12. Kutub Es❄❄❄

139 24 21
                                    

Hiii

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hiii

***

Pelajaran masih berlangsung di kelas XII IPA 1. Sejak satu jam yang lalu, Bu Neni guru mata pelajaran Ekonomi lah yang mengisi jam pelajaran pertama hingga kedua.

"Lama ya, As,"

Rasya menoleh ke sampingnya karena tak mendapat respon, ia melihat Eas yang masih setia memperhatikan Bu Neni. "As, lo nggak bosan apa?"

"Nggak,"

Rasya mengerucutkan bibirnya, Eas mulai seperti hari-hari sebelumnya, dingin dan membosankan.

Akhirnya bel yang ditunggu-tunggu oleh Rasya pun berbunyi.

Teryata, tak hanya Rasya saja yang menunggunya, beberapa siswa di bangku belakang merasakan hal serupa.

Bu Neni mengucapkan kata-kata terakhir sebelum keluar dari kelas. "Sampai sini dulu pelajaran kita hari ini. Wasalamualaikum,"

"Wa'alaikumsalam," jawab serempak.

Pelajaran ketiga hingga keempat tidak ada guru, dikarenakan para guru sedang melaksanakan rapat.

***

Di kelas XII IPA 3 tidak seperti kelas lainnya yang ramai. Di kelas ini para siswa duduk dibangkunya masing-masing karena diberi tugas.

"Bu Mira nggak adil! Kelas lain pada keluar kelas tuh!" keluh Frans ketika mengintip keluar kelas lewat jendela.

"Udah isi aja, Bu Mira kepengen otak lo lebih maju lagi," timpal Argham.

"Nah, betul tuh," ikut Raka. Sementara Vanno sangat fokus mencari jawaban Kimia.

Argham menoleh ke sampingnya, ia memperhatikan teman sebangkunya yang sangat fokus mengerjakan tiap nomornya. "Ya elah, fokus amat mas," ledek Argham.

Raka langsung menoleh ke belakang melihat Vanno yang tak menghiraukan perkataan Argham. "Fokus banget sama kimia, sama si doi enggak." tambah Raka.

"Kimia aja di cari jawabannya, terus kenapa si doi enggak?"

"Ha?" kali ini Vanno mengeluarkan suaranya.

"Iya, Kimia aja lo cari jawabannya sampai se-fokus itu, masa si Doi enggak."

"Doi?"

"Iya doi,"

"Gue nggak punya!"

"Alah, Rasya itu apa?"

"Dia! Bukan gue!" tekan Vanno pada tiap katanya. Ia kembali lagi pada buku catatannya.

"Biarin aja, Ka. Bisa aja setelah Rasya di embat tuh anak baru, Vanno baru sadar." tambah Argham.

Vanno langsung bangun dari kursinya dan meninggalkan ketiga sahabatnya.

Prasasti HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang