"Cahaya abadi yang menerangi kehidupan dan melindunginya, cahaya akan hidup berdasarkan tingkat keberanian, namun keberanian itu tidak akan ada tanpa adanya kepercayaan, dengan adanya kepercayaan itu maka kau akan menjadi sebuah cahaya yang kuat dan abadi"
_________________________________________Author POV
Alunan musik yang terdengar tenang dengan hembusan angin menyejukan, duduk termenung seorang gadis cantik dibawah pohon rindang menikmati indahnya suasana danau yang terkena teriknya sinar matahari, gadis bermata biru menyala dengan senyuman yang menenangkan itu selalu merasa berbeda dan lebih memilih untuk sendirian disetiap harinya. Hanya sebuah alunan musik yang selalu menjadi sahabatnya.
Gadis bernama Helena Patience ini adalah gadis malang yang ditinggal oleh orang tuanya, ia hidup bersama kakek dan neneknya yang sudah sudah merawat dan membesarkannya hingga saat ini. Tidak ada orang yang lebih ia sayangi selain kakek dan neneknya.
Kehidupannya yang hampa hanya bisa ia pasrahkan karena ia tahu takdir tidak bisa ia lawan. Ia menerima segala apapun yang menjadi jalannya hidup. Karena dia percaya, takdir akan selalu menuntunnya kepada kebahagiaan suatu saat nanti.
Gadis yang termenung sambil mendengarkan alunan musik ini tiba-tiba menghentikan kegiatannya saat setelah dirinya mendengar suara deringan ponselnya. Helena pun menyernyit saat melihat nomor yang tidak ia kenali tertera di layar ponselnya, namun dengan cepat Helena mengangkat telpon itu.
"Hallo, maaf ini dengan siapa?"
"..."
Tidak ada suara sedikitpun disana. Helena mengerutkan keningnya saat kembali menatap layar ponselnya yang masih menunjukkan bahwa telponnya masih tersambung. Namun kenapa tidak ada yang bicara?
"Ekhm, hallo? Ini dengan siapa yah?" Ulang Helena. Lebih ramah dari sebelumnya. Tapi sayangnya ia masih tidak mendapat jawaban hingga telponnya tiba-tiba langsung terputus.
Helena menghela nafasnya gusar. "Dasar aneh!" Gumam Helena sambil memutar bola matanya. Lalu kembali menatap langit yang ternyata sudah semakin gelap. Sakin betahnya ia disana Helena sampai lupa dengan waktu, sebenarnya ia sudah terbiasa pulang sore namun entah mengapa kali ini ia merasa khawatir dengan kakek dan neneknya. Mereka pasti mencari dirinya sekarang.
Tanpa menunggu lama lagi Helena langsung beranjak dari duduknya dan pergi menuju hutan.
Perjalanan dari danau ke rumahnya cukup jauh karena ia harus melewati setengah bagian hutan. Setelah beberapa menit ia berjalan menelusuri hutan ia pun sudah dapat melihat jalan disemberang hutan, itu artinya ia hampir sampai kerumahnya.
Tatapan Helena hanya terfokus pada ujung jalan menuju rumahnya, sampai-sampai ia tidak memperhatikan kendaraan yang melintas didekatnya dengan kecepatan tinggi dan menyerempetnya hingga ia pun tersungkur ke jalan.
"Aw!" Teriak Helena saat merasakan tubuhnya terpental kuat ke pinggir jalan. Sambil memegangi kakinya yang terluka ia meringis kesakitan. Helena terduduk dan menatap mobil yang baru saja menabraknya itu hingga dua orang pria paruh baya turun dari mobil tersebut.
"Apa yang kau lakukan? Kau ingin mati hah!!" Teriak salah satu pria itu sambil menatap Helena dingin.
"Maaf saya tidak melihat mobil anda tuan," Sahut Helena sambil menundukan kepalanya merasa ketakutan.
"Sudahlah..diakan tidak sengaja, lagipula dia sudah minta maaf. Sebaiknya kita cepat pergi jangan membuang waktu." Selah teman pria paruh baya itu sambil menenangkan temannya yang masih menatap kesal Helena.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny My Randolf
Fantasy[T A M A T] Seorang gadis polos yang selalu merasa kesepian dan merasa tidak ada seorangpun yang mengerti dirinya Namun kehidupannya berubah saat ia bertemu dengan seorang laki-laki yang misterius dan ternyata bukanlah manusia biasa, pertemuan itu m...