Salam sayang, kakakmu.
Kang Yeoli.
Seojun meremat kuat selimut tidurnya, matanya terpejam erat dengan napas berat terputus-putus. Wajahnya berpeluh dan tubuhnya bergerak gelisah. Ia ingin sekali membuka mata, namun terasa sangat susah untuk membuat mata sialan itu terbuka.
"NOONA!" Teriaknya saat ia berhasil bangun dari mimpi buruk. Dengan napas yang tersengal, Seojun menangis. Ia meraung dan memukul-mukul keras dadanya sendiri.
"Jagoan?"
Seojun terkesiap. Matanya terbelalak ketika melihat sosok yang amat ia kenali.
"Bermimpi buruk?" Tanya sosok itu mendekat dan terduduk di ranjang, menariknya ke pelukan.
"Mommy?..."
***
Pelukan erat yang ia rasakan dari belakang tubuhnya, membuat jepitan rambut yang hendak ia kenakan terjatuh ke lantai putih kamarnya.
"Noona.." Gumam seseorang yang memeluknya.
Yeoli tersenyum, ia berbalik dan langsung melihat wajah adik laki-lakinya terlihat murung. Ia menangkup wajah tampan itu, wajah yang sangat menurun dari ayahnya. Alis tebal, mata sipit, hidung mancung, bibir penuh dengan rahang yang tegas, merupakan gambaran yang cocok untuk seorang Kang Seojun.
Tangannya bergerak, merapikan surai adiknya yang menutupi mata, "Bermimpi buruk?" Tanyanya.
Seojun mengangguk lemah, tangannya semakin erat memeluk pinggang ramping kakaknya.
"Lagi?" Yeoli menatap Seojun prihatin. Akhir-akhir ini, adiknya sering sekali bermimpi buruk. Terkadang hal itu membuat Seojun bahkan tidak ingin tidur saja dan membuatnya terjaga sepanjang malam.
"Buruk. Ini lebih buruk. Aku benci sekali." Usapan halus tangan Yeoli di punggungnya, membuat Seojun perlahan-lahan kembali tenang.
Yeoli tersenyum menenangkan, mengajak Seojun menatap langsung ke dalam bola matanya, "Dengar Jun-ah, itu semua hanya bunga tidur. Tidak ada yang perlu kamu pikirkan, oke?"
Meski enggan, meski ingin menolak segala ucapan menenangkan kakaknya setiap ia mendapat mimpi buruk yang terus berulang, Seojun mengangguk samar.
"Sekarang, ambil jas sekolahmu dan turun, semua sudah menunggu di ruang makan," Ucap Yeoli final.
Seojun adalah adik yang penurut, maka dari itu Yeoli tidak perlu mengulang dua kali perkataan nya ketika melihat adiknya berjalan lesu menuju pintu kamar yang terbuka.
Yeoli menyisir kembali rambut panjang sepunggungnya, ia mengambil jepitan hitam yang sempat terjatuh tadi dan memasangnya di poni yang sudah ia tarik ke belakang. Memastikan kembali penampilannya di depan cermin, ia lalu berjalan ke arah meja belajarnya. Mengambil tas cello dan membawanya.
"Pagi!" Sapa Yeoli bersemangat saat melihat tiga orang tersayangnya sedang sibuk sendiri-sendiri di meja makan.
Saat Yeoli menyapa, ketiga orang itu langsung mengalihkan segala kegiatan yang sedang mereka lakukan dan menyambut Yeoli tak kalah semangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
[END] Angel's
FanfictionLebih dari 20 tahun hidupnya hampa. Tanpa kasih yang sebenarnya. Itulah pikirannya selama ini. Sampai ia menyadari. Kemana saja dia selama ini sampai baru menyadari dua malaikat di hadapannya sekarang. Karena tak semua malaikat, memiliki sayap puti...