Hallo? Gue Athan. Sebenarnya gue males buat perkenalan kayak gini. Apalagi tentang kehidupan gue terlebih lagi kisah asmara gue. Tapi ya udahlah ya daripada gue kena semrot my Penis lebih baik gue turutin aja kemauan dia.
Gue mah pacar yang baik dan juga penyanyang. Jadi gue gak tega kalau gak nurutin apa kemuan dari pacar gue itu.
Oke yang pertama kita mulai dari diri gue pribadi. Sesuai judulnya nama panjang gue adalah Athan Arjuna Wiratmaja. Seperti yang di bilang pacar gue kemarin, gue sering di panggil Athan, Juna, Arjun dan terakhir Wirat. Kalau Wirat itu panggilan khusus dari Penis untuk gue. Sebenarnya gue dongkol banget sumpah di panggil kayak gitu. Secara gue ini kan paling genteng satu angkatan di sekolahan gue, masa panggilannya Wirat. Gak cocok banget kan ya sama wajah gue yang luar biasa molek ini? Tapi karena pacar gue itu nyebelin dan juga banyak omong, akhirnya gue turutin aja kemauan dia.
Gue bukannya pengalah atau mengalah, gue cuma males ribut sama dia. Iya kalau ributnya itu langsung di depan mata gue, gue mah fine- fine aja. Masalahnya tuh ributnya lewat chat atau engak telfon. Itupun kalau Penis gue mau ngangkat dan juga bales chat gue. Derita anak LDR mah gitu, kalau berantem repot.
Eits tapi gue punya jurus tersendiri agar pacar gue yang bawel tuh langsung hilang bawelnya. Biasanya gue langsung suruh tukang ice cream langanan gue yang ada di dekat rumah pacar gue untuk mengirimkan ice cream paket komplit ke rumahnya Penis. Dan jurus itu sampai sekarang ampuh. Kadang kalau gak mempan gue tambahin bunga bangkai sebagai pelengkapnya.
Eh salah maksudnya bunga mawar sebagai tambahannya. Penis itu suka banget sama bunga mawar. Walaupun raga gue jauh sama dia, tiap minggu gue selalu rutin kirim dia bunga mawar merah. Gue cuma pengen Penis selalu merasa bahagia walaupun secara langsung gue gak ada di samping dia. Gue cuma mau membuktikan kalau gue tuh akan selalu berada di dekat dia walaupun kenyataannya gue sangat jauh dari dia.
Ya gue sama Penis memang menjalani hubungan jarak jauh. Sudah setaun ini semenjak bokap dan nyokap di pindahkan di singapura dengan terpaksa gue harus menjalani hubungan jarak jauh dengan Penis. Sebelumnya gue dulu satu sekolahan dengan Penis. Bahkan gue satu kelas. Dulu gue tuh sama sekali gak suka sama pacar bawel gue itu. Gue selalu males kalau udah denger dia teriak- teriak di dalam kelas kayak nenek lampir, tapi entah kapan cinta itu tumbuh dan akhirnya gue jadian sama dia.
Setelah menjalani hubungan selama dua bulan, bokap nyokap gue terus di pindah oleh perusahannya untuk mengawasi perusahaan yang ada di Singapura. Padahal saat itu hubungan gue dengan Penis sedang dalam masa indah- indahnya. Bahkan gue merasa gila karena yang ada di pikiran gue tuh hanya dia seorang.
Ah bangke gue jadi kangen kan sama Peni gue yang bawel itu. Gimana kalau sekarang gue telpon dia? Ide yang bagus Athan.
"Hallo?" Sapa gue lalu tersenyum manis pada tembok. Ah sayang banget ya Peni gak ada disini. Coba saja kalau ada, senyum manis gue sudah pasti hanya untuk dia seorang. Bukan untuk tembok yang sekarang sedang menertawakan kesendirian gue.
"Hey? Tumben telpon jam segini ada apa?"
Gue berdehem, suaranya Peni tuh serak- serak gimana gitu. Kayak suaranya Gisel istrinya Gading Martin. Duh jadi pengen gue bungkus pake karet pita- pita rasanya.
"Kangen... " kata gue sambil merengek manja. Ah kamprett gue beneran kangen nih sama dia.
Di sebrang sana Peni tertawa riang membuat hati gue jadi tambah sejuk seperti dikipasi oleh tornado, "Makanya pulang!"
"Aku bakal pulang beneran kalau kamu jemput aku di bandara."
"Ogah banget. Males!"
Sontak gue jadi cemberut kayak babi, "kamu mah gitu ya sama aku!"
"Wirat jangan mulai deh." Kata dia dengan nada sedikit sedih saat mengucapkannya. Sebenarnya gue tahu kalau di sana dia juga lagi kangen sama gue tapi gue bisa apa?
Huw rasanya gue pengen mati aja kalau begini caranya. Supah gengs gue kangen banget sama Peni. Gue pengen lihat dia, nyupit pipinya yang tembem kayak donat. Pengen malam mingguan sama dia. Secara selama ini gue cuma vidio callan terus sama dia kalau pas malam minnggu. Derita anak LDR mah gitu ya?
"Kamu udah siap- siap berangkat sekolah?" Kata gue mengalihkan topik.
"Ini udah di jemput Aldo. Kamu lagi apa?"
Aldo lagi Aldo lagi. Yang paling gue sebelin itu ya itu. Si Aldo kampret. Dia itu sahabat gue, yang gue suruh buat antar jemput Peni saat mau pergi ke sekolah. Kadang gue juga suruh Aldo buat jagaain Peni. Awalnya Aldo menolak karena dia takut baper sama Peni. Secara Penis gue itu cuantiknya ngalihin tujuh bidadari. Tapi setelah rayu manja, Aldo langsung nurut. Dia ikhas menjalani tugas negara dari gue.
"Kadang gue heran, yang jadi pacar kamu itu Aldo atau Wirat sih? Kenapa Aldo terus yang selalu ada buat kamu? Wirat jadi sedih!" Kata gue dengan nada yang dibuat semenyedihkan mungkin.
"Mending sama Aldo apa cowok lain?"
"Ah kampret lah."
Di sebrang sana Peni tertawa, terdengar sayup- sayup suara Aldo meneriaki Peni agar Peni cepat- cepat naik ke motornya. Gue langsung mendegus saat mendengar itu. Awas ya lo Aldonat. Gue giling lo jadi donat beneran mampus lo.
"Udah dulu ya. Aku mau berangkat."
"Iya hati- hati ya Penisnya Wirat yang paling the best. Jangan lupa tasnya taruh tengah. Jangan pegangan sama Aldo. Penganan aja sama tasnya Aldo. Bilangin sama Aldo motornya udah di renovasi belum? Jangan pake yang joknya kayak papan luncur, nanti dia bisa modus ke kamu aku gak suka."
"Bacot ae lo sempak. Iya- iya gue gak bakalan modus sama pacar lo. Udah dulu gue udah telat nih gara- gara nungguin bacotan lo yang lamanya minta ampun."
Tut tut tut...
Pangggilan terputus. Dan gue hanya mendegus kesal.
🍩🍩🍩
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance RelationShit [END]
Kort verhaalLONG DISTANCE RELATION - SHIT "LDR (n) merupakan suatu keadaan dimana yang setia akan kalah dengan yang dekat." Copyright by Hujansoreini 2018 ⚠️DILARANG MENCOPY CERITA DALAM BENTUK APAPUN!