Terharu. Pemuda bertubuh mungil, berkulit putih dengan bibir merah nan penuh itu, masih memandang tidak percaya sosok yang berdiri di hadapannya sekarang. Seperti baru kemarin mereka bertemu, berkenalan dan berbincang canggung.
Hatinya selalu menghangat setiap kali melihat cincin putih yang melingkar di jemari orang itu.
Seseorang yang selalu berjuang sendirian, di tengah dinginnya kehidupan. Akhirnya, menemukan kehangatan cinta yang tidak terduga asalnya.
"Hyung?.." panggil Seongwu pelan-pelan kepada Sungwoon. Melihat Sungwoon sudah mau menangis lagi.
"Aku masih tidak percaya kamu akan menikah.."
Seongwu membuang napasnya lelah. Hyungnya masih saja membahas tentang pertunangannya dengan Daniel.
Seongwu tertawa, "Oh ayolah hyung! Ini sudah satu minggu dari aku bertunangan dengan Daniel, dan aku tidak menikah besok hyung. Masih beberapa bulan lagi," Ucapnya.
Sungwoon menunduk, "Aku.. masih tidak percaya. Seongwuku akhirnya akan menikah," Ucapnya pelan.
Seongwu menepuk dahinya. Sungwoon memang akan selalu berlebihan jika menyangkut dirinya.
Karena Sungwoon hidup hanya dengan kakeknya saja, jadi Sungwoon sangat menyayangi Seongwu.
Lagi pula, siapa yang tidak ingin menyayangi Seongwu?
Seongwu memegang kedua bahu Sungwoon, menatapnya dalam penuh kasih, sama seperti Sungwoon yang selalu memperlakukannya dengan penuh kasih selama ini.
"Hyung juga harus menikah, hyung harus bahagia, aku tidak mau tahu.. hyung harus bahagia!" Ucapnya.
Sungwoon mengangguk, "Mulai sekarang aku akan mengurangi menonton drama dan akan lebih rajin mengantar pesanan ke kantor Daniel."
Alis Seongwu mengerut, "Loh kok? Kenapa?"
Sungwoon menampilkan cengiran khasnya, "Supaya dapat ya setidaknya bawahan dari Daniel lah!" Setelah itu, Sungwoon tertawa nyaring. Benar-benar khasnya sekali.
Seongwu memasang tampang datarnya. Disaat-saat serius, Sungwoon masih bisa saja bercanda.
Bunyi gemerincing serta pekikan menggemaskan mengalihkan perhatian Seongwu dan Sungwoon.
"Mommy!"
Itu Yeoli.
Ah... dengan calon suaminya. Sedang menatapnya dengan penuh cinta. Daniel di sana, menggendong Yeoli. Mereka baru saja kembali dari kelas balet Yeoli.
Pengawasan Daniel terhadap Yeoli bertambah dua kali lipat. Daniel akan menjemput Yeoli dari kelas baletnya, bahkan jauh sebelum kelas Yeoli selesai. Dia tidak ingin kejadian beberapa hari lalu terulang kembali.
Seongwu mengambil alih Yeoli dari Daniel, "Sudah makan?" Tanyanya.
Yeoli mengangguk penuh semangat, "Sudah dengan daddy!" Serunya.
Seongwu meringis. Dia malu setengah mati. Mendengar Yeoli yang memanggil Daniel bukan dengan sebutan 'paman Nil' lagi, melainkan dengan 'Daddy' masih terasa sangat aneh di telinganya. Seperti ada kupu-kupu yang terbang di sekitar telinganya.
"Tapi Yeoli masih tidak mau memakan wortelnya!" Adu Daniel kepada Seongwu.
Sungwoon yang melihat itu hanya bisa tersenyum, dan melangkahkan kaki menjauh dari sana.
"Yeoli makan kok, sedikit.." cicitnya. Tangannya ia gunakan untuk mengukur sedikit yang ia maksud.
"Iya sedikit, nasinya. Kalau makan yang banyak itu kejunya bukan?" Balas Daniel.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Angel's
FanfictionLebih dari 20 tahun hidupnya hampa. Tanpa kasih yang sebenarnya. Itulah pikirannya selama ini. Sampai ia menyadari. Kemana saja dia selama ini sampai baru menyadari dua malaikat di hadapannya sekarang. Karena tak semua malaikat, memiliki sayap puti...