Rasya mencari Sonic, si tampan dari kampung durian runtuh, tak kelihatan keberadaan Sonic disana, pasalnya ia menaruhnya disini.
'Sonic nggak mungkin hilangkan?' pikirnya ngelantur.
Rasya melihat pria muda itu, tanpa sadar ia mengembangkan senyum dibibirnya. Ia ingin melangkah ke pria itu, ia mengerti risiko yang akan terjadi. Akhirnya ia meniat kan hati dan ketaqwaannya.
Rasya sampai didekat pria itu, siapa lagi kalau bukan Vano.
"Hai," sapanya.
"Hm," deham beratnya, Rasya semakin tergila-gila dengan aura pria didekatnya ini. Menaruh satu tangannya pada kantung celana, dan menjawab irit! Ingat irit! Irit saja masih bisa membuatnya tergila-gila! Baginya itu adalah suatu kejaiban dunia ke tujuh.
"Soniccc," histeris Rasya melihat sang motor tercinta yang berada di samping kanan motor Vano. Dan Sonic adalah nama motor milik Rasya.
Rasya menghampiri motor tercintanya itu.
"Lo kok pindah posisi sih?" monolognya.
"Kapan lo pindah?"
"Nggak kasian apa lo sama gue, lelah dede nyariin kamu," alay Rasya.
"Eum, Gue duluan ya Van," pamitnya.
"Ya," jawab Vano seadanya, dan membuat pipi seorang Rasya Savona memuncratkan bercak merah.
Rasya mengambil motornya dan pergi dari hadapan Vano, kali ini ia harus menjemput sang adik, ia sudah berjanji tadi pagi.
---
"Lama banget sih lo,"
"Maaf,"
Alena memutar bola matanya malas.
"Len," suara berat itu masuk sampai ke telinga dua gadis itu. Si empunya nama pun menoleh sembilan puluh derajat, dan mendapati seorang pria berperawakan tinggi.
"Kak Rio," sapa Alena balik, Rasya melihat pria yang menyapa sang adik.
"Sya,"
"Eh, ee-ee. Iya," jawabnya yang agak terbata-bata.
"Gimana kabar lo? Udah lama lo nggak jemput Alena kesini, kemana aja?" tanya nya dengan suara berat, dan mengembangkan senyum hangat ke arah Rasya.
Rasya menggaruk tengkuknya yang tak gatal, sambil memberi cengiran khasnya.
Rasya memutar bola matanya seraya berpikir keras "alhamdulillah baik, lo sendiri?" tanya Rasya balik. "Eeee itu, e-ee lagi nggak ada kesibukan," lanjutnya.
"Gue alhamdulillah baik," jawabnya diselingi anggukan.
"Kapan gue balik?" tanya Alena mengganggu Rasya dan Rio yang sedang dalam suasana awkard.
"Eh iya," ucap Rasya seraya menggaruk tengkuknya yang tak gatal lagi. "Gue sama Lena, duluan ya," pamitnya.
"Ya, hati-hati,"
Alena menaiki motor sang kakak, mereka berdua melenggang pergi dari gerbang sekolah dan meninggalkan Rio yang tengah melihat kepergian Rasya.
Rio adalah pria tampan, ia juga dikenal sebagai seorang most wanted SMA Galaksi. Ia menyukai Rasya dari kelas delapan SMP, mungkin bisa dibilang ia sangat setia hingga saat ini ia tak pernah berpacaran, dan masih menjaga tali silaturahmi bersama Rasya.
Hampir lima tahun ia menunggu seorang Rasya, tapi Rasya tak bisa menganggapnya lebih, dan mungkin saja ini adalah karma untuk Rasya yang tak pernah mendapatkan hati seorang Levano.
🏠🏡🏠
Hampir dua puluh tiga menit tiga detik mereka menghabiskan waktu di jalan, tak terasa senja sudah datang mengisi sore yang cerah ini. Senja hanya sebentar, tapi membekas untuk semua orang yang melaluinya.
Akhirnya mereka sampai dirumah. Rumah yang megah dan elegant terpampang dari setiap sudutnya. Dari setiap sudutnya terlihat ke megahannya, sayang. Ya, sayang megah tapi sepi. Tak nyaman!
Rasa kasih sayang dalam rumah ini tak pernah terlihat, mungkin karena kesibukan para penghuninya.
Brukkk...
Rasya merebahkan badannya pada kasur king size miliknya. Sore yang melelahkan baginya, badannya seperti remuk entah kenapa.
"Gue yakin, mama pasti mikirin gue kok dari jauh! Gue nya aja yang suka nothing. Mama pasti mikirin keluarganya, mungkin dia juga pingin pulang, tapi schedulenya banyak," monolognya bijak.
Rasya menghembuskan nafas lelahnya, ia harus dewasa menanggapi ini semua. Kalau ia sudah goyah, Alena pun ikut menjadi-jadi.
***
"Jaga pondasi mu agar tidak runtuh olehnya!"
Mikirin Vanno yang gantengnya berlimpah!🤣
Hayyy... Maafkan aku yang baru kembali update... Gimana sama part ini... Aku tunggu saran-saran dan vote kalian ya...
Makasih ya😊😊😊
#040118
#Kamisgokil:'v
KAMU SEDANG MEMBACA
Prasasti Hidup
Teen FictionKalian tahu Prasasti, kan? Sebuah batu yang ditulis dengan huruf-huruf kuno, peninggalan kerajaan-kerajaan zaman dahulu. Cerita ini nggak menceritakan tentang kerajaan zaman dahulu, tetapi menceritakan tentang seorang gadis yang menyukai pria yang d...