Chapter 1

258 8 2
                                    

Setiap ada cahaya pasti akan ada kegelapan di baliknya. Walaupun hanya ada satu titik cahaya, namun percayalah bahwa kegelapan akan musnah di dalam hidup ini.

Begitupun dengan kelompok yang saat ini tengah berkumpul di markasnya. Berbeda dari sebuah cahaya. Tapi sebuah kegelapan yang justru menjadi sumber dari kekuatan mereka.

BRAAAAKKKK!!!!!!

"Hei ada apa ini? Kau kenapa Set?" Teriak laki-laki paruh baya yang kaget karena mendengar suara hancurnya sebuah benda di rungan luas itu.

Laki-laki bersetelan jas hitam yang kini tidak memegangi kepalanya itu hanya diam setelah menghancurkan meja kebesarannya dengan tangan kosong.

"Set?" Panggil laki-laki paruh baya itu lagi. Ia menghampiri pria yang berjas hitam.

"Kau kenapa set?" Tanyanya seraya menepuk pundak pria itu.

"Aku frustasi Zon! Sudah bertahun-tahun kita disini tapi sampai sekarang belum ada hasilnya! Sebentar lagi bulan biru akan muncul dan kita belum bisa menemukannya!" Teriak pria itu dengan penuh penekanan.

"Tenanglah.. pasukan kita sedang berusaha untuk mencarinya. Lagipula semuanya di sini sedang berusaha." Ujar laki-laki bernama Zon itu berusaha membuatnya tenang.

"Tapi sampai kapan kita harus menunggu hah! Kita sudah hampir kehabisan waktu. Aku tidak mau jika dia lebih dulu direbut oleh kaum lain. Dan jika sampai itu terjadi, maka kaum kita akan hancur."

Sorot mata gelap pria itu sungguh menyeramkan. Menandakan ada sebuah amarah yang terpendam. Zon sangat mengerti mengapa pemimpin kaum itu sangat marah. Ambisinya yang sangat besar itu tidak mampu lagi terbantahkan. Itulah mengapa selama bertahun-tahun dia bersama kaumnya terus berusaha mencari orang itu.

"Baiklah.. besok kita semua akan beraksi untuk mencarinya lagi, kau tenangkan dirimu dulu." Kata Zon kemudian berbalik.

"Kerahkan seluruh pasukan untuk mencarinya, sebelum bulan biru muncul kita harus sudah mendapatkannya."

"Tentu saja, sebelum kaum lain mendapatkannya, kita yang harus lebih dulu mendapatkannya."

☘☘☘☘☘

Helena POV

Hari ini adalah hari dimana aku menjalani hariku seperti biasanya sama sekali tidak ada perubahan. Berangkat kuliah, pulang, tidur, sesekali bersantai dalam keheningan hanya itu dan itu lagi. Entah kapan hidupku akan dimulai dan apakah hidupku ini akan berubah?

Aku ingin seperti wanita lainnya merasa kebahagiaan, merasakan manisnya cinta, dan merasakan kehangatan keluarga, akankah aku merasakan itu semua suatu saat nanti?

Aku hanya mampu berharap di tengah ketidak mungkinan.

"Helen!" Suara itu, suara yang tak asing di telingaku. Dan benar saja, setelah aku menoleh orang itu adalah orang yang selalu menggangguku. Siapa lagi jika bukan Nancy si cewe narsis.

"Apa?"  Tanyaku yang langsung mendapat cengiran lebar darinya.

"Nggak sih, aku hanya heran saja."

"Heran kenapa?" Tanyaku selagi memandangnya.

"Hari ini kau terlihat murung, ada apa? Kalau kau ada masalah kau bisa cerita padaku."

Bisa ku akui Nancy adalah orang terpeka yang pernah kutemui. Bahkan kakek dan nenek saja tidak bisa melihat kesedihanku setiap saat. Namun Nancy? Dialah orang pertama yang mengatakan hal itu.

"Itu hanya perasaan mu saja, aku tidak apa-apa."

"Hei aku tau dari raut wajahmu, terlihat jelas kalau kau sedang ada masalah. Mengapa kau tidak pernah menceritakan dirimu padaku? Apakau takut kalau aku membocorkan seluruh rahasiamu?"

You're My Destiny My RandolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang