5. Bingung (?)

1.6K 154 62
                                    

Happy Reading.....

***

Pertemuan kecil yang tak disengaja selalu berputar dalam memori.

***

Hari ini langit di luar masih terlihat gelap, karena sang surya yang masih malu-malu menampakkan cahayanya. Semilir angin pagi yang dingin sedikit membuat Anti menggigil, tetapi tidak dapat dipungkiri bahwa udaranya begitu sejuk, segar dan menenangkan.

Anti segera bersiap untuk segera mandi, karena hari ini ia harus memulai sekolahnya lagi yang sudah memasuki waktu 3 minggu.

Anti menuju ke lantai bawah dengan langkah perlahan dan sangat hati - hati. Derap langkah Anti membuat sang bunda yang sedang mempersiapkan sarapan tersenyum hangat menyapanya. Ayah dan abangnya belum terlihat di meja makan.

"Pagi bunda," sapa Anti membalas senyum hangat bunda.

"Pagi sayang, yuk sarapan nanti kamu telat berangkat sekolah," ujar bunda.

Ayahnya datang dengan seragam rapih berdasi, tak lupa membawa koper kecil khas orang kantoran.

"Pagi semua," sapa ayah lalu mendaratkan bokongnya di kursi meja makan.

"Loh, Daffa ke mana? Nggak ke kampus?" tanya ayah sambil mengoleskan selai di atas rotinya.

Daffa Azriel Putra.
Tampan, pintar, sholeh itu adalah abang kandung Amaliyanti.

"Abang kayanya masuk siang, Yah." beritahunya kepada sang ayah, lalu melahap roti yang berisikan selai nanas.

"Anti, gimana sekolah kamu? Enak? Baik-baik aja kan? Udah berapa teman kamu di sana?" beribu pertanyaan yang dilontarkan bunda membuat Anti berdecak.

"Ck. Bunda aku lagi sarapan, pertanyaannya banyak banget sih!" Rengeknya seraya mengerucutkan bibir.

Bunda menjawab dengan cengiran khasnya, "Hehe, maaf kan bunda kepo."

Anti dan ayah menggelengkan kepalanya serentak, sifat bunda yang seperti ini terkadang membuat semua orang gemas tetapi menjengkelkan.

"Sudah. Ayo, Anti kita berangkat sekarang. Nanti terlambat," ujar ayah lalu menyambar kunci mobilnya yang ia taruh di meja makan.

"I-iya." Anti meminum susunya dengan sekali teguk lalu siap berdiri.

Uhuk.

"Pelan-pelan, Anti." Bunda memperhatikannya dan menggeleng kepalanya, heran dengan anak gadisnya.

Semuanya bangkit dari kursi masing-masing dan segera menuju ke halaman rumah.

"Ayah berangkat, kamu jaga rumah yang bener ya bun." pinta ayah.

"Siap pak!" dengan semngat bunda menjawab. Mencium punggung tangan suaminya.

"Anti berangkat ya, bun."

Anti melakukan hal yang sama dengan mencium punggung tangan bunda.

"Hati-hati loh!" bunda melambaikan tangannya.

***

SAHABAT KEKASIHKU [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang