3

238 9 1
                                    

Back》

*Aku berusaha menahan rasa pusing ini dan menuruni lantai ke 3 hingga tangga ke 2. penglihatanku semakin tidak karuan aku mencoba untuk berhenti sejenak di pinggir tangga hingga aku benar-benar tidak bisa menahan tubuhku dan aku...*

*"Oh My God, HELEEEENNNNN..!!!"*

☘☘☘☘☘

"Helen, nak?"

Sakit, rasanya termat sakit. Rasanya seluruh tubuhku mati rasa. Aku tidak tahu saat ini aku berada di mana. Yang pasti aku mendengar suara nenek memanggilku. Dan betul saja, saat kedua mataku mencoba untuk terbuka melawan cahaya masuk aku menangkap sosok nenek yang tengah duduk di sampingku.

"Hellen, kamu sudah bangun? Bagaimana perasaan kamu sekarang?"

"Kepalaku pusing nek," Aku mencoba untuk bangun seraya menahan rasa sakit di kepalaku yang sudah terperban. Aku bingung, sangat bingung. Sebenarnya apa yang terjadi padaku?

"Nek, ini dimana?" Tanyaku.

"Kau di rumah sakit, tadi temanmu menelpon katanya kamu pingsan dan di bawa ke rumah sakit. Apa kamu tidak ingat bagaimana kamu pingsan tadi?"

Aku pingsan? Benarkah? Kenapa rasanya aku tidak ingat yah?

"Kamu jatuh dari lantai dua Helen."

"Hah? Lantai dua?" Aku terkejut bukan main. Bernarkah? Tapi jika begitu harusnya aku sudah..

"Untung saja temanmu cepat menolong kamu. Kalau tidak nenek tidak tau lagi bagaimana nasib cucu kesayangan nenek ini."

Temanku menolongku? Mungkinkah Nancy? Karena setahuku, aku tidak memiliki lagi teman selain dia. Eh tapi tunggu... rasanya aku ingat sesuatu.

*Flashback On*

"HELEN!"

Aku mendengar suara teriakan Nancy. Namun aku tidak dapat melihatnya, tubuhku sudah benar-benar tumbang mati rasa dan tidak dapat melakukan apapun. Aku merasakan tubuhku seperti melayang mataku tertutup rapat. Rasanya harapanku hilang begitu saja apakah ini akhir hidupku?

BRUUUUKKKK!

Setengah dari kesadaranku masih ada, aku merasakan hangat dan nyaman seperti sebuah pelukan hangat yang tidak pernah kurasakan sebelumnya, aku mencoba untuk membuka mata. Terlihat remang-remang, ada seseorang yang tengah membopongku  di dekapannya. Siapa dia? Beberapa kali aku menyerjapkan mata hingga semakin lama semakin jelas.. jelas dan jelas lagi... hingga akhirnya aku melihatnya...

"Endrew.."

*Flashback Off*

Endrew?! Endrew yang telah menyelamatkanku? Benarkah? Oh Tuhan! Apa ini mimpi?

"Nak kau sudah siuman?"

Itu suara kakek begitu masuk ke dalam ruangan. Aku dapat menemukakan kilat kecemasan di wajahnya. Terbukti bagaimana ia memperlakukanku saat ini. Ia tidak hentinya meraba wajahku cemas.

"Kek, aku baik-baik saja." Ucapku. Aku mencoba tidak membuatnya semakin khawatir dengan keadaanku saat ini.

"Syukurlah nak, kakek sangat khawatir saat mendengar kabar itu." Ucap kakek dengan penuh kekhawatiran.

Aku mengerti bagaimana perasaan kakek dan nenek saat ini. Aku tidak ingin membuat mereka semakin khawatir.

"Hemm.. Kek, apa Nancy masih di sini?"

You're My Destiny My RandolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang