6

202 8 0
                                        

Hai semua! Ada sedikit ralat yah ternyata dimasa PKL ini aku punya sedikit waktu luang jadi aku bisa menyicil untuk melanjutkan ceritanya!
Baca terus kelanjutannya yah!😁😀😅

|

|
|

Author POV

Pagi hari yang cukup tenang untuk bersantai di hari libur ini. Helena duduk dan menikmati secangkir teh hangat dengan sedikit tambahan gula. Sambil memejamkan mata dan menghirup udara segar di pagi hari, Helena melipat kakinya dan bersandar ke kursi yang ia duduki. Suara burung yang berkicauan membuat suasana lebih tenang, dan tercium harum semerbak bunga yang tertiup angin pagi.

Begitu pun dengan apa yang sekarang Helena rasakan, hatinya tengah berbunga-bunga, entah mungkin karena hari ini yang begitu tenang atau karena kejadian kemarin yang membuatnya merasa bahagia.

Mengingat tempat itu lagi teringat dengan sosok laki-laki aneh yang bisa membuatnya antara bahagia dan ketegangan. Bahkan sampai saat ini ia sama sekali tidak menyangka kalau Endrew bisa sebaik itu padanya dan dia tidak tahu kenapa dia mau melakukan itu. "Kenapa akhir-akhir ini aku terus memikirkan dia?"

"Helen!" Suara panggilan yang membuat Helena tersentak dari lamunan dan membuka matanya.

"Hah, eh-iyah nek kenapa?" kata Helena dengan terbata-bata saat melihat neneknya kini berdiri di depannya sambil menyelidik apa yang cucunya itu lakukan.

"Kamu kenapa dari tadi senyum-senyum sendiri? Seperti orang yang sedang jatuh cinta saja." sahut nenek dengan tersenyum jahil dan menebak-nebak arti dari senyuman Helena.

Jatuh cinta? Memangnya aku sedang jatuh cinta?  Batin Helena.

"E-enggak nek, aku lagi seneng aja hari ini cuacanya cerah." Jawab Helena sambil memalingkah wajahnya dan mengedarkan pandangnya melihat lingkungan sekitar.

"Bukannya setiap hari cuacanya cerah?" Ucap enek sambil tersenyum dan menatap Helena yang terlihat menggaruk-garuk tengkuknya yang tidak gatal.

"E-em.. iyasih."

"Sudahlah, nenek mau bicara sesuatu sama kamu, sepertinya ini waktu yang tepat."

"Bicara apa nek? Sepertinya serius sekali." Jawab Helena penasaran seraya membenarkan posisi kursi yang di dudukinya untuk menghadap ke arah nenek.

"Ini menyangkut kamu dan siapa kamu sebenarnya. Orang tua kamu memiliki alasan tertentu kenapa mereka meninggalkan kamu-"

"Cukup nek! Aku tidak mau membahas tentang mereka lagi." Selah Helena yang membuat ekspresinya berubah seketika.

"Jangan seperti itu Helen, bagaimanapun mereka adalah orang tua kamu!" ucap nenek berusaha untuk menenangkan Helena sambil mengusap puncak kepalanya.

Helena menggeleng sambil menurunkan tangan nenek yang mengusap kepalanya.

"Tidak nek, orang tua macam apa yang meninggalkan anaknya sendiri di saat pertama sekali aku membuka mataku di dunia ini!? Dan di saat aku membutuhkan kasih sayang dari orang tua tapi mereka justru tidak ada disisiku! Mereka tidak pernah peduli padaku, bahkan mengetahui aku hidup atau tidak pun mereka tidak peduli nek! Dulu memang aku masih berharap kalau mereka akan kembali, namun kenyataannya tidak nek! Aku hanya hidup dalam angan-angan yang selama ini ingin aku capai yaitu kasih sayang dari ibu dan ayahku! Apa yang salah dengan ku? apa aku tidak pantas untuk mendapatkan semua itu nek!? Mereka tidak pernah menginginkanku!" papar Helena yang berusaha untuk menahan amarahnya dengan mata yang mulai memanas di penuhi genangan air mata.

You're My Destiny My RandolfTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang