Prolog

361 25 2
                                    

Takdir memulai kata pada jumpa. Arahkan temu menuju dirimu. Dirimu yang belum selesai berkelana setelah semesta ambil apa yang kamu punya.

Entah selesai ini tak pernah temukan ujung penyelesaian. Selalu mendapat jalan lain; jalan penuh kesedihan.

Prasangka datang seiring kala. Laksana kesal sikap menutup diri pada dunia. Hati terkunci tidak mau menyapa. Senyum dahulu sudah binasa. Segala telah diperuntukkan pada manusia yang istimewa bagi hidupnya.

Ketika manusia hanya memandang pada titik yang sama. Kamu tidak. Netramu berbeda. Kamu menemukan diriku pada titik dimana manusia tidak ada yang mengetahuinya.

Kamu cahaya. Menuntunku kembali menjadi diriku. Aku yang dahulu jauh sebelum kamu mengenalku. Ini aku. Kita bertemu.

PerspektifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang