Posisi mengahadap dinding berwarna merah terduduk dengan tangan terikat Elena terus berontak melepaskan dirinya dari ikatan para Murkiness. Ditengah berontakannya seorang laki-laki muncul secara tiba-tiba didepannya dengan kabut yang menyertainya.
"Akhirnya kita bertemu lagi ratu. Bagaimana, apa kau merindukanku?"
Sahutnya dengan senyuman licik, menekuk lututnya agar sejajar dengan Elena yang terduduk."Kau sudah membunuh suamiku. Apa semuanya belum cukup!?"
"Hahaha.. tentu saja itu semua belum cukup. Sebelum kaum kalian mati!"
Elena mengerutkan keningnya begitu melihat laki-laki itu mengeluarkan cahaya merah ditangannya. "Kita bisa menyelesaikan semunya dengan secara damai bukan,?"
"Cara damai kau bilang! Nenek moyang kalian telah membantai seluruh kaum Marsiness!!"
Laki-laki itu mengulurkan tangan dengan cahaya merah menyelimutinya. Meraih kening Elena dan menekankan ibu jarinya tepat di tengah kening Elena. Dengan seketika cahaya merah itu seperti serabut akar menjalar dari wajah Elena hingga seluruh tubuhnya. Elena menggeliat kesakitan dan seketika matanya berubah menjadi hitam pekat tanpa warna putih didalamnya.
"Hahaha.. akhirnya sudah lama sekali aku menunggu saat ini! Menunggu disaat kau kehilangan kekuatanmu."
Suara tawa jahatnya yang menggema diruangan itu, dengan Elena terkulai lemah tidak sadarkan diri.
"Maaf tuan saya menganggu,"
"Ada apa!"
"Sudah waktunya tuan."
"Benarkah?"
"Iyah tuan, semuanya sudah siap. Dan sebagian sudah menuju lokasi."
"Bagus! Kalau begitu kita berangkat sekarang juga. Bawa dia!"
"Baik tuan,"
.....
Sementara itu para kaum Murkiness telah bersiap-siap ke lokasi yang mereka tuju. Dan di Mention keluarga Endrew mereka pun sedang mempersiapkan hal yang sama. Ketika itupula mereka menunggu Helena yang mesih tertidur pulas diatas ranjangnya.
"Bagaimana? Apa sudah muncul?"
"Belum, sebentar lagi. Helena pun masih tertidur jadi kita harus menunggunya."
"Kaum Murkiness pasti sudah ada disana. Kita harus membawa Helena segera."
Endrew mengangguk pelan memyetujui perintah kakaknya Alex. Mereka pun segera membawa Helena meuju tempat dimana bulan biru muncul.
Malam ini adalah malam yang begitu penting dimana Helena akan mendapatkan kekuatannya. Dan penobatannya menjadi ratu Lusyfair. Namun sebelum itu masih banyak sekali tantangannya apalagi bukan hanya kauk Murkiness saja yang akan mengahalangi disana masih banyak kaum lagi yang akan berusaha menggagalkannya.
Setengah perjalanan Helena berada di pangkuan Endrew, ia pun terbangun dengan penuh tanya. "Aku dimana?"
"Akhirnya kau bangun, kita akan ketempat yang penting."
Helena sedikit menyerap apa yang dikatakan Endrew dan berusaha mengontrol rasa pening di kepalanya. Ketika itu pula dia mengingat apa yang telah terjadi sebelumnya. Ia pun terkejut seketika mengingat ibunya yanv telah dibawa oleh kaum Murkiness. Kemudian tangannya mencengkram kuat leher kemeja Endrew.
"Endrew bagaimana dengan ibuku? Apa kalian sudah menemukannya?!" Sahut Helena dengan wajah serius dan cemas.
"Kami belum menemukannya. Dia pasti baik-baik saja," jawab Endrew tenang menatap Helena dan mencium keningnya lembut.
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny My Randolf
Fantasy[T A M A T] Seorang gadis polos yang selalu merasa kesepian dan merasa tidak ada seorangpun yang mengerti dirinya Namun kehidupannya berubah saat ia bertemu dengan seorang laki-laki yang misterius dan ternyata bukanlah manusia biasa, pertemuan itu m...