"Tak perlu menungguku. Kamu pergi dahulu saja, Kinan." ujar Kei.
"Sebelumnya, terima kasih sudah selalu menjenguk Hana." lanjutnya.
"Iya, Kei, sama-sama." balas Kinan.
"Ya sudah aku harus kembali bekerja. Kamu hati-hati, ya." ucap Kei sebelum pergi meninggalkan Kinan.
"Baik." balas Kinan sembari mengangguk paham. Kei pun setelah itu pergi untuk melanjutkan pekerjaannya.
Kinan juga melanjutkan perjalanannya menuju rumah sakit. Tidak perlu waktu lama Kinan telah sampai. Ia bergegas menuju kamar dimana Hana dirawat.
Kinan lalu masuk dan netranya mendapati ada seorang perempuan masih terlihat sangat muda dengan mengenakan pakaian perawat sedang bermain dengan Hana.
"Kak Kinan!" seru Hana bersemangat ketika mengetahui kehadiran Kinan. Mata perempuan itu pun mengarah ke tempat Kinan berdiri.
"Hai, Hana!" sapa Kinan sambil melambaikan tangan dan tersenyum ke arah Hana.
Kinan kemudian mendekat ke tempat tidur Hana bersamaan perempuan itu lalu berdiri.
"Saya Akari, perawat Hana." ucap perawat itu kepada Kinan memperkenalkan dirinya.
"Saya Kinan." balas Kinan sembari tersenyum ke arah perawat itu.
"Kamu teman sekolah Kei?" tanya Akari.
"Iya, benar." jawab Kinan sambil mengangguk.
"Ah, baiklah. Kamu ingin menjenguk Hana, kan?" ujar Akari.
Kinan hanya membalas mengangguk.
"Kalau begitu Hana saya tinggalkan denganmu, ya, Kinan." ujar Akari.
"Hana, Kakak pergi dulu, ya." lanjut Akari sambil mengusap puncak kepala Hana. Hana pun mengangguk sambil menyengir lebar.
"Permisi." ujar Akari sambil memegang pundak Kinan dan berlalu pergi.
"Terima kasih." ucap Kinan kemudian.
Perawat Akari yang hampir berlalu dari pandangan Kinan terhenti dan memutar balik tubuhnya.
Setelah itu Akari mengangguk dan tersenyum,"Sudah memang tugasku."
Akari pun melanjutkan langkahnya dan pada saat itu ia benar-benar berlalu. Kinan memerhatikan Akari hingga tak terlihat oleh netranya.
"Kak Kinan," ucap Hana membuyarkan lamunan Kinan.
"Ah, iya Hana?" balas Kinan.
"Kantong itu berisi apa?" tanya Hana sambil memerhatikan kantong plastik berwarna putih yang Kinan bawa.
"Oh, ini es krim untukmu, Hana. Tadi kakak mampir dahulu ke kedai es krim sebelum kemari," jawab Kinan kemudian.
"Wah, terima kasih, Kak Kinan!" ujar Hana senang.
"Iya, sama-sama, Hana. Nah, ini es krimnya. Semoga kamu suka, ya." balas Kinan sambil menyerahkan es krim kepada Hana.
Dengan sangat semangat Hana membuka pembungkus es krim dan setelah terbuka Hana langsung melahapnya cepat.
"Pelan-pelan saja makannya, Hana," ujar Kinan sambil tersenyum."Nih, berantakan kan." lanjut Kinan sambil membersihkan ujung mulut Hana yang kotor.
"He he, iya, Kak." balas Hana sambil menyengir lebar. Kemudian Hana melanjutkan memakan es krim itu.
Hana benar-benar menikmati es krim pemberian Kinan. Hanya dengan melihat Hana memakan es krim itu dengan lahap saja sudah bisa membuat hatinya begitu senang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Perspektif
Teen FictionSemesta buat mereka bertemu. Menyatukan apa yang belum menjadi satu dan padu. Mengerti dan memahami masa lalu yang pilu. Ada yang membantu dan dibantu keluar dari rasa sakit yang tak pernah bersurai temu. Kei dan Kinan akan menyatu walau perpisahan...