"Kampret Do kita telat."
Motor Aldo berhenti tepat di depan gerbang SMA Taruna. Aldo berdecak kemudian turun dari motornya dan gue mengikutinya. Jam sudah menunjukkan pukul tujuh lewat limabelas menit, dan artinya gue dan Aldo sudah telat selama limabelas menit karena bel masuk berbunyi tepat pada pukul tujuh pagi.
"Gimana nih?" Kata gue dengan raut cemas. Pasalnya kelas gue hari ini ada ulangan biolongi dan gue ngak mau kalau ketinggalan karena gue ngak akan bisa mengerjakan soal- soal biologi tanpa mencontek pekerjaan Linda.
"Telpon Linda gih."
"Buat apa?"
"Ya buat jemput kita lah. Pura- puranya Linda titip sesuatu sama lo terus kita jadi telat gara- gara pesenan dia."
"Yaelah si kampret gue gak bawa apa- ana nih. Ntar kalau ditanya pesenannya apa gimana? Bodo emang!"
"Gue bawa roti kok."
"Tumben banget lo bawa roti?" Gue mulai mencari nomor Linda kemudian mendialnya.
"Pesenan dari Linda."
"Gebetan baru ya?"
Aldo berdecak, "Gak usah kepo kenapa sih?"
"Ya elah sebagai sahabat yang baik kan gue cuma pengen tahu aja Do."
Wajah Aldo berubah pias saat mendengar itu. Saat gue ingin bertanya tentang perubahan wajahnya itu, Aldo malah kembali menyibukkan diri dengan ponsel yang ada di gengamannya.
Tidak lama Linda datang dengan Bu Ceribel yang sudah menunjukkan taringnya. Linda mengkode gue untuk bersiap- siap ekting agar Bu Ceribel tidak curiga.
"Bagus ya kalian berdua. Telat bareng, ngobrol bareng, senyum- senyum bareng. Kalian tahu jam masuk di sekolahan kita itu jam berapa?" Tanya Bu Ceribel dengan wajah kesal.
"Kami minta maaf Bu. Tadi telat gara- gara beliin Linda roti. Sebenarnya kami gak punya waktu tapi sebagai sahabat dan juga teman yang baik akhirnya kami mau di repotin oleh Linda."
Bu Ceribel menentengkan kedua tangannya di oinggang, "Sekarang mana rotinya?"
"Do buka Do!"
Aldo membuka tasnya kemudian memberikan bungkusan berwarna ungu dengan gambar daun sirih sebagai hiasannya. Bu Ceribel melotot melihat itu.
"Do ini tuh bukan roti tapi pembalut. Lo gimana sih?"
Aldo mengaruk belakang kepalanya yang tidak terasa gatal.
"Si Linda tadi bilangnya kayak gitu kok. Gue cuma ikut- ikutan. Katanya malu kalau nyebutin dengan kata pembalut."
Dan akhirnya Aldo dan gue di hukum karena sudah berani membohongi Bu Ceribel. Sesuai perintahnya Bu Ceribel, kami harus memberaihkan kamar mandi sampai kamar mandi tersebut benar- benar bersih nan kinclong.
Saat sedang sibuk- sibuknya mengepel lantai, ponsel gue tiba- tiba berbunyi dan menampilkan pop up chat dari Athan. Setelah mencuci tangan, gue segera membalas pesan tersebut dengan hati berbunga- bunga
Wirat Punya Penis
Udah sampai sekolah belum?Penis Wirat
Udah. Ini lagi di hukumWirat Punya Penis
Lah kok bisa?Penis Wirat
Aku sama Aldo telat. Terus di hukum deh sekarang sama Bu Ibel.Wirat Punya Penis
Terus sekarang dihukum bareng Aldonat?Penis Wirat
Iyaaaa.... nyebelin kan 😭Wirat Punya Penis
Wirat cemberong Penisssssssss 😤😤😤Penis Wirat
Sama sahabat sendiri kok cemburu sih Wirat? Dia sahabat kamu loh.Wirat Punya Penis
Kamu cuma gak tau ajah ai. Dia tuh setan sebenarnya. Beneran sumpah.Gue tertawa sambil membalas pesan dari Athan. Karena suara tawa gue yang cukup keras di dengar, Aldo yang sejak tadi sibuk menekuni pengepelan sontak bertanya- tanya.
"Kenapa lo senyum- senyum sendiri? Kesurupan lo?"
Gue masih tertawa, "Kagak. Ini lho lagi bales chatnya Athan. Sumpah dia tuh ngeselin abis."
****
Bukan karena wajah cemong lo Do. Percuma lo cemong- cemongin wajah lo buat doi kalau doi gak paham sama maksud lo.
Yang bisa buat dia ketawa lepas tuh ya cuma Athan. Lo mah apa Do- Do. Ampas tahu yang udah tengik.
KAMU SEDANG MEMBACA
Long Distance RelationShit [END]
NouvellesLONG DISTANCE RELATION - SHIT "LDR (n) merupakan suatu keadaan dimana yang setia akan kalah dengan yang dekat." Copyright by Hujansoreini 2018 ⚠️DILARANG MENCOPY CERITA DALAM BENTUK APAPUN!