12

135 6 0
                                    

Helena POV

Tidak semua orang dapat mengartikan arti sebuah kehidupan, kehidupan yang rumit penuh dengan misteri akankah berujung dengan kebahagiaan ataupun penderitaan ujian yang terus melanda, semakin berat ujian maka akan semakin mudah seseorang meraih kehidupan yang sesungguhnya.

Hari ini hari libur, aku seperti biasanya mengahabiskan waktu sendiri menatap pemandangan alam ciptaan Tuhan yang sangat menakjubkan yah.. aku lebih suka sendiri karena membuatku sangat tenang dan disitulah aku bisa berfikir luas.

Suara panggilan dari arah belakang membangunkan lamunanku, suara panggilan yang tidak asing lagi..suara milik Hobert Patience kakekku namun dia terlihat sangat kelelahan berlari menghampiriku.

"Akhirnya kakek menemukanmu" suaranya terdengar terengah-engah.

"Aku dari tadi disini kek,"

"Kau sedang apa di hutan sendirian, ini tempat yang berbahaya bagaimana jika ada binatang buas atau ada orang yang menyakitimu?"

"Aku sudah terbiasa disini sendirian kek, memangnya ada apa kek?"

"Kamu seharusnya tahu, keberadaanmu itu sangat dirahasiakan, kamu harus berhati-hati."

"Iyah kek maaf."

"Ayo sekarang juga kita pulang!"

Aku dan kakek segera bergegas pulang, dari raut wajahnya kekek terlihat tegang dan ketakutan aku tidak tahu apa yang membuatnya takut. Langkah kaki kakek samakin lama semakin cepat bahkan aku sendiri tidak bisa mengimbanginya.

"Kek sebenarnya ada apa?"

"Tidak ada."

"Lalu kenapa kita terburu-buru seperti ini?"

"Hari sudah semakin gelap Helen,"

Kakek menarik tanganku dengan kuat dengan langkah cepat. Matahari mulai tenggelam dan kami masih berada di tengah hutan. Angin dingin mulai menerpa udaranya semakin diangin, tiba-tiba aku merasa ada angin yang menghembus kencang melewati aku dan kakek dan..

Seeeeetttttt......

BRAAAAKKKKKK..!!

BUUGGGGG!!

"KAKEK.....!!!"

"Aaaakhhh...Helen pergi dari sini! cepat lari!!"

"TIDAK!! aku tidak mau meninggalkan kakek sendirian disini!"

"Turuti perintahku!! cepat lari..!"

"Ta-tapi kek-"

"Lari..! Atau aku akan membunuhmu"

Mendengar ancaman kakek aku pun lari secepat mungkin, rasanya jantungku mau copot tubuhku lemas air mataku menderai deras pikiranku kacau aku tidak tau harus kemana, mengingat kejadian yang baru saja ku saksikan dan kekek terluka oleh dua orang laki-laki yang entah dari mana asalnya langsung memukul kakek hingga ia terjatuh dan terluka.

Aku sudah berlari sangat jauh dari tempat kakek berada tanpa arah dan tujuan aku terus berlari secepat mungkin ke dalam hutan hingga akhirnya kakiku sudah terasa lemas dan tidak sanggup lagi untuk berlari.

Rasanya tenagaku benar-benar sudah habis hingga aku terjatuh didekat sebuah pohon yang sangat besar, air mataku yang terus mengalir pikiranku hanya tertuju pada kakek, apakah dia baik-baik saja? Apa mereka menyakitinya? Aku benar-benar ketakutan! sebenarnya siapa mereka? Apa yang mereka inginkan?

Aku mengingat-ngingat wajah ke dua laki-laki itu mereka terlihat menyeramkan memakai baju serba hitam wajahnya terlihat sangat dingin dan pucat pasi matanya merah menyala apa mereka itu manusia?

Tangisanku terhenti saat aku mendengar ada suara langkah kaki yang mendekat dengan cepat aku berdiri dan berlari kemudian bersembunyi di belakang pohon besar itu, berharap mereka tidak melihatku dan menemukanku.

Suara langkah kaki semakin terdengar jelas mendekat, tubuhku kaku aku mengepal kedua tanganku yang semakin terasa dingin ditambah keringat dingin yang bercucuran, bahkan bernafas pun terasa sesak.

"Dimana wanita itu!?"

"Tadi aku melihatnya berlari ke arah sini!"

"Aku akan mencarinya ke arah sana!"

"Baiklah!"

Author POV

Helena hanya terdiam mendengar percakapan mereka yang berusaha untuk melacaknya, setelah beberapa menit tidak ada suara sedikitpun keberadaan mereka.

Apa mereka sudah pergi? batin Helena

Untuk memastikan Helena mencoba untuk mengintip ke belakang pohon dan ia tidak melihat siapapun disana, kini Helena bisa bernafas lega. Helena kembali membalikkan tubuhnya dan saat ia berbalik, ia benar-benar tersontak kaget tubuhnya seketika membeku jantungnya berdetak dengan cepat saat melihat kedua laki-laki berbaju hitam dengan mata merahnya mereka tersenyum licik melihat Helena yang ketakutan.

"Kau mau kemana nona?" kata salah satu dari kedua laki-laki itu sambil tersenyum licik.

"Kalian mau apa!" teriak Helena mengadahkan wajahnya dan memberanikan diri.

"Kami tidak akan menyakitimu, asalkan kamu ikut bersama kami!"

"Tidak! Aku tidak mau!"

Raut wajah kedua laki-laki itu seketika berubah menatap Helena tajam, dan kemudian menarik tangan Helena paksa.

"Lepaskan tanganku!"
Helena terus meronta untuk melepaskan tangannya dari genggaman kedua laki-laki itu. Namun apa daya tenangga Helena tidak cukup kuat untuk melawan kedua laki-laki yang bertubuh kekar itu.

"Ku mohon lepaskan aku!" kata Helena meringis dan terus meronta.

Tanpa berbicara mereka mengangkat tubuh Helena karena ia terus melawan dan meronta. Saat tubuh Helena diangkatnya tiba-tiba ada sebuah kilauan cahaya dari arah barat dan melesat seketika.

Setttttttt!

BRAAAKKKKK!
BUGGGGGGG!

"Kurang ajar! Jangan sentuh dia!!"

Satu pukulan yang melesat tak kasat mata kepada orang yang menggendong Helena hingga tubuhnya terpental jauh, dan Helena pun terlempar melayang namun dengan seketika tubuh Helena di tangkap oleh seseorang yang bertubuh kekar kemudian merangkulnya erat dalam pelukannya.

"Kalian jangan ikut campur! Kembalikan dia!"

"Tidak akan kubiarkan kalian menyentuhnya sedikitpun!"

Amarah yang memenuhi tempat itu menimbulkan perkelahian yang luar biasa mereka mengeluarkan setiap kemampuan yang mereka miliki. Sedangkan laki-laki yang menolong Helena menjauhkannya dari tempat perkelahian, tubuh Helena benar-benar lemas ia hanya bisa duduk dengan nafas terengah-engah.
"Kau harus tetap disini menegerti,"

Suara lembut yang berbisik di telinga Helena membuatnya merinding dengan sentuhan tangan mengelus rambutnya hati-hati. Helena mengadahkan kepalanya untuk melihat seseorang yang telah menolongnya.

Kepalanya terasa pusing penglihatannya begitu gelap namun Helena dapat melihat sebuah cahaya terang di hadapannya. Beberapa kali Helena menyerjapkan matanya hingga ia melihat sesosok laki-laki di hadapannya, saat itu juga Helena tersontak membangunkannya dari rasa lelah jantungnya berdetak kencang dan membelalakan matanya saat melihat orang yang telah berada dihari-harinya meski hanya sementara.

"Endrew," bisik Helena dengan suara yang begitu pelan karena kelelahan.

"Kau tenang saja, semuanya akan baik-baik saja okay," sahut Endrew mengusap kening Helena yang kemudian tersenyum hangat padanya.

Helena membalas senyuman Endrew, dan matanya teralih melihat pemandangan sebuah pertarungan luar biasa dari kejauhan membuatnya ketakutan.

"Mereka itu siapa?" tanya Helena dengan nada yang cukup rendah. Dan
Endrew tersenyum hangat menatap Helena kemudian mengangkat tubuh Helena dan membawanya pergi dengan meloncat ke udara dan kemudian melesat menghilang meninggalkan bercak cahaya berwarna hijau.

《《Next to chapter》》

You're My Destiny My RandolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang