"Nona kau baik baik saja?" Tanya salah satu pelayan menghampiri yeri yang terduduk dilantai dan membantu yeri untuk berdiri
"L-lepas" yeri melepas tangan pelayan tersebut dari bahunya kemudian berjalan menuju ke lantai dua, tempat kamarnya berada.
Setelah sampai dikamarnya yeripun langsung terduduk disamping ranjang.
"Hiks benar perkataan lelaki itu. Aku ini hanyalah seorang remaja yang tak mempunyai harga diri hiks" yeri masih terus menangis."Kim yerim paboya! Ingat kau tinggal disini bukan untuk bersenang senang! Mengapa kau sangat menikmati tinggal disini seperti ini rumah mu eoh? Bahkan kau tinggal bersama orang yang tak pernah kau temui sama sekali. Paboya!" Yeri menyalahkan dirinya sendiri sambil memukul mukul kepalanya sendiri.
Dengan masih berlinang air mata yeri langsung mengambil cookie yang sedari tadi masih dalam posisi tidurnya.
"Cookie bisakah yeri bertemu dengan pemilikmu? Dia adalah teman pertama yeri. Jika yeri bertemu kembali dengan lelaki itu, yeri akan meminta pertolongan kepadanya, dan kita berdua bisa pergi dari rumah ini" ucap yeri berbicara kepada cookie.
"Saat yeri berbicara bersama cookie, yeri merasa seperti berbicara kepada lelaki itu. Sayangnya yeri belum sempat berkenalan dengan dia" ucap yeri murung.
Yeripun menghapus air matanya
"cookie ingat apa kata lelaki itu? yeri harus selalu ceria jadi lagit tidak akan mendung. Artinya eomma yeri senang melihat yeri ceria dan tersenyum" kata yeri kemudian menaru kembali bonekanya dikasur.Kemudian yeri melangkah menuju ke jendela kamarnya yang lumayan besar.
Yeripun menggeser hordeng yang menutupi jendela itu. Kemudian ia membuka jendela dan menatap ke arah langit."Langitnya indah. Penuh dengan bintang" ucap yeri terpukau saat melihat langit yang dihiasi oleh ribuan bintang yang indah.
"Annyeong eomma. Apa eomma bahagia disana?! Eomma tenang saja yerim sangat bahagia disini" teriak yeri miris.
"Eomma bogoshipeo!" Teriak yeri menatap langit dan kenapa air matanya kembali keluar.
Dengan cepat yeri menghapus air matanya yang keluar dan kembali menatap langit.
"Bintang jatuh!" Ucap yeri senang saat melihat ada seekor bintang yang jatuh.Yeripun langsung memejamkan matanya sambil mengangkat tangannya.
"Yeri berharap bisa bertemu dengan lelaki yang memberikan cookie kepada yeri" setelah membuat permohonan yeripun tersenyum senang."Ya! Pemilik cookie! Aku akan segera bertemu denganmu" teriak yeri kearah langit sambil tersenyum senang.
------------------
Setelah sampai dikamarnya, jungkookpun langsung berbaring dan mengambil sebuah surat yang sudah kusut dan kusam.
"Eomma kau sungguh jahat" lirih jungkook menggenggam kertas tersebut dan melihat kalungnya.
"Setiap hari jungkook selalu membuat permintaan kepada kalung ini. Tapi kenapa belum juga terkabul? Apa eomma berbohong?" Ucap jungkook masih menatap kalungnya.
"Apa eomma tahu? Lelaki sialan itu kembali membawa seorang wanita kerumah. Ani tapi seorang gadis. Tapi eomma tenang saja, gadis murahan itu tidak akan bertahan lama disini" ucap jungkook menggengam erat kalungnya.
Jungkookpun berdiri menuju ke jendela kamarnya dan membuka jendela berukuran besar itu.
"Bintangnya banyak. Dan tentu indah" ucap jungkook terpukau menatap langit.
"Jungkook berharap semoga ada satu bintang yang akan jatuh malam ini"
KAMU SEDANG MEMBACA
DIFFERENT FEELS
Fanfiction[2nd Story] BELUM DIREVISI "Apakah perasaanmu padaku masih sama seperti dulu?" "Tidak. Perasaanku padamu telah berubah, berubah semakin kuat, dan tak bisa kuhindari" 'Start - Oct 20,17 End - June 15, 19' [BAHASA BAKU + COMPLETED]✔