Romoku, pria tegas asli Solo yang biasa kupanggil dengan sebutan Romo atau Ayah kalau dalam bahasa indonesia.

Tiba tiba dari belakangku muncul suara Romo "Ada apa kamu kok nyari Romo cah ayu..?"

"Ndak opo kok Romo.. cuma mau tanya aja boleh..?" Balasku lagi.

"Oleh nduk.. tanya opo..?"

"Laras mau minta izin..anu.."

Tiba tiba saja saat permbicaraanku belum selesai. Ponsel yang dipedagang oleh Romo ku berbunyi. Secara otomatis Romo pergi sembari memberi isyarat untuk lain kali pembicaraan ini disambung.

Kali ini gagal lagi..! Gagal semua rencana yang kubuat. Seharusnya hari ini aku berani lebih cepat dan tegas menanyakan semua ini ke Romo. Ah kapan waktu aja ini akan kubicarakan.

"Mau kemana..? Makan dulu..?" Perintah Ibuku.

"Mau langsung kekamar Bun.. capek mau istirahat" Jawabku asal.

"Udah sholat Dhuhur..?" Tanya Ibuku memastikan.

"Udah bun.. " Kemudian aku pergi meninggalkan Ibuku lalu menuju kedalam kamar.

Saat ini entah mengapa hatiku terasa resah. Biasanya tak seperti ini. Oh iya..!! Aku lupa kalau aku sudah dua hari ini kedatangan tamu bulanan. Sementara tadi sewaktu Ibuku tanya soal Sholat Dhuhur..kenapa dengan enteng mulut ini melontarkan kalimat tanpa validasi yang benar. Ya Allah.. Laras khilaf.. ampuni Laras ya Allah.

Dengan lankah gontai aku mulai membuka laptopku. Saat ini aku ingin saja menulis. Entah apa yang akan kutulis intinya aku singin bercerita pada semua kata.

Perlahan langkah ini tertatih
Terjatuh hingga terlatih
Mencoba bertahan dengan luka perih .. 
Bertahan dengan kesenggangan harapan ..
Menampik akan kenyataan
Kenyataan bahwa kamu..
Bukanlah yang terbaik untukku
Mengubur harap dengan keterpaksaan ..
Menyiksa hati yang kian lara
Terbesit rindu akan semua
Hakekat..? tak mampu memperjuangkannya..
RidhoNya tak mersetui semua..

Sesaat setelah itu tiba tiba saja kata tak mau lagi bermain denganku. Imajinasi dan inspirasiku hilang. Kupaksakan..?! Ah malah semrawut nantinya. Ku shutdown laptopku lantas aku keluar dengan perutku yang berdemo meronta akan siksa lapar yang kian membara.

"Loh.. katanya mau tidur capek.. kenapa laper juga to akhirnya..?" Tanya ibu padaku.

"Bun.. Laras mau ngomong ke Bune dulu soal sesuatu" Kataku perlahan.

"Iyo buruan..!! Apa to nduk..kok kayake serius"

"Bun.. Laras mau pake jilbab mulai sekarang Bun.. piye Bun menurute Bune..?"

Sayap KananTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang