Bab 15 : Kebaikan Waktu

25 2 0
                                    

Satu bulan kemudian

Waktu berlalu begitu saja. Perlahan udara kota Osaka semakin kehilangan kehangatannya. Dingin kini yang mengambil kuasa. Sejauh mata memandang sudah terlihat jelas setiap warna bermetamorfosa. Putih dan putih saja yang ada. Ya, musim dingin sudah tiba.

Musim berganti. Bersamaan itu ada langkah-langkah kaki yang tetap terus berjalan beriringan menuju intensi. Dan sudah pula pergi dari masa lalu yang dahulu masih lekat menghantui. Kini yang ada cuma percaya pada asa—mencapai apa yang ingin dicapai. Rencana sederhana atas dasar mencapai rasa bahagia akan segera menjadi nyata. Kerangka bahagia akan menjadi pengingat ketika ketidakpastian dunia mengharuskan perpisahan tiba.

Tidak terasa bel jam pembelajaran selesai akhirnya berdering kencang. Hari ini adalah hari terakhir sekolah diadakan. Setelah itu, para murid akan menyambut libur musim dingin yang cukup panjang. Tentunya, hal itu disambut senang.

"Akhirnya, liburan datang! Sudah lama aku menanti hari ini!" seru Keyko sangat bahagia.

"Iya, waktu sama sekali tidak terasa, ya." balas Kinan.

"Kita akhirnya bisa bersenang-senang. Yeay!" seru Haru kemudian.

Jelas sekali tampak pada wajah mereka raut penuh kebahagiaan. Lelah yang selama ini sudah dipendam dan menumpuk, sekarang akhirnya akan diistirahatkan. Melepas segala urusan. Mereka bersama-sama akan mencapai sebuah tujuan.

"Kalian masih ingat kan rencana kita?" ujar Kinan memastikan kembali.

"Tunggu, rencana..." ucap Keyko dan kemudian hening sesaat berusaha mengingat."Ah, kerangka bahagia!" lanjutnya bersemangat.

Kinan yang mendengarnya langsung mengangguk mengiyakan. Ia senang jika temannya masih mengingat rencana itu. Namun, ternyata tidak dengan Haru, ia tidak mengingatnya.

"Kinan... maafkan aku. Aku tidak ingat apa-apa." ujar Haru dengan ekspresi merasa bersalah.

"Tidak apa-apa, Haru. Tidak perlu memakskan jika memang tak ingat." balas Kinan."Nanti akan aku jelaskan lagi." lanjutnya.

Haru mengangguk paham kemudian. Dan Kinan tentunya tidak merasa kesal dengan Haru. Karena itu bukanlah masalah besar. Kinan yakin bahwa Haru tidak melakukan hal itu dengan sengaja.

"Ya sudah, kita bergegas pulang saja." ajak Kinan.

"Yuk!" ujar serentak Keyko dan Haru.

Seperti biasa mereka pulang bersama. Langkah kaki mereka menyusuri lorong sekolah menuju halaman depan. Namun, langkah mereka harus terhenti tiba-tiba.

"Kinan!" panggil Kei dari kejauhan.

Kinan membalikkan badannya dan melihat Kei yang terus berjalan mendekat ke arahnya.

"Ada apa, Kei?" tanya Kinan kemudian ketika Kei sudah berada dihadapannya.

"Ah, tidak ada apa-apa. Aku hanya ingin pulang bersama saja." ucap Kei.

"Oh, baiklah. Tidak apa, kamu bisa gabung dengan kami." balas Kinan mengizinkan.

"Kinan, ternyata aku dan Haru harus membeli sesuatu dulu sebelum pulang. Jadi, kamu bisa pulang lebih dulu." ucap Keyko tiba-tiba. Bersamaan dengan itu Keyko pun memberi kode ke Haru.

"Memangnya... kita akan membeli apa, Keyko?" tanya Haru dengan polosnya.

"Ya ampun, Haru kamu lupa lagi..." balas Keyko sambil menatap tajam dan mencubit pelan lengan Haru.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PerspektifTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang