"10!"
Daniel semakin merapatkan dirinya ke dalam lemari. Menutup bibir mungilnya yang ingin mengeluarkan kekehan kecil, berharap ibunya tidak dapat menemukan dirinya disini. Dari sela-sela lemari, dia dapat melihat pergerakan ibunya yang sedang mencarinya.
Saat ini dirinya sedang bermain petak umpet hanya berdua dengan ibunya, di rumahnya yang besar dan megah. Sambil menunggu ayahnya pulang, dan merayakan ulang tahun Daniel bersama.
Dia senang, bukan main. Ayahnya akan mengunjunginya. Daniel tidak mengerti, kenapa ayahnya tidak tinggal di rumah bersama dia dan ibunya. Padahal Jaehwan—teman sepermainannya—dan Jisung—anak dari bibi yang bekerja di rumahnya—tinggal dengan kedua orang tua mereka.
Ayahnya sangat jarang berada di rumah, walaupun seminggu sekali ayahnya akan menghabiskan waktu dengannya, tapi tidak jarang pula ayahnya tidak pulang bahkan sampai sebulan dua bulan.
Jika ia bertanya pada ibunya, maka akan dibalas dengan senyum yang lembut dan belaian pada surainya sambil berkata, "Itu karena pekerjaan ayahmu, Daniel bisa mengerti kan?" Dan Daniel tidak ada pilihan lain selain mengangguk.
Namun, ayahnya tidak akan melewati hari ulang tahun Daniel, yang jatuh pada tanggal 10 Desember.
Kang Hyojin sebenarnya tahu bahwa anak semata wayangnya itu berada di dalam lemari, terdengar dari deritan pintu lemari yang dibuka secara terburu-buru.
Ia terkikik geli, Daniel pasti akan ngambek seharian jika bisa ditemukan dengan mudah. Maka dari itu dia berpura-pura mencari Daniel, dengan sesekali mengeluh untuk menyerah.
Hyojin menghentikan langkahnya, perasaannya benar-benar tidak enak ketika merasakan ada kehadiran orang lain di lantai bawah. Dengan mengenyahkan pikiran negatifnya, ia mengendap ke lantai bawah, berharap bahwa suaminya lah yang datang.
Daniel masih menunggu ibunya untuk menemukannya, namun ibunya tak kunjung datang. Ibunya tidak bersuara ataupun memanggil-manggil dirinya lagi.
Saat Daniel membuka lemari guna untuk mencari ibunya, Hyojin masuk ke kamar dengan tergesa-gesa dan langsung menguncinya dari dalam.
"Mama?"
Hyojin menoleh ke arah Daniel yang masih mematung di depan lemari.
'Daniel. Daniel harus bertahan.'
Ibunya menghampiri dan mencengkram bahunya dengan sangat keras, sampai Daniel merintih. Peluh membasahi wajahnya, manik matanya memancarkan kepanikan yang luar biasa, bibir dan tangannya pun bergetar hebat.
"'Mam—"
"Daniel, sayang dengarkan mama. Apapun yang terjadi, apapun yang Daniel lihat nanti, Daniel tidak akan membuka lemari ini," Kata Hyojin dengan suara bergetar menahan takut. Ia bisa mendengar suara langkah kaki mendekat. "Daniel jangan menangis, jangan berteriak, jangan sampai ditemukan oleh siapapun. Apa Daniel paham? "
Daniel tidak mempunyai pilihan 'lagi' untuk mengangguk.
Hyojin menahan tangisnya. Dia membelai rambut Daniel, menciumi seluruh wajah Daniel dan memeluknya erat sekali, seakan tidak ingin berpisah darinya.
"Mama tahu, Daniel memang anak yang pintar dan kuat. Berjanji dengan mama apapun yang terjadi Daniel harus bisa menjalaninya. Jangan mengeluh, jangan biarkan orang lain menindasmu, kamu harus selalu berhati-hati dengan orang disekitarmu. Jangan tunjukan kelemahanmu di hadapan mereka."
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Angel's
FanfictionLebih dari 20 tahun hidupnya hampa. Tanpa kasih yang sebenarnya. Itulah pikirannya selama ini. Sampai ia menyadari. Kemana saja dia selama ini sampai baru menyadari dua malaikat di hadapannya sekarang. Karena tak semua malaikat, memiliki sayap puti...