13 [Darkness]

713 95 12
                                    

Buk!

"Aww!"

Yeri terjatuh dari tempat tidur dengan posisi yang menelungkup seperti kura kura.

"Aww. Kepalaku"

yeri meringis merasakan kepalanya berdenyut.

"Aku dimana?" Yeri menatap sekeliling kamar yang sederhana.

Mata yeri menyipit saat tirai dikamar itu terbuka memaparkan sinar matahari secara langsung yang masuk dari cela cela jendela.

Yeri menuju ke jendela tersebut sambil masih memegangi kepalanya yang sedari tadi berdenyut.

"Eoh? Aku dimana?"

Yeri bingung saat melihat keluar jendela.

Hanya terdapat pepohonan dan bunga bunga yang tumbuh dengan subur.

"Nak kau sudah bangun? Bagaimana keadaanmu?"

Tanya haelmoni yang sedang menyiram bunga.

Yeri melangkah lebih dekat ke jendela yang lumayan besar itu. Kemudian mengeluarkan kepalanya.

"Saya? Saya baik baik saja haelmoni" ucap yeri.

Tiba tiba yeri merasa perutnya nyeri

"Semalam kau mabuk berat" seru haelmoni masih sibuk menyirami bunga bunga melati dan matahari yang tumbuh dengan subur.

Yeri terdiam mematung.

"Charlie puth oppa!"

"Oppa aku adalah fans beratmu!"

"Charlie oppa kau mau berduet denganku? Eoh? Aku sangat ingin berduet denganmu"

"Eoh charllie puth oppa ingin kisseu?"

"Ok kisseu!"

"Oppa i will catch you!"

Yeri tak dapat menahan berat badannya dan ambur terduduk di lantai.

"ANDWAE!"

Yeri berteriak sambil mengacak rambutnya.

"Kim yerim kau sudah gila! Huaaa bagaimana aku bisa bertemu dengannya setelah kejadian memalukan itu!"

Yeri berdiri dan dengan langkah pelan menuju ke pintu.

Dengan pelan ia memutar knop pintu agar tak menimbulkan suara apapun.

Tiba tiba perutnya perih kembali dan kepalanya terasa pening. Yeri seakan akan mau mengeluarkan sesuatu dari mulutnya.

Dengan gerakan cepat yeri menuju ke kamar mandi yang terletak cukup jauh dari kamarnya.

Sambil berlari kecil ia memegangi perutnya yang mual dan menutup mulutnya.

Bruk!

Yeri menabrak dada seseorang.

Sungguh ia tak dapat menahannya lagi.

"Siapapun maafkan aku"

Hueeeee

Yeri berhasil memuntahkan isi perutnya ke baju orang tersebut.

"YA!" Namja tersebut langsung mendorong tubuh yeri.

"Kau! Kau noona yang waktu itu kan!" Ujar namja itu sambil menunjuk yeri.

"Aku? Kau mengenalku?" Yeri menunjuk dirinya sendiri.

Yeri berpikir keras

"Maafkan aku noona aku terburu buru karena ada latihan dance"

DIFFERENT FEELSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang