13

126 6 2
                                    

Author POV

Tubuhnya lemas lunglai tiada tenaga, kini ia berada dalam pelukan seseorang yang begitu hangat. Ia mengadahkan kepalanya untuk melihat seseorang yang mendekapnya hangat dengan tangan mencengram kuat ia melihat dengan mata yang berbinar-binar. dan kemudian tersenyum hangat saat melihat jelas sesosok orang yang begitu ia sukai meskipun ia tahu cintanya tak berbalas namun apa salahnya untuk ia merasakan manisnya cinta meskipun cinta itu harus ia kubur sendiri didalam hatinya sendiri.

Seketika laki-laki itu menatapnya intens dalam pelukannya, tatapan mereka saling bertubrukan dengan kedua mata yang saling bersinar saling membalas senyuman. Rasa nyaman yang kini Helena rasakan. Matanya kini mulai terasa berat dan menutup dengan perlahan sambil merangkul erat tengkuk laki-laki yang ia cintai itu. Sebuah rangkulan hangat membalas pelukannya dan terasa kecupan bibir basah dikeningnya yang begitu dalam.

☘☘☘☘☘

Malam yang terasa tiada ujung Helena tertidur pulas di atas kasur berukuran kingsize. Kejadian yang membuatnya lelah dan hingga matanya tertutup rapat dan tubuhnya terselimuti.

Sebuah belaian halus di keningnya yang terasa begitu hangat membuatnya terusik dan membukan sedikit demi sedikit matanya. Ia menyerjapkan matanya berulangkali berusaha mengatur penglihatannya yang terlihat buram. Seketika terlihat seseorang yang berada disampingnya duduk dan tersenyum manis kepadanya.

Kini pandangannya sudah normal dan ia pun merasakan hangat ditangannya sebuah genggaman tangan yang terus melekat di selah-selah jarinya yang kemudian menciumnya lembut.

"Akhirnya kau bangun juga putri tidur."

Helena tersenyum manis. Ia berusaha untuk bangun dari posisi tidurnya, kedua tangannya menekan kasur dan mengangkat tubuhnya yang dibantu oleh Endrew di sampingnya.
"Aku dimana?"

Endrew tersenyum manis, mengelus rambut Helena dengan lembut "Di rumahku, kamu aman disini."

Helena membalas senyuman Endrew dan tertunduk malu. Terbesit dalam ingatannya akan kejadian yang teleh menimpanya yang membuat senyumannya hilang seketika dan kembali panik saat mengingat kakeknya.
"Endrew kakek dimana?"

Bukannya menjawab pertanyaan Helena, Endrew hanya terus melontarkan senyumannya dan memegang tangan Helena kemudian menarik Helena dengan lembut turun dari ranjang. Helena tidak mengatakan apapun ia mengikuti tuntunan Endrew hingga keluar dari kamar yang begitu luas dan masuk kedalam sebuah lift.

Telunjuk Endrew mengarah ke tombol lift dan menekannya. Beberapa menit kemudian pintu lift terbuka dan Helena tersontak kaget dan juga sedih saat melihat kakeknya yang terbaring lemah di sebuah kasur yang berukuran  sama dengannya kingsize. Helena berlari menuju ranjang dan tangisannya mulai pecah kembali.
"Kakek, kumohon bangun..hiks.hiks"

"Kakekmu tidak apa-apa nak,"
Suara lembut yang membuat Helena menghentikan tangisannya dan berbalik kearah suara.

"Anda siapa?"

"Kenalkan saya Merlyn Chandrick, ibunya Endrew." Sapanya ramah dan tersenyum hangat sambil menjulurkan tangannya.

Helena membalas senyumanya dan menjabat tangannya.
"Senang bisa bertemu dengan anda, ehm...tante-"

"Panggil saja bunda Merlyn okay," selah ibu Endrew sambil tersenyum dan kemudian merangkul pundak Helena."Kekekmu tidak apa-apa hanya luka ringan saja. Sebentar lagi pasti dia akan siuman."

You're My Destiny My RandolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang