1. Place

15.7K 834 17
                                    

'Tempat untuku bersandar, Tempat untuku berteduh, Tempat nyaman untuku yang lemah, Tempat untuku berteduh. kini tempat itu sudah tiada, sudah berubah menjadi bintang.'
__________________________

Hembusan angin kini menerpa wajah rupawan-nya, helaian rambut berliuk-liuk sesuai arah angin.

Seperti biasa, Rafa sekarang ini sedang berada di rooftop. Tempat favorit Rafa jika sedang rindu dengan ibunya, ataupun jika sedang ada masalah ia akan pergi ke rooftop.

Sambil melihat ke arah bintang yang paling besar dan mencolok, Rafa berkata "Ma, Rafa kangen Mama."

Miris memang, tapi itu semua takdir yang harus Rafa jalani dengan ikhlas. Ditinggal ibu sedari kecil hal terburuk baginya.

"Ma, kapan Papa bisa sayang sama aku? apa bener aku itu anak haram?"

Oma dari Papa-nya jika datang berkunjung ke rumah selalu menyindir Rafa dengan sebutan anak haram. Rafa pun tidak tau apakah memang benar ia anak haram? ingin sekali rasanya ia bertanya kepada Dirga, namun ia terlalu takut. Jangankan untuk bicara, untuk menyapa saja Rafa tidak pernah lakukan. Karena, semua hal yang Rafa lakukan pasti selalu salah dimata Dirga.

"Raf. Si anying malah di sini, gue cariin lo tau gak." Rafa yang sedang melamun pun terkejut dengan kedatangan Malvin, temannya.

Sekarang ini Rafa sedang berada di rooftop Apartemen Alex salah satu temannya juga. Mereka sudah bersahabat dari Sekolah Menengah Pertama.

"Lo kalo dateng bisa gak ucapin salam, gak usah ngagetin bisa kali." Rafa merenggut kesal.

"Iyee sorry. Lagian lo mah kalo ngelamun pasti di rooftop, gak takut kesambet lo. Nih Hp lo bunyi mulu dari tadi berisik tau." ujar Malvin sambil menyerahkan ponsel milik Rafa.

Dengan polosnya Rafa berkata "siapa yang nelpon?" Malvin hanya mengedikan bahu tanda kalau dia tidak tau.

"Lo cek dulu lah ogeb"

"Iya! marah-marah mulu lu kayak cewe." ucap Rafa sambil terkekeh. Ketika Rafa ingin mengecek tiba-tiba ponsel-nya berbunyi.

Drtt!

Rafa melihat id-caller yang memanggilnya ternyata Lisa, Mama tirinya.

"Siapa Raf?" Tanya Malvin.

"Mama, Mal. Gue angkat dulu ya kayaknya penting" Ucap Rafa dan di balas anggukan oleh Malvin.

"Halo,Ma. Ada apa?"

"Kamu lagi dimana? pulangnya jangan malem malem ya, papa udah di indo, bentar lagi nyampe kayaknya."

"Iya, Ma. Aku pulang sekarang."

"Yaudah hati-hati Ya Raf jangan kebut-kebutan."

"Iya, Ma..."

Panggilan pun berakhir, dengan cepat Rafa bergegas untuk pulang tanpa menghiraukan Malvin yang masih berada disebelahnya, Rafa melenggang pergi ke apartemen Alex terlebih dahulu untuk mengambil jaket dan kunci motornya.

"Raf! Kok gue malah di tinggal sih." Malvin merenggut kesal, dia sudah menunggu Rafa, tapi dia malah di tinggal. Malvin dengan cepat pula mengejar Rafa.

***

"Ehh Raf, Malvin mana bukannya tadi sama lo Ya? " tanya Alex yang sedang menonton acara televisi.

"Gak tau, gue balik dulu." Sudah mengambil barangnya Rafa langsung pergi mengambil motor yang terparkir rapih di basement Apartemen.

"Lex, Rafa kemana?" tanya Malvin yang baru saja sampai.

WHEN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang