" Sial banget, hari pertama gue kemarin, ternyata murid gue tuh cowok SMA tempo hari," keluh Zhiva pada sahabatnya, di kantin kampus pagi itu. Mereka berdua janjian untuk sarapan di sana.
" Bukannya beruntung?"goda Sandra.
" Dih! Amit - amit, deh! Tuh bocah kelakuannya tengil banget! Dia diam setelah gue ngancem nggak mau ngajar!"
" Hahaha...seru banget donk hari pertama lo. Anak bimbing gue yang SD tuh anteng banget dan pemikirannya udah kayak emak - emak. Alhasil, malah gue yang banyak ditegur sama dia, karena gue nggak fokus asyik Whatsapp-an sama Jonas!"
" Yah, elo! Kebiasaan! Katanya butuh duit malah nggak serius!"
" Ya ampun. Kalo anak bimbing gue sekeren cowok SMA itu, gue pasti fokus, deh! Eh...apa malah tambah nggak fokus ya...melototin kegantengannya," Sandra berceloteh ngawur.
" Deuh! Gue mah ilfil. Tuh anak kegantengan dan kegatelan, kalo lo mau tau! Gue kemarin sampai ngancem mau balik biar dia stop godain gue!"
" Udah, prospekin aja, Zhi! Kalo bokap nyokapnya tajir kan lumayan!" Sandra mengompori sahabatnya itu hanya untuk bercanda.
" Ya kali! Kalo muridnya kek Gastha, gue sebenarnya mending nggak!"
" Deuh...lo segitunya sensi sama anak bimbing lo sendiri...eh, be te we, Jonas nanyain, lo mau nggak jalan ama kita minggu besok?" tiba - tiba Sandra teringat sesuatu.
" Ogah! Jadi obat nyamuk kalian, big NO!" tolak Zhiva.
" Odong! Kan Jonas pas tempo hari bilang mau ngenalin ke temennya...si Andres itu...lo lupa ya?" ujar Sandra sambil menimpuk Zhiva dengan buku perlahan.
" Ya ampun...double date and blind date ceritanya?" tanya Zhiva sambil membayangkan ngerinya blind date dengan teman dari pacar sahabatnya itu.
" Gue jamin, nggak nyesel kalo jalan sama Andres. Tampan, rupawan nan menawan," Sandra berbusa - busa berpromosi. Zhiva hanya menyeringai mendengar ocehan sahabatnya itu.
" Sinting lo, ah! Udah, yuk...gue ngajar lagi..." ajak Zhiva, mengakhiri obrolan mereka.
" Again? Ini yang kegatelan lo apa si Gastha - Gastha itu sih?" Sandra kebingungan.
" Sand, please deh! Jadwal gue itu bukan tiga kali seminggu kayak lo tapi seminggu 5 hari."
" Yah...enak donk jadi lo...ngajar 1 orang tapi gaji hampir sama kek gue..." keluh Sandra.
" Berisik!" tukas Zhiva. Keduanya berpisah karena tujuan yang berbeda.
***
Pemuda itu jauh lebih tenang dibanding hari pertamanya kemarin. Dia tak lagi usil dan jahil seperti sebelumnya. Dia mendengar penjelasan Zhiva dan mendengarkan instruksi gadis itu ketika mengerjakan soal. Karenanya, proses belajar hari itu lebih cepat pula. Ketika jam menunjukkan pukul 5, yang berarti mereka telah belajar selama 2 jam. Gastha menyerah dengan melepas kacamatanya.
" Break!" pintanya. Zhiva mengangguk, mengerti betapa penatnya belajar begitu lama. Pemuda itu beranjak keluar kamar dan tak lama kemudian masuk lagi membawa sebuah nampan yang berisi coklat hangat dan martabak telur.
" Nih, minuman dan cemilan, Kak..." tawarnya.
" Makasih, Tha!" sahut Zhiva lalu mencomot sepotong martabak itu.
" Rumah lo jauh, Kak?" tanya Gastha sambil menyesap coklat hangatnya.
" Lumayan. 45 menit dari sini, 40 menit dari kampus. Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
"Definitely Not" Karma [END]
Romantik" First, jatuh cinta ama brondong. Second, lovey dovey antara guru dan murid, walaupun cuma guru privat, tetep aja buat gue, BIG NO! Third, hamil di luar nikah! Definitely not!" celoteh Zhiva melanjutkan. Sandra mengangguk - angguk. Dia selalu memah...