Author POV
Cahaya matahari yang menyorot masuk ke celah-celah jendela. Terlihat seorang gadis bermata biru yang tertidur pulas diranjangnya terkulai lemas setelah pergelutannya dengan rasa sakit yang ia rasakan semalam.
Klik! [suara pintu terbuka]
"Helen bangun nak." Suara pelan dari seorang nenek yang berusaha membangunkan cucunya dengan menggoyang-goyangkan pelan bahu Helena. Berharap cucu sayu-satunya itu akan bangun.
Sedikit demi sedikit Helena membuka mata birunya saat sorot terik sinar matahari masuk melewati pupil matanya dan semakin memperjelas pengkihatan matanya saat ia baru menyadari kedahadiran neneknya disana. Ia tersenyum manis.
"Selamat pagi nek, aw!" Helena berusaha untuk bangun dan merasa sakit disekujur tubuhnya.
"Hati-hati nak kau belum pulih, sebaiknya kau duduk saja dan minum dulu setelah itu kau makan." Kata nenek sambil memberikan nampan kecil yang berisi makanan dan minuman.
"Aku kenapa nek? Semalam tubuhku terasa sakit sekali, padahal sebelumnya aku tidak pernah seperti itu."
"Kau tidak apa-apa, mungkin kau hanya kelelahan saja. Dan semalam kau hanya demam biasa." Sangkal nenek menutupi segalanya.
"Tidak nek, ini pertama kalinya aku merasakan hal seperti itu. Rasanya itu berbeda, mata dan punggungku juga terasa sakit sekali. Ini bukan demam biasa nek, apa aku memiliki penyakit aneh?"
Helena terlihat kebingungan berikut ketakutan. Wajahnya yang pucat memandakan betapa lelahnya ia setelah mengalami kejadian aneh semalam. Namun ia juga tidak tahu apa yang terjadi pada tubuhnya saat itu.
"Sudahlah, lupakan saja. Sebaiknya kamu istirahat hari ini, kau tidak boleh pergi kuliah." Tegas nenek yang langsung membuat Helena terkejut.
"Apa nek? Tidak, aku harus ke kampus aku tidak mau tertinggal materi.. kumohon nek ijinkan aku untuk pergi aku baik-baik saja kok, please..." rengek Helena memasang muka melasnya.
Nenek tahu Helena adalah anak yang sangat rajin dalam belajar. Ia tidak pernah bolos saat kuliah. Seharusnya ia tahu, Helena akan menolaknya.
"Baiklah, tapi kau harus jaga dirimu baik-baik dan jangan memaksakan diri kau sedang sakit."
"Oke nek, Helen janji."
*****
Helena POV
Aku berlari secepat yang kubisa. Ini benar-benar sudah terlambat semoga saja dosen itu tidak membunuhku.
"Oh God, help me please!" Aku sudah bisa melihat pintu kelasku, dengan terus berlari aku langsung menerobos masuk ke dalam.
"Maaf saya terlambat!" Teriakku dengan nafas terengah. Aku menatap semua yang juga sama menatapku. Tapi untuk saat ini aku tidak peduli. Tapi hal harus aku pedulikan saat ini adalah Mr. Brayn dosen yang saat ini berada di dalam kelasku.
"Kau terlambat lima belas menit." Ucap Mr.Brayn menatapku datar.
"Saya minta maaf Mr. Brayn, tadi ada masalah di jalan. Jadi saya terlambat."
Bagaimana ini? Apa dia akan memaafkanku?
"Untuk kali ini saya maafkan kamu, tapi jika kejadian ini terulang kembali. Jangan harap kamu bisa masuk ke kelas saya lagi."
Astaga sungguh menyeramkan.
"Terima kasih Mr. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi."
"Baiklah, kau boleh duduk."
KAMU SEDANG MEMBACA
You're My Destiny My Randolf
Fantasia[T A M A T] Seorang gadis polos yang selalu merasa kesepian dan merasa tidak ada seorangpun yang mengerti dirinya Namun kehidupannya berubah saat ia bertemu dengan seorang laki-laki yang misterius dan ternyata bukanlah manusia biasa, pertemuan itu m...