Gadis Beruntung #part 13

2.8K 231 12
                                    


Sebelum baca jangan lupa kasih bintangnya. Jangan jadi pembaca gaib ya. Dan tolong juga komennya. Makasih

Oleh Anik Norafni
~~~~~¤¤¤~~~~~

"Clink." Suara Bbm masuk

"Dek, kita tunggu didepan supermarket ya." Pesan dari Miko. Fani buru-buru menyusul trio ganteng yang nyebelin itu.

"Awas saja sampai rumah, tunggu pembalasanku. Hem." Fani masih merutuki tindakan ketiga kakaknya. Tetapi sesampainya di depan kakaknya bukannya marah malah terpesona dengan mereka.

"Wow. So handsome's." Pujiannya dalam hati. Lagi dan lagi Fani hanya bisa memuji mereka didalam hati. 

"Pilih sabunnya sendiri-sendiri ya. Fani nggak hafal." Suara Fani ketus pada ketiganya.

Mereka hanya saling melempar smirk masing-masing sambil berjalan mengikuti Fani dibelakangnya. Tangan mereka masih tetap diposisinya, disaku yang menambah kharisma.

Tidak jarang banyak yang melihat kearah mereka ketika sedang bercanda. Fani hari ini bener-bener sedang dikerjain ketiga saudaranya itu.

"Mama kapan pulangnya sih?" Pertanyaan Fani ditujukan pada ketiganya. Tetapi mereka hanya mengangkat kedua bahu sebagai jawaban.

"Kalau ditanya itu jawab kek. Malah cuma pakai isyarat." Sewot Fani pada mereka lalu pergi memilih sayuran buat stok dikulkas.

Saat mengantri dikasir Fani yang mendorong trolli dengan sabar.

"Akhirnya sampai juga giliranku." Senyum Fani merekah ketika sudah tiba pada gilirannya.

Fani menurunkan belanjaan satu demi satu. Ketika hampir habis barang yang ada di trolli, tiba-tiba Ardi datang .

"Gue nitip ya dek. Yang bayar cewek saya ya mbak." Suara Ardi pada Fani lalu pada mbak kasirnya.

"Gue juga nitip dek. Belum gajian soalnya." Suara Miko dibelakangnya.

"Mbak. Pacar saya yang bayar ya." Suaranya sambil berlalu dari kasir.

"Ogah banget punya cowok kayak kalian. Cowok nggak bertanggung jawab semua." Fani menggerutu tidak jelas dihadapan kasir. Petugas kasir itu hanya tersenyum melihat cowok-cowok ganteng lewat.

"Kakak juga mau ikutan kayak mereka juga!." Semprot Fani pada Andi yang barusan datang.

"Ya udah. Sekalian  juga ya dek, cuma ini kok." Andipun ikutan pergi seperti Abang dan adeknya tadi.

"Ya Allah ya Robbi. Berikan hamba kesabaran menghadapi tiga cowok nyebelin sekaligus." Doa Fani terang-terangan. Penjaga kasir hanya tersenyum melihat pelanggan didepannya itu.

"Berapa semuanya mbak?." Tanya Fani pada petugas kasirnya.

"Empat ratus delapan puluh sembilan ribu." Jawabnya.

"Okey pakai kartu ya mbak."

"Saya saja yang bayar mbak." Tiba-tiba seseorang menyerahkan kartu pada petugas kasir. Fani menengok kearah orang itu.

"Bang Ridwan?!" Suaranya pada orang tadi. Ridwanlah yang barusan datang dan mendekat kearah Fani.

"Haduh nggak usah Bang. Fani ada kartu sendiri kok. Makasih banyak." Suara Fani menolak secara halus niat baik Ridwan.

"Pakai kartu ini saja Mbak." Fani mengambil kartu Ridwan dan menggantinya dengan kartunya sendiri.

"Ini  Bang. Makasih ya." Fani mengembalikan kartu Ridwan.

"Kan belum dipakai kok sudah bilang makasih dek." Suara Ridwan.

"Ya makasih sudah niat bayarin Fani. Nggak kayak ketiga cowokku itu." Faniemberikan kode kearah ketiga kakaknya yang berada agak jauh darinya.

"Pak Ardi ikut juga dek." Tanya Ridwan pada Fani yang mlihat Ardi sedang melihat-lihat pameran handpone terbaru.

"Iya Bang. Semua ikut, karena kita sekalian cari makan tadi."

"Bang Ridwan sama siapa dan cari apa?." Suara Fani memberondong pertanyaan pada Ridwan.

"Ini mbak kartunya." Suara perugas kasir ada Fani.

"Oh iya mbak. Makasih banyak."

Mereka derdua meninggalkan kasir dan berjalan menuju katiga kakak Fani.

"Selamat ya dek. Tinggal wisudanya ya." Suara Ridwan tiba-tiba.

"Oh iya Bang. Makasih banyak. Kalau Fani nggak diangkat anak sama Papa mungkin nggak pernah terwujud cita-citaku ini." Suara Fani yang terdengar sendu.

"Itu sudah takdir dek. Kalau  keluarga Wijaya tidak membantu keluargaku waktu itu, mungkin sama nasibku tidak seperti sekarang." Ridwan mulai bercerita juga.

Andi melihat keakraban Fani dan Ridwan dari kejauhan. Hatinya ada sesuatu yang tidak biasanya.

"Kenapa aku tiap kali melihat dek Fani deket sama cowok kok begini ya. Ya Allah tunjukkan jalan-Mu untuk memecahkan masalahku ini." Suara hati Andi.

Fani melihat kearah Andi sesaat yang menangkap adanya ketidak biasaan sikap kakak keduanya itu.

"Kenapa kak Andi sepertinya tidak suka aku deket sama Bang Ridwan ya." Fani juga menebak dalam hatinya.

~~~~~¤¤¤~~~~~

Bagaimana kelanjutannya. Nantikan ya...

Bonus part ini

Jangan pada mimpiin merekanya 😊😊

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jangan pada mimpiin merekanya 😊😊. Maaf jika tidak seperti yang diharapkan ☺.

Fb. Anik Norafni
Karanganyar 04.01.2018

Gadis Beruntung (Novel Sudah Bisa Dipesan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang