Eas pergi meninggalkan kantin, ia terburu-buru mencari toilet terdekat. Perutnya tidak bisa di ajak kompromi, melakukan aksi perang terus-menerus, meminta agar yang tak terpakai terbuang pada tempatnya.
Pintu toilet tertutup, ia mendengus frustasi menunggu orang-orang itu keluar. Ia terus mengetuk pintu satu dan pintu lainnya agar yang di dalam cepat keluar, dan berganti dengan dirinya. Tiga menit dirinya menunggu akhirnya salah satu pintu terbuka, ia langsung menyuruh orang itu agar langsung keluar, dan meminta maaf sebelum masuk ke toilet tersebut karena dirinya sudah mengetuk-ngetuk pintu itu terus.
"Yas, ngapa lo?" Tanya Hansamu teman sekelasnya.
Eas langsung mengunci pintu "nggak papa," jawabnya cepat, Hansamu mengangguk mengerti dan meninggalkan toilet itu.
***
"Lah, ko si Eas nggak ada?" Tanya Alexa ketika mendapati bangku Eas kosong.
"Dia kan duluan," tambah Astrid.
"Gar, lo liat Eas nggak?" Tanya Rasya pada Sagara yang sibuk mencontek jawaban. Sagara menoleh lalu ia menjawab "dari tadi gue di kelas, gue cuma liat dia keluar sama Astrid Alexa aja,"
"Ha? Serius lo!?" Tanya Rasya panik.
"Hooh, tanya aja tu ke si Ginting kalo lo nggak percaya," Sagara dan Ginting duduk di meja sebelah kanan Rasya, jadi kemungkinan mereka menyadari kedatangan Eas.
"Gue juga nggak ngerasa dia dateng si," timpal Ginting, seraya menyerut pensilnya.
Rasya membalik badan melihat kedua sahabatnya. Rasya jadi panik ketika ingat terakhir Eas seperti orang PMS.
"Gue mau ke---" ucap Rasya terhenti ketika Hansamu mengatakan nama itu.
"Sya, si Eas sakit perut apa gimana? Gue lagi di toilet di ketukin mulu suruh keluar," ucap Hansamu ketika memasuki kelas.
"Serius lo? Di toilet mana dia?"
"Ya toilet cowo laaaa," timpal Zafran yang fokus melihat layar ponselnya yang berisi game. Rasya melirik ke arah Zafran sambil mendengus kesal.
"Itu, di toilet yang deket kantin," tunjuk Hansamu, "eh, tunggu! Lo jangan masuk," Rasya mengangguk lalu berlari ke toilet tersebut. Alexa dan Astrid ingin mengejar Rasya, tapi guru mata pelajaran ekonominya datang, alhasil keduanya mengurungkan niat mengejar Rasya.
***
Rasya sudah di depan pintu berwarna biru, disana terpasang tulisan 'toilet pria', beberapa siswa keluar dari toilet tersebut dan menatap aneh ketika mendapati Rasya disana. Rasya mondar-mandir menunggu orang yang ia cari keluar dari dalam sana.
"Sya," sadar bahwa dirinya di panggil, ia langsung menoleh dan mendapati Fajar teman sekelas Vanno.
"Eh, lo,"
"Ngapain? Wah,,, wah,,, mau masuk ya looo," ucap Fajar.
"Enak aja lo!" Sungut Rasya, "o iya, lo liat Eas nggak?"
"Yang anak baru itu?" Sambil memikir orang yang dimaksud Rasya barusan.
"Udah lama,"
"Yang sama lo itu kan!? Dia mah anak baru, kumaha si sia teh," kesal Fajar, Rasya hanya mengangguk malas menjawab ucapan Fajar barusan.
"Tadi masuk terus keluar," jawab Fajar ngaco.
"Ha, maksudnya gimana?"
"Hehehe salah, maksudnya tadi dia keluar terus masuk lagi. Mana mukanya merah banget, ngapa sih tu anak!?" Niat hati ingin menjaili Rasya, tetapi ia urungkan ketika melihat wajah serius Rasya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Prasasti Hidup
Novela JuvenilKalian tahu Prasasti, kan? Sebuah batu yang ditulis dengan huruf-huruf kuno, peninggalan kerajaan-kerajaan zaman dahulu. Cerita ini nggak menceritakan tentang kerajaan zaman dahulu, tetapi menceritakan tentang seorang gadis yang menyukai pria yang d...