Butir ketujuh : Berada di Genggaman

7.7K 1.2K 223
                                    

Seluruh kota mulai berselimut salju. Jejeran-jejeran toko berlomba-lomba memberi hiasan natal di sekitar  mereka. Alunan musik natal terdengar bersahut-sahutan dari toko ke toko. Sama seperti restoran cina yang sedang bersiap untuk membuka kiosnya.

Yeoli sedang sibuk menghias pohon natal yang sengaja Jackson beli sambil bergumam lucu, "We wish you a merry christmas an—aaaak paman Jeksen!" teriaknya ketika Jackson mulai mengusilinya lagi.

Sungwoon menghentikan kegiatan mengepelnya, "Hahh, kapan mereka berdua bisa akur?"

"Tidak akan!" Sahut Jungmo dari balik kasir. Seongwu hanya terkekeh sambil menggantung hiasan natal di jendela restoran.

Jungmo bilang, baru kali ini Jackson mau merayakan natal di restorannya. Ntah karena rengekan Yeoli atau untuk menarik pelanggan. Restoran mereka tahun ini memang terasa lebih ramai—sangat.

Hari-hari masih terlewati seperti biasa. Restoran akan ramai pada jam makan siang, Yeoli akan bercanda lalu bertengkar dengan Jackson, Sungwoon berteriak menyanyikan The Other Side—soundtrack film yang ia tonton—dari meja ke meja pelanggan dan Jungmo akan selalu mengoceh apa saja yang membuat kepalanya yang pusing bertambah pusing, di balik meja kasir.

Tidak ada yang berubah kecuali, Daniel.

Ntah karena terlalu banyak memakan makanan cina atau bagaimana, kelakuan Daniel akhir-akhir ini semakin aneh.

Seongwu masih ingat betul waktu pertama kali ia bertemu dengan Daniel. Pria itu terasa sangat jauh untuk dijangkau. Dia bersikap dingin, irit bicara, dan tatapannya yang tajam mengintimidasi.

Sikap Daniel sekarang jauh amat sangat manis, penuh perhatian, dan.... manja.

Ya, Seongwu sempat tersedak ketika Daniel merengek minta dibuatkan ramyeon sehabis mengantarnya pulang.

"Buatkan aku ramyeon." Alisnya berkerut, bibirnya mengerucut lucu. Persis seperti Yeoli yang sedang merajuk.

"Tapi Niel—"

"Aku mau ramyeon, sekarang~"

Sambil menghela nafas Seongwu menggeser tubuhnya mengizinkan Daniel masuk. Daniel langsung duduk bersila di depan meja kecil ruang tengah rumah Seongwu, sambil melepas mantel tebalnya. Untunglah Yeoli sudah terlelap di kamar, karena dia pasti merengek minta juga.

Dengan telaten Seongwu membuatkan Daniel ramyeon, ia tambahkan sedikit daging, daun bawang dan telur di dalamnya. Tanpa menaruhnya di mangkuk terlebih dahulu, Seongwu langsung membawanya ke hadapan Daniel. Senyum Daniel melebar, seperti anak TK yang baru saja diberikan permen. Uap panas mengepul dari panci kecil yang berisi mie instan.

Seongwu datang lagi, meletakan sumpit serta air minum, baru dia duduk di hadapan Daniel. "Makanlah," katanya sambil menopang dagu.

Daniel langsung menyumpit ramyeon yang masih mengepul. Pipinya sedikit mengembung ketika ia meniup-niup ramen sebelum dilahap. Bunyi 'slrup' berisik ketika Daniel menyantapnya.

Seongwu menggelengkan kepala. Daniel seperti anak kecil, ia menyantap ramyeon dengan terburu-buru, mulutnya penuh dengan kuah ramyeon di sekitarnya. Sesekali terbatuk karena tersedak, dan Seongwu akan membantunya untuk minum, karena Daniel tidak mau repot-repot untuk mengambil minumnya yang hanya berada disamping tubunya itu.

"Pelan-pelan Niel, ramyeonnya tidak akan lari kemana-mana."

Daniel hanya mengangguk dengan pipi yang menggembung. Benar-benar tidak menyangka bahwa seorang yang terlihat kuat, kaku dan tidak takut dengan siapapun itu mempunyai sisi menggemaskan seperti ini.

[END] Angel's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang