26. Senyummu indah

5.5K 492 22
                                    

Because of you, i laugh a little harder

________________________

Sudah 15 menit Rafa menunggu di depan pagar rumah Nazwa, namun belum ada tanda-tanda Nazwa keluar dari rumahnya.
Sudah belasan kali Rafa menelpon, tapi tidak ada jawaban satu pun darinya. Apa penantian Rafa hanya sia-sia? Apakah Nazwa mengabaikan dirinya dan lebih memilih untuk tidur? Pertanyaan macam itulah yang kini berada di benak Rafa.

Rafa akan menunggu mungkin 5 menit lagi atau 10 menit lagi. Semoga saja prasangkanya ini tidak benar.

Rafa rela menunggu Nazwa sampai ia di gigit nyamuk, kedinginan, kelaparan, sampai ia lelah pun Rafa akan tetap menunggu Nazwa. Sampai segininya? Rafa juga merasa aneh akhir-akhir ini, kalau belum melihat Nazwa rasanya ada yang hilang dalam hidupnya. Apa iya Rafa jatuh cinta? Kalau memang iya, lalu akan seperti apa kedepannya nanti. Rafa tidak mau Nazwa menderita karenanya, karena penyakitnya ini.

Sedih memang jika mengingat bahwa Rafa yang sekarang bukanlah Rafa yang sehat seperti dahulu, tubuhnya semakin lama semakin melemah gara-gara kanker yang mungkin sudah semakin mengganas.

Semua orang tidak boleh tau akan kelemahannya sekarang ini. Rafa akan tetap terus memakai topengnya sampai waktunya tiba. Rafa tidak mau di anggap lemah. Rafa kuat.

Sedang asik melamun, terdengar suara orang membuka kunci gerbang. Rafa menoleh ke arah gerbang. Ternyata dia Nazwa, lihat! Untung saja Rafa tidak pulang, kalau sampai Rafa pulang, ia akan menyesal sepangjang hidup karena telah mengecewakan bidadari secantik Nazwa.

Nazwa terlihat sangat cantik. Beda sekali dengan Nazwa yang biasanya, Nazwa terlihat anggun mengenakan dress selutut  berwarna pink.

"Naz, lo ngapain pake dress?" tanpa sadar Rafa berbicara seperti itu.

"Emang kenapa? Ada yang salah ya kalo Gue pake dress?" tanya Nazwa.

"Ini udah malem, Lo ngapain pake dress. Yang ada Lo nanti masuk angin, mana Gue pake motor lagi."

"Ya terus gimana? Bentar. Gue kedalem ganti baju dulu." 

Nazwa hendak berbalik, ketika Rafa kembali bersuara Nazwa menengok ke arah Rafa.

"Gak usah. Kelamaan, keburu malem. Nih Lo pake jaket Gue. Gue gak mau abis keluar malem sama Gue, Lo malah sakit."

Nazwa tersipu malu di buatnya. Jika di pikir-pikir, Rafa itu romantis, memperlakukan dirinya selayaknya Ratu.

"Kok malah senyum-senyum sendiri sih, buruan naek!" ucap Rafa yang sudah siap.

"Iya. Tapi Raf, apa lo gak kedinginan?" tanya Nazwa yang sudah duduk manis di jok belakang motor Rafa.

"Wah! Lo ngeremehin gue nih." jawab Rafa sambil terkekeh.

"Bukan gitu—" ucapan Nazwa di potong oleh Rafa. "Kalo lo ngomong terus kapan berangkatnya nih kita?"

"Eh, maaf." Rafa tersenyum di balik helm full facenya.

***

Nazwa tidak tau, Rafa mau mengajak dirinya ini kemana. Nazwa pikir Rafa akan membawanya ke sebuah restaurant, makanya ia menggunakan dress. Ternyata dugaannya salah.

Nazwa pun tidak tau sekarang ini mereka sedang di daerah mana, yang pasti jalanan ini minim pencahayaan, di sepanjang perjalanan yang ia lihat hanyalah  pepohonan yang rindang.

"Raf, lo mau bawa gue kemana sih?" teriak Nazwa di dekat telinga Rafa.

"Gue bakal ajak lo ke tempat yang indah. Gue bakal bikin lo melotot terus sama keindahannya."

WHEN?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang