Butir kesebelas : Lebih Kental dari Darah

6.7K 1.1K 213
                                    

Pria itu tidak bisa menahan senyum ketika melihat putrinya melompat dan berputar-putar. Tawanya keluar begitu saja melihat anak berpipi tembam dan bermata bulat itu terkikik dengan teman serta gurunya.

Salah seorang guru berpapan nama 'Lee Hareum' kecil di pojok sebelah kiri dadanya, menatap pria itu curiga.

Sudah beberapa kali dia melihat pria itu berdiri di depan kelas dan menghilang begitu saja ketika kelas usai.

Sampai akhirnya Hareum memutuskan untuk menghampiri dan bertanya, "Maaf tuan, kalau boleh saya tahu, anda wali dari siapa?" Tanyanya sopan.

"A-ah.. itu.. aku.."

Hareum mengerutkan dahi. Tingkat curiganya bertambah dua kali lipat. "Maaf tuan, tapi di sini kami sangat menjaga keamanan bagi murid-murid kami. Jika anda tidak berkepentingan, tanpa mengurangi rasa hormat saya, anda bisa keluar dari sini."

Pria itu menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. Dia hanya ingin melihat Yeoli sebentar. Lagi pula, selama ini dia menjaga jarak dengan anak itu.

"Aku ayahnya." Pria itu berucap sambil mengulurkan kartu nama yang ia ambil dari dompet kulit yang terlihat mahal.

"Namaku, Park Chanyeol."

Jauh di dalam kelas Yeoli memeringkan kepalanya lucu, pertanda dia sedang berpikir keras.

Gurunya sedang berbincang sambil sesekali melihat ke arah dirinya. Yeoli tambah bingung ketika, paman aneh yang menangis dan memeluknya waktu itu tersenyum sambil melambai ke arah dirinya.

Jujur, Hareum masih belum percaya dengan apa yang ia dengar tadi. Tangannya bergerak merapatkan mantel Yeoli, namun matanya masih saja terkunci pada gerak-gerik Chanyeol.

Setaunya, marga Yeoli adalah Ong, dan juga nama wali bagi ayah Yeoli adalah Kang. Tapi, dia hanyalah guru yang mengajar balet, tidak terlalu tahu tentang data murid-muridnya.

Hareum membenarkan poni Yeoli, "Sayang, apa kamu mengenal orang yang di sana?" Tanyanya sambil menunjuk lewat gerakan mata.

Yeoli mengangguk.

Hareum menghela napas lega, untung saja tidak dia usir orang itu.

"Bu guru, baru tahu kalo daddy Yeoli setampan itu. Pantas Yeoli cantik yaa.." ucapnya dengan nada jenaka.

Yeoli menggeleng.

"Paman itu bukan daddy Yeoli, karena daddy Yeoli bernama Kang Daniel."

Dan dunia Hareum terasa berputar. Kepalanya pusing dengan teka-teki kehidupan murid lucunya ini.

***

Matanya menyapu jalanan kota Seoul yang ramai lancar. "Tapi aku sudah di jalan bibi, sebentar lagi sampai." Keluh Daniel yang sedang berbincang lewat ponsel.

"Anak teman bibi yang mana? Kenapa bibi izinkan begitu saja?" Daniel mengurut pelipisnya. Dia bingung, kenapa bibi Soo dengan mudahnya mengirim seseorang untuk menjemput Yeoli.

Hari ini memang dia ada rapat, tapi tentu saja lebih baik dia yang menjemput Yeoli dibanding orang lain, sekalipun itu anak dari kawan baik bibinya. Daniel ingin marah. Namun tidak ingin menyakiti perasaan bibinya.

"Baiklah. Tapi aku akan tetap kesana bi, semoga mereka belum pergi dari sana," Ucap Daniel sambil mematikan hubungan telfonnya.

Setelah mobil terparkir dengan sempurna, Daniel melangkah dengan terburu-buru memasuki gedung tiga lantai yang tidak terlalu besar.

Di dalam sudah banyak anak yang berhamburan keluar dengan orang tuanya masing-masing. Mereka mengucap salam perpisahan kepada guru dan kawan-kawannya.

[END] Angel's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang