32. Kelabu🦀

41 3 0
                                    

"Hufttt,"

"Abis lari maraton lo? Sampai bercucuran gitu keringatnya," tanya Alexa.

Yang ditanya hanya memberi senyuman khasnya.

"Kenapa sih lo?!"

Masih belum membuka suara, "tau ah kesel," Alexa mendudukkan bokongnya di kursi kesayangannya, malas bertanya pada Rasya yang tak mau memberinya jawaban.

Eas datang dengan membawa sebotol air mineral di tangannya, ia duduk disamping Rasya tanpa berniat menyapa gadis itu. Rasya yang sadar akan keberadaan Eas disampingnya langsung menoleh dan bertanya mengapa kemarin tidak masuk sekolah, yang ditanya hanya menjawab seadanya dan menidurkan kepalanya di lipatan tangan. Dan, tanpa Rasya sadari Eas mulai memberi jarak.

Rasya hanya melongo melihat perubahan sifat Eas pagi ini, yang ia pikirkan mungkin mood Eas pagi ini tidak terlalu baik. Jadi, dirinya memaklumi.

***

Bel istirahat berbunyi membuat para siswa kesenangan karena pelajaran telah usai.

Sejak jam pertama hingga istirahat Eas tak banyak bicara, ia memilih membungkam akan perasaannya. Eas bangkit dan ingin pergi ke kantin tanpa ditemani oleh Rasya, Rasya bingung dan langsung mengambil salah satu tangan Eas.

"Gue salah sama lo? Ko, dari tadi lo diemin gue doang?" Terlihat raut wajah Rasya yang sedikit panik karena Eas tak mengajaknya bicara.

"Lagi malas," jawabnya seadanya, dan mencoba melepaskan pegangan tangan Rasya pada tangan kirinya. Eas memilih keluar kelas sendirian dan membuat Rasya diam seribu bahasa di tempatnya.

"Dia kenapa?" Tanya Astrid penasaran Rasya yang merasa ditanya hanya menggelengkan kepala tanda tak mengerti.

"Hari ini semua orang aneh!" Celetus Alexa tiba-tiba.

"Kenapa?" Tanya Astrid.

"Liat aja sikap orang-orang," jawab Alexa, lalu ia pergi keluar kelas tanpa ditemani oleh kedua sahabatnya.

***

Di kantin Eas duduk bersama anak laki-laki lainnya, lebih tepatnya anak laki-laki sekelasnya.

"Yas, lo tau nggak? Kemarin si Edgar bagi-bagi makanan gratis!" Seru Zafran.

Eas menoleh dan melihat si lawan bicaranya, ia ingin mendengar cerita Zafran. "Ko bisa ada acara apa?" Sebetulnya Eas mengetahui apa yang terjadi ketika dirinya tidak masuk, ia melihat di live streaming teman sekelasnya yang bernama Devi, bahwa Vanno datang ke kelasnya dan menghampiri Rasya.

"Si Rasya di datengin si Vanno, sumpah akhirnya si Rasya dilirik juga sama Vanno. Nggak sia-sia dia ngejar selama ini." Cerita Zafran. Tiba-tiba seperti ada yang menyesak di dadanya.

"Si Vanno juga kelakuannya bener-bener beda banget sama si Rasya," tambah Zafran.

Edgar yang mengerti perubahan raut wajah Eas langsung menyikut sebelah tangan Zafran, ia mengode-kan agar Zafran berhenti berbicara tentang Rasya dan Vanno.

"Kenapa si, Gar?" Kesal Zafran.

"Nggak papa," jawab Edgar. "Oiya, besok ada kuis Fisika, kemarin gurunya bilang," Edgar mencoba mengalihkan pembicaraan

Eas mengangguk-angguk "Ok makasih infonya," balasnya tanpa tak lupa mengucapkan terima kasih.

"Sumpah! Tadi pagi gue juga liat si Rasya berangkat bareng sama si Vanno, mangkanya dia senyum-senyum sendiri kan tadi dikelas. Tadi pagi gue mau godain, tapi nanti dia mencak-mencak sama gue, jadi gue tahan aja," Zafran masih menceritakan tentang Vanno dan Rasya.

Prasasti HidupTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang