Butir ketujuh belas : Kembali Pulang

6.1K 1K 444
                                    

Berarak-arak awan tertiup angin. Mata itu, yang selalu memancarkan sinarnya, terpejam. Bibir itu, yang selalu melengkung indah, terkatup rapat. Rona merah muda yang kerap muncul di pipinya, kini hanya tersisa pucat yang menyeluruh.

Ruangan vvip yang berukuran besar tersulap menjadi kamar yang nyaman bagi penghuninya.

Tempelan kertas bergambar, serta sticker berbagai macam bentuk memenuhi ruangan. Memberikan aura kehidupan, bagi seseorang yang sedang berbaring di ranjang putih dengan bantuan alat bernapas di hidungnya.

Bunyi 'pip' tenang yang berasal dari alat kecil yang menampilkan garis-garis hijau penanda kehidupan.

Meja kecil yang tinggi terletak pada kedua sisi tempat tidur, di mana vas bunga di atasnya tidak pernah kosong, akan selalu terisi bunga-bunga yang segar.

Bunga lily yang mulai melayu, berganti dengan bungan lily nan segar.

Bibi Jihye yang menggantinya. Ia kembali menatap Seongwu yang tak kunjung membuka matanya.

Tangan Seongwu tidak pernah terlepas dari tangan Daniel, selalu bertaut.

Seperti saat ini, Daniel sedang tertidur di samping tempat tidur Seongwu dengan tangan yang masih memegang tangan Seongwu.

Sudah seminggu semenjak kejadian naas yang menimpa Seongwu. Daniel yang tersadar dari syoknya mulai berperilaku seperti robot.

Ia menjadi amat sangat pendiam, tidak mau makan dan berbicara dengan siapapun, hanya Yeoli yang mampu menciptakan ulasan tipis di bibirnya.

Pekerjaannya terbengkalai, Jaehwan dan Jisung kewalahan akan hal itu. Setiap hari hanya akan menunggui Seongwu terbangun, pergerakan sekecil apapun akan membuatnya berteriak memanggil dokter.

Terus seperti itu sampai malam tiba, dan ia tertidur di samping Seongwu, dengan posisi duduk dan tubuh yang menelungkup. Sangat tidak baik untuk kondisi tubuhnya.

Daniel terbangun, ia merasakan remasan pada bahu kanannya, tapi dia memilih untuk menghiraukannya.

"Sarapan dulu Daniel," Ucap bibi Jihye lembut.

Daniel bungkam. Ibu jarinya bergerak untuk mengelus tangan Seongwu yang ada di genggamannya.

Tubuh bibi Jihye sedikit tersentak ketika pintu terbuka dengan kencang.

"Daddy!"

Ah, penyelamat datang.

Yeoli berlari dengan kaki kecilnya, Daniel berbalik sambil merentangkan tangan untuk Yeoli melompat ke arahnya. Jisung menyusul dari belakang, terlihat lelah dengan kantung mata yang menghitam.

"Daddy sudah sarapan?" Daniel tersenyum kecil sambil menggeleng. Yeoli merenggut.

"Daddy harus sarapan! Mommy bilang kita harus mengwali hari dengan perut yang penuh!" Seru Yeoli dengan segala tingkah gemasnya.

Yeoli, masih belum mengerti situasi yang ada. Ia hanya beranggapan bahwa Seongwu sedang terlalu lelah dan ingin tidur lebih lama.

Orang dewasa di sekitarnya pun tidak ada yang mampu menjelaskan kondisi yang sebenarnya terjadi.

Pagi itu berlangsung dengan tenang, sama seperti pagi-pagi sebelumnya. Yeoli akan berceloteh dan bermain-main di ruangan. Anggota keluarga bergantian datang dan pergi, seperti mempunyai shift jaga.

Sampai pada saat Jaehwan datang ke ruangan, mereka semua berkumpul. Bahkan tatapan mata Daniel mampu kembali mengeluarkan kilat marah.

Jaehwan membawa berita tentang pelaku tabrak lari Seongwu.

[END] Angel's Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang