31. Isi☄️☃️

55 6 0
                                    

"Gila rame banget, ada apaan di dalem?" Tanya Astrid setelah mengantarkan Alexa ke toilet.

Semua siswa tidak menyauti pertanyaan Astrid, karena mereka sibuk melihat interaksi kedua insan yang berada didalam kelas. Astrid mencondongkan badannya agar bisa melihat apa yang teman-temannya lihat dari jendela. Matanya hampir saja ingin melompat melihat Vanno yang berada di dalam kelas bersama Rasya. Mereka kasihan melihat Vanno yang hanya didiamkan oleh Rasya. Dan, ketika Vanno bangkit ingin meninggalkan Rasya semua anak sudah mengumpat, dipikirannya bagaimana seorang Vanno bisa selemah itu dihadapan seorang wanita! Hingga Rasya bangun dari duduknya dan menghampiri Vanno, membuat mereka histeris, apalagi ketika Rasya memberikan amplop. Bagi mereka ini tontonan gratis di pagi hari. Ada yang niat membelikan teman-temannya minuman gelasan dan juga pilus, menyambut kepekaan Vanno untuk Rasya. Bagi mereka Rasya tidak sia-sia mengejar Vanno karena pada akhirnya Rasya bisa mendapatkan Vanno.

Edgar—lah yang memberikan snack dan minuman secara gratis ke teman-temannya. Sang ketua kelas yang humble dan royal. Walaupun dulu ia sempat terpesona oleh Rasya dan hampir menyukai gadis itu, tapi dia tidak membenci Vanno karena Rasya menyukainya. Karena—bagi—Edgar perasaan bisa muncul tanpa diduga dan diminta, bisa jatuh ke siapapun itu orangnya.

"Yang banyak dong teraktirnya, sob," ujar Zafran.

"Baru di datengin, entar kalau udah jadian, kita bikin tumpeng, yakan pak km?" sahut Rendy dan hanya diangguki Edgar sebagai persetujuan.

Trenggg.... Trenggg...

Bel berbunyi, membuat mereka harus membuka pintu kelas, dan pas sekali ketika Vanno juga ingin balik ke kelasnya.

"Semangat brooo," ujar Zafran lalu pergi ke kursinya. Vanno membalas dengan anggukan singkat.

***

"Ini apaan? Dari tadi gue penasaran," seraya meraba dan menerawangnya dengan sinar lampu.

Pelan-pelan ia membukannya takut merusak sesuatu didalam amplop tersebut. Ya, ia hanya mendapatkan secarik kertas didalamnya, kertas buku bukan kertas persegi panjang untuk membeli barang. Ia membukanya dan mendapati tulisan seseorang yang sudah tak asing lagi. Tulisan rapi itu, langsung mengingatkannya dengan gadis tersebut. Dirinya menyiapkan diri sebelum membaca surat itu.

---

Ini surat PENGUNDURAN DIRI bukan surat CINTA!

Kalau lo nyari uang didalem amplopnya, maaf disini nggak ada.

Jadi gue mo ngundurin diri, capek gue ngejar lo terus ngos-ngosan. Udah sebenernya si gue cuman bilang ini aja. Eh, tapi kalau lo berminat ni ya. Lo boleh ko ngejar gue, tapi emang beneran ya lo suka sama guenya? Gila banyak banget ngomong 'tapi' nya...

Van, gue capek jadi cewek yang ngejar cowok terus. Coba gitu lo yang ngejar gue. Siapa tau lama-lama lo berpengalaman. Tapi, ngejar gue bukan cewek lain!

Nih, langsung aja ke intinya.
Gue pen jadi cuek, kita tukeran posisi. Hahaha nggak ko nggak jadi. Udah ah males.

See youuuuuuu

Raline Shah💜

---

Vanno tertawa setelah membaca surat  itu. Gadis itu mampu membuat mood Vanno membaik. Vanno mengambil foto surat tersebut dan mengirimnya pesan.

Rasya🌻

19:28       [Pict]

Prasasti HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang