11. Dia Kemana?

819 47 6
                                    

23:11

Anti beberapa kali mengecek ponselnya, dilihatnya line, instagram, path, sms. Tetapi Nihil. Sudah seminggu lebih Rizki tidak ada kabar, bahkan di sekolah pun mereka tidak bertemu, dan Rizki mengingkarkan janjinya kepada Anti untuk pergi bersamanya ke kedai es krim.

Khawatir. Kata tersebut yang cocok menggambarkan Anti sekarang. Dia kemana? Apa kabar? Apa Anti ada salah terhadapnya? Sungguh Anti gelisah. Ia tak bisa tidur, Anti bahkan tau bahwa besok ia harus bangun pagi untuk pergi ke sekolah. Tetapi apa daya, Anti insom.

Sudah beberapa kali Anti mencoba chat Rizki, bahkan menanyakannya pada Andre. Pasalnya Andre adalah sahabat Rizki. Andre juga tidak tahu apa-apa tentang Rizki sekarang.

Anti memikirkannya terus menerus, bahkan ia bertekad untuk ke kelas Rizki besok setelah bel pulang sekolah. Memang selama ini Anti tidak berani untuk menghampiri Rizki ke kelasnya. Ia tak mau dia anggap overprotectiv. Tapi untuk kali ini keputusannya sudah bulat. Ia akan mengunjungi kelas X-IPA1, ya kelas seorang lelaki yang disayanginya sampai saat ini.

Anti mencoba memejamkan matanya berkali-kali, tanpa Anti sadari ia sudah terlelap dari tidurnya dan pergi ke alam mimpi. Semoga mimpinya indah.

***

"Anti sayang bangun!" ujar Bunda dari balik pintu.

Tak ada respon dari Anti. Bunda segera membuka pintu kamarnya. Dilihat anak gadisnya masih berkutat dalam alam mimpinya.

"Hei bangun nak! Sekolah. Sudah jam 06.15"

Anti terlonjak kaget dengan ucapan Bunda, segera ia bangkit lalu mengambil handuk. "bunda kenapa nggak bangunin aku dari tadi sih"

Bunda hanya memutar bola matanya malas. Anti masuk kekamar mandi. Setelah 15 menit ia bermain dengan air, segera Anti bergegas dengan seragamnya menyiapkan bukunya, berjalan kedepan untuk mengambil sepatu. Dibiarkannya rambut panjang itu terurai rapih dan lebat, tak lupa ia mengoleskan vitamin rambut.

Anti turun dengan langkah yang tergesa-gesa. Diambilnya roti dengan selai strawberry tersebut. Dan menegak susunya dengan cepat.

"Pelan-pelan Anti" ujar sang Bunda.

"Anti buru-buru, ayah sama abang mana bun?"

"Udah jalan"

Uhuk.

"Terus aku ama siapa Bundaaaa?" tanya nya manja dengan mata melotot kaget.

"Mana Bunda tahu, udah sana cepet naik taxi aja"

"Yaudah, Assalamualaikum" kemudian Anti mencium punggung tangan kanan Bundanya.

Anti berlari kecil kedepan kompleknya untuk mencari taxi. Setelah 5 menit menunggu, taxi pun berhenti dihadapannya. Dengan cepat ia memasuki kendaraan beroda empat tersebut.

"Pak, cepat ya saya udah telat nih" ujar Anti pada sopir taxi.

"Siap dek!"

Anti sekarang sudah berdiri tepat di depan gerbang sekolahnya yang sudah ditutup sejak 10menit yang lalu. dilihatnya arloji yang melingkar dipergelangan tangannya.

"Huft, sial" cibir Anti.

Tin.. Tin..

"Bawel!" seketika Anti menengok, ia terkejut ternyata yang mengklaksonnya tadi adalah dua sahabat yang saling menjengkelkan. Adi dan Angga.

"Hehe, sorry" ujar Adi.

Anti hanya memutar bola matanya malas, ia terus merutuki dirinya sendiri yang terlambat masuk sekolah karena semalaman ia harus memikirkan Rizki yang menyebalkan. Lelah.

SAHABAT KEKASIHKU [HIATUS]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang