02 🔰 D

1.3K 69 0
                                    

"Aldo mana sih?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aldo mana sih?"

"Lo mau pulang kapan Pen?"

Gue melihat jam yang ada di pergelangan tangan gue. Berdecak kecil karena jam sudah menunjukkan pukul dua siang.

"Gue nunggu Aldo Lin."

"Ya elah Aldo mah lagi latihan basket. Lo lupa?"

Gue menepuk jidatnya, gue benar- benar lupa kalau hari ini Aldo latihan basket. Pantas saja cecunguk itu sekarang tidak berada di depan kelas gue. Biasanya kalau bel pulang sekolah sudah berbunyi Aldo sudah berdii manis di depan pintu kelas gue untuk menunggu gue keluar kelas.

"Gue lupa Lin. Ah kampret padahal hari ini gue pengen nonton sama abang gue."

"Lo samperin aja deh di lapangan. Terus lo bilang mau pulang bareng gue aja gitu."

"Jadi gue nanti nebeng lo nih?"

"Iya. Buruan sana."

Akhirnya gue pergi ke lapangan untuk menemui Aldo yang sedang latihan basket. Benar saja setelah sampai di lapangan basket, gue melihat Aldo sedang pemanasan dengan mendribel bola basket bersama teman- temannya.

Kalau sedang seperti itu Aldo agak terlihat ganteng.

Duh Penis. Lo ngomong apa sih? Ingat Athan oke?

"Do, Aldo!" Gue memanggil Aldo dengan suara cempreng seperti biasanya.

Aldo menoleh ke arah gue. Laki- laki itu memberikan bola basket yang sedari ia mainkan kepada salah satu temannya lalu menghampiri gue yang ada di pinggir lapangan.

"Kenapa? Mau pulang sekarang?" Tanya Aldo tepat sasaran.

"Iya nih. Gue lupa kalau hari ini gue ada janjian nonton sama abang gue."

"Duh gue juga lagi latihan basket nih. Gak bisa di tinggal."

"Eh gak papa Do. Lo tetap latihan basket aja." Kata gue lalu tersenyum manis.

Duh Adinaya. Kenapa lo punya senyum semanis itu sih? Gue masih muda. Tapi sebentar lagi gue bakal kena diabetes kalau ngelihat senyum lo kayak gini setiap hari.

Sadar Do! Lo bukan pemeran utama di cerita ini.

"Terus lo pulang sama siapa?"

"Gue nebeng Linda. Kebetulan Linda lagi baik sama gue."

Aldo tampak berpikir lama untuk menyetujui hal itu.

Berfikir Do. Berfikir!

Lo mau pulang bareng sama dia kan?

"Gue gak setuju. Lo tetep pulang sama gue."

Apasih Do. Kalimat lo salah kali. Lihat sekarang Adinaya lo jadi madang lo aneh kan!

"Yaelah kampret. Kalau gue nunggu lo gue bakal ditinggal sama abang gue Do. Gimana sih?"

"Lo pulang sama gue. Lo nonton sama gue." Kata Aldo dan berlalu meninggalkan gue yang terngaga akan ucapan laki- laki itu.

"WOY! JADI GUE NUNGGUIN LO BASKET NIH?" Gue berteriak ke arah Aldo yang sudah berada di tengah- tengah lapangan.

Aldo mengangguk lalu tertawa kecil

"TAPI NANTI PASTI NONTON KAN? AWAS LO BOHONGIN GUE!"

Aldo mengangguk lagi, kali ini dengan mendribel bola basket yang ia rebut dari salah satu temannya.

Akhirnya gue memilih menunggu Aldo untuk bermain basket. Gue tidak tahu kenapa gue lebih memilih menyutujui perintah Aldo daripada menolaknya. Dengan langkah cepat gue segera menemui Linda dan mengatakan kalau gue batal pulang bersamanya.

"Lin gue gak jadi pulang bareng lo!"

"Kenapa? Aldo gak jadi main basket?" Tanya Linda dengan nada heran.

"Bukan. Nanti gue nonton bareng Aldo aja!"

Kali ini Linda tertawa riang, "Peni, Peni. Gue heran sebenarnya lo sama Aldo itu gimana sih?"

"Hah maksud lo?"

"Aldo itu selalu mementingkan lo. Dan menurut gue itu sangat aneh sekali Pen."

"Ngaco lo ah. Dia tuh ditugasin sama Athan buat jagain gue."

"Ya terserah lo deh. Ya udah gue pulang dulu ya!"

Setelah Linda pergi meninggalkan gue, gue kembali menuju lapangan untuk menunggui Aldo bermain basket. Jam sudah menunjukkan pukul setengah tiga sore saat ponsel gue berbunyi dan menampilkan nama Wirat.

"Hai?" Sapa gue dengan senyum di bibir.

"Udah pulang belum? Nanti jadi nonton sama bang Revan?"

Gue menggeleng lalu berkata, "Engak gak jadi nonton sama bang Revan."

"Loh kenapa?"

"Gak ada yang nganter aku pulang habisnya."

"Terus sekarang kamu masih di sekolah? Si Aldo kemana?"

Gue memandangi lapangan yang sekarang sedang dihiasi oleh Aldo dan beberapa temannya yag sedang bermain basket. Sepertinya mereka sudah memulai latihan basket. Hal itu tampak dari Pak Ade yang sudah berdiri di tengah- tengah lapangan.

"Latihan basket. Kayaknya mau tandingan deh. Gak bisa di tunda soalnya.

Di sebrang sana Athan berdecak sebal, "Terus sekarang kamu nungguin Aldo latihan?"

Dengan polos gue menjawab, "Iya. Tapi nanti Aldo ngajakin aku nonton sebagai gantinya."

"Sumpah ya jijik banget tuh cabe jawa." Athan memdadak emosi mendengar itu.

"Kenapa sih?"

"Sekarang kamu pulang! Gak usah nungguin Aldo. Aku gak suka."

"Loh kok jadi marah- marah sih?"

"Bodo amat!"

Dan panggilan pun terputus.

Long Distance RelationShit [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang