"Kamu kuat, kamu pasti bisa! Kamu masih muda, perjalanan mu masih panjang."
__________________
Sudah satu minggu lamanya Rafa menghilang, lagi dan lagi. Entah mengapa sekarang menghilang sudah menjadi hobi Rafa. Sudah beberapa kali Alex dan juga Malvin menanyakan keberadaan Rafa kepada Alfa maupun satpam rumah Rafa, anehnya mereka diam seribu bahasa seolah ada yang mereka tutupi.
"Coba deh suruh Nazwa yang telpon Rafa, kali aja gitu kan di jawab sama dia." Ucap Malvin, kini mereka berdua sedang berada di Cafe tempat Rafa bekerja. Sudah satu minggu juga Rafa tak terlihat masuk kerja. Dito dan Gara pun tidak ada yang mengetahui keberadaan Rafa. Apa mungkin Rafa tertelan bumi?
"Gimana? Udah ada kabar dari Rafa, belum?" Tanya Dito yang datang tiba-tiba.
"Belum, Bang." Jawab Alex lesu.
"Terakhir dia chat gue, pamitan mau kerja. Tau gak lo, dia bilang apa?" Alex dan Dito kompak menatap Malvin.
"Apa?" Tanya Alex dan Dito berbarengan.
"Gue mau boker dulu, lo jangan kangen ya." Ucap Malvin mengikuti ucapan Rafa.
"Tai, lo. Kirain penting," sungut Alex yang merasa tertipu.
"Itu doang yang Rafa bilang ke gue. Abis itu udah ngilang sampe sekarang."
"Gak guna banget lu," kesal Alex menatap Malvin yang sedang cengengesan.
"Mending tanya Nazwa aja deh, kali aja Rafa chat Nazwa." kata Alex sambil mengetikan sesuatu di ponselnya.
"Gue curiga sama Rafa," ucap Dito tiba-tiba membuat Alex dan Malvin menatap Dito penasaran.
"Apa Bang?" tanya Alex.
"Kayaknya Rafa sembunyiin sesuatu deh,"
"Hah? Apaan Bang? Rafa sembunyiin apa? Rafa sembunyiin anak orang?" tanya Malvin yang langsung mendapatkan geplakan di kepalanya oleh ulah Dito sendiri.
"Otak lo isinya apa sih?" tanya Dito, Malvin tidak menjawab ia terlalu sibuk dengan kepalanya yang sakit.
"Sakit nih kepala gue." ucap Malvin.
"Bodo amat!" ucap Dito dan Alex berbarengan.
Tak lama yang ditunggu-tunggu pun datang. Alex menyuruh Nazwa dan juga Mitha untuk segera datang ke Cafe. Semoga saja mereka bisa membantu mencari Rafa.
"Kenapa lo nyuruh kita kesini?" tanya Mitha yang langsung duduk di sebelah Malvin, lalu diikuti oleh Nazwa yang duduk di sebelah Alex.
"Jadi gini, Rafa udah seminggu hilang tanpa kabar. Kalian ada yang tau gak dia kemana? Atau dia kabarin kalian gak?" tanya Alex, berbicara mengenai Rafa, raut wajah Nazwa langsung berubah sendu. Ia merasa sedih sudah beberapa hari ini tidak ada yang spam chat kepadanya, tidak ada yang mengganggunya lagi ketika di sekolah. Intinya, Nazwa rindu Rafa.
"Rafa gak ngabarin gue,'' ucap Nazwa lirih.
Alex menghela nafas panjang lalu dihembuskan. Ia merasa frustasi, harus kemana lagi mencari Rafa.
KAMU SEDANG MEMBACA
WHEN?
Teen FictionRafa Arkana. Kata Bahagia sangat jauh dalam kehidupannya, yang ada hanyalah Kata Kesedihan, Kerapuhan, dan Kesendirian. Dibenci Ayahnya sendiri tanpa dirinya pun tidak tahu apa sebabnya. Sampai dihari terakhirnya Rafa hanya ingin dipeluk oleh sang A...