10 🔰 L

649 41 0
                                    

"Ma hari ini Adinaya dianter pak Bejo ya?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Ma hari ini Adinaya dianter pak Bejo ya?"

Mama yang sedang sibuk mengolesi roti dengan selai tampak berkerut samar saat mendengar kata-kata gue. Gue mendekati mama gue lalu mengecup pipinya singkat.

"Kemarin ngotot gak mau sama pak Bejo, kok sekarang jadi berubah pikiran gini?"

Gue mencomot roti yang sudah di siapkan oleh nyokap gue. Pagi ini gue masih terlihat baik-baik saja. Tapi gak tahu kalau nanti sore. Tunggu aja.

"Enak bareng pak Bejo. Nanti suruh pak Bejo buat jemput Adinaya juga ya ma!"

"Kamu lagi berantem sama Aldo?"

Roti yang gue makan sontak menghambur keluar dari mulut gue. Mama tampak kaget lalu segera memberikan air putih untuk gue.

"Kenapa harus sekaget itu sih? Kamu beneran marahan sama Aldo?"

Gue masih mengatur deru nafas gue yang terasa menyiksa saat gue mendengar nama Aldo di lantunkan oleh seseorang. Sepertinya nama Aldo sudah mempunyai magnet tersendiri untuk gue. Khususnya buat keberadaan jantung gue.

"Enggak ma. Mungkin bener kata mama, gak seharusnya Adinaya deket sama Aldo disaat Adinaya sudah punya tempat pulang di hatinya Athan."

Mama mengelus rambut gue dengan sayang, "Mama gak pernah larang kamu deket-deket sama Aldo sayang. Kamu boleh main sama dia, asalkan kamu tahu batasannya."

Masalahnya Adinaya gak tahu batasan ma. Masalahnya Adinaya tuh mulai suka sama Aldo. Mungkin.

Nenek kemana sih? Kenapa semalam nenek gak jemput Adinaya? Padahal Adinaya mau lho di jemput nenek pulang.

Astaghfirullah nyebut Supeni. Lo kalau ngomong emang suka nyablak kek kenalpot rusak.

"Adinaya cuma gak mau bikin Athan khawatir ma."

"Semalam kamu kemana? Kata Athan kamu di hubungin tapi gak bisa terus. Dia khawatir Adinaya."

Setelah nyokap mengatakan itu, akhirnya gue membuat chat room gue dan Athan. Benar saja Athan sudah membrondongi gue dengan berbagai macam pertanyaan keberadaan gue. Bahkan Athan sempat satu kali menelfon gue namun gue gak menjawabnya.

Yang paling membuat dada gue sesak seperti di pukuli beton adalah laki- laki kampret bernama Aldo itu juga ikut membrondongi gue chat bahkan lebih banyak dari yang Athan kirimkan. Ada 125 panggilan tak terjawab dari Aldo dan hal itu membuat gue semakin sesak.

Tidak mau membuat hati gue semakin terpuruk akhirnya dengan berat hati gue memblokir nomor Aldo. Tangan gue sampai gemetaran saat gue melakukan itu. Dalam hati gue, gue gak sanggup untuk melakukan itu namun gue harus melakukan itu demi hubungan gue dan Athan. Selama ini sudah cukup banyak kebohongan yang gue berikan kepada Athan. Gue tidak mau lagi membohongi Athan karena gue sadar gue sama sekali gak bisa untuk kehilangan dia.

Long Distance RelationShit [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang