Butir kedua : Biola Usang

8.3K 1.4K 153
                                    

Park Jinyoung mengatur gitar kesayangannya. Memutar-mutar tuning key, menyetem senar gitar agar pas. Senyumnya merekah ketika melihat Seongwu menghampiri, "Aku kira tidak datang."

"Yeoli merengek ingin kemari," Balas Seongwu sambil menyiapkan barang-barangnya.

"Anak itu sangat senang bernyanyi, menurun dari mana sih?"

Seongwu mengedikan bahunya santai."Aku tidak akan lama, takut Yeoli terkena flu."

Jinyoung mengangguk paham, "Kalau begitu kita mulai sekarang? Mana si kurcil itu?"

Seongwu menghela napas. Yeoli memang tidak pernah bisa diam. Ia masih menggenggam tangan mungil itu ketika matanya menangkap sosok Jinyoung, tapi ntah ke mana putrinya itu sekarang. Ia mengedarkan pandangannya ke penjuru taman. Walaupun udara hari ini dingin, masih banyak orang yang berjalan-jalan ke sini.

Taman itu memang selalu ramai. Terletak di tengah komplek sehingga sering dijadikan tempat untuk berkumpul. Taman itu juga luas, banyak pepohonan dan semak yang terawat indah. Lalu di bagian tengahnya terdapat air mancur besar nan indah. Tempat ia berdiri sekarang.

Seongwu tidak khawatir dengan keberadaan Yeoli. Cepat atau lambat anak itu pasti akan menghampirinya. Yeoli sudah hafal betul taman ini. Banyak teman sebaya, lebih muda maupun tua untuk Yeoli di sini. Semua beranggapan bahwa Yeoli-lah penguasa taman ini, saking hafalnya Yeoli dengan seluk beluk taman milik pemerintah ini.

"Mommy!"

Seongwu berkacak pinggang. Yeoli berlari menghampirinya dengan kikikan khas anak kecil yang lucu. Kalau sudah begini, mana bisa Seongwu marah.

Sekarang Yeoli sudah duduk manis di pinggir air mancur. Bertepuk tangan senang, tidak sabar menantikan penampilan mommynya. Seongwu memberi isyarat untuk diam kepada Yeoli. Dengan menempelkan bow di depan bibir.

Jinyoung mengangguk. Pertanda Seongwu harus bersiap. Seongwu meletakan shoulderest di bahu. Lalu Jinyoung yang mulai memetik gitarnya, yang mulai diikuti dengan gesekan Seongwu di biolanya.

Alunan indah menyebar keseluruh taman. Membuat para pejalan kaki, maupun orang-orang yang memang sengaja berada disana mengerubungi mereka.

Permainan Seongwu dan Jinyoung sangat harmonis. Jinyoung duduk di pinggir air mancur memainkan gitarnya, sedangkan Seongwu berdiri tidak jauh dari sisi kanan Jinyoung, ah! Tidak lupa juga si kecil yang duduk di tengah mereka.

Kerumunan mulai bertepuk tangan, menyesuaikan dengan tempo permainan Seongwu dan Jinyoung. Yeoli menari-nari ditengah, diikuti dengan teman-temannya. Ini yang selalu Yeoli banggakan dari mommynya. Seluruh teman-teman Yeoli akan berdecak dan memandang kagum ke arah mommynya, yang terlihat sangat indah saat memainkan biolanya.

Permainan Seongwu dan Jinyoung berakhir dan langsung disambut dengan riuhnya tepukan tangan orang-orang yang menonton mereka. Kotak kecil yang terletak di depan mereka berguna untuk menampung kepingan-kepingan uang yang diberikan dari kerumunan.

Jinyoung kembali memainkan gitarnya. Kerumuna bersorak senang, bahkan anak-anak berloncat-loncat sama seperti yang Yeoli lakukan.

Sesuai dengan permintaan Yeoli hari ini, Jinyoung memainkan nada-nada dari lagu salah satu soundtrack film princess kesukaan Yeoli.

Yeoli mengambil nafas, bersiap untuk bernyanyi. Membuat Seongwu, Jinyoung dan kerumunan yang menonton mereka tertawa gemas.

"All those days watching from the windows
All those years outside looking in
All that time never even knowing
Just how blind I've been.."

[END] Angel's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang