Gadis Beruntung #Part 25

2.9K 269 17
                                    

Hai... hai... ada yang kangen dengan Fani bggak ini. Maaf lama nggak update karena baru sibuk. Ya ibu rumah tangga itu setiap hari sibuk apalagi musim hujan begini hehe... oke kita lanjut ya.

Jangan lupa vote dan komennya.

AnikAfni255

Fb. Anik Norafni

~~~~~¤¤¤~~~~~

Assalamu'allaikum... apakabar saudaraku sekalian.... daku mendoakan kamu selamat sejahtera....

Penggalan nasyid Raihan itu bersenandung, menandakan bahwa ada panggilan masuk di handponenya. Fani segera mengangkat panggilan itu.

Brian calling...

"Ya kak." Suara Fani setelah mengangkatnya.

"Siap-siap ya. Kita on the way nih. 15 menit lagi sampai sana." Suara Brian diseberang.

"Okey. Siap Bos." Jawab Fani lalu menutup sambungannya itu.

Jika Brian yang telpon Fani tidak mengucapkan salam seperti jika menerima telpon dari yang lain. Karena Brian non muslim.

Fani segera mengganti bajunya dan menyiapkan semua keperluan yang dibutuhkan, termasuk bekal makan siang.

"Gimana aku kedepannya ya. Telpon kak Andi dulu deh." Ia mencari nama kakak keduanya itu lalu men dial.

"Assalamu'allaikum. Ya Dek kenapa?." Suara Andi yang mengangkat telpon dari adeknya.

"Walaikumsalam. Kak, Fani bawa mobil kedepan ya. Nanti tolong bawa pulang kalau makan siang. Tadi udah ku masakin." Suara Fani menjelaskan.

"Jadi dijemput mereka?." Tanya Andi lagi. Tadi pagi Fani sudah cerita pada kakaknya jika mereka berempat mau menjemputnya.

"Iya kak. Tadi Brian dah telpon aku. Bentar lagi paling sampai. Kalau mereka sampai duluan suruh nungguin bentar. Biasa cewek itu perlu waktu sedikit lama kalau dandan. Okey komandan." Suara Fani yang panjang itu.

"Hmm... iya. Ya udah, cepetan."

"Siap komandan. Assalamu'allaikum." Fani menyudahi sambungan itu dan segera berangkat ke lokasi proyek.

Di pos jaga depan bataliyon

"Danton, ada mobil parkir didepan itu." Suara salah satu anggota Andi.

"Oh, mereka temen-temen adekku. Mau jemput adekku keproyek." Suara Andi menjelaskan setelah melihat Irfan turun dan berjalan kearah pos disusul Brian dibelakangnya.

"Selamat pagi menjelang siang calon kakak ipar." Suara Irfan menyapa Andi sambil memberikan hormat ala militer.

"Kamu ini Fan. Masih mengharap dengan adekku?." Suara Andi lalu berjabat tangan dan berpelukan ala pria dewasa.

"Pa kabar Bang. Maaf kami baru bisa nyusul kemari." Suara Brian menyusul.

"Baik Bri. Gimana om Jimy, sudah sehat?  Kasian dek Fani. Cewek disuruh bolak-balik proyek sendirian."  Andi sedikit kesal pada mereka berempat.

"Papa sudah baikan Bang. Tinggal pemulihan saja. Maaf ya Bang."

"Apa kabar Bang Andi?." Sura Deri dan juga Yoga yang ikut menyusul mereka.

"Baik alhamdulillah. Kalian nanti antar adekku balik kesini kan? Nggak nyuruh dia pulang sendiri?." Tanya Andi yang mulai waspada.

"Ya iyalah Bang. Masak kami tega sih." Suara Irfan mewakili.

"Aku pesen pada kalian berempat. Kalau dek Fani kelihan capek banget atau pusing dan megangin kepala." Andi menjeda sejenak ucapannya. "Segera bawa kerumah sakit ya. Jangan sampai berakibat fatal pada adekku itu" lanjut Andi memberitahu ke mereka berempat.

"Apa dek Fani masih suka pusing Bang?." Tanya Irfan dengan nada khawatirnya.

"Takutnya kalau dek Fani tahan dan pada saat sudah tak tahan lagi jadi droop lagi Fan. Kita harus waspada." Andi sangat khawatir dengan Fani jika bayangan kejadian itu yang diceritakan oleh Mamanya. Pada saat Fani koma, Andi baru ditugaskan menjaga perbatasan antara Indonesian dan Malaysia. Dan baru pulang setelah setahun Fani diangkat anak oleh kedua orangtuanya.

"Semoga Fani sehat selalu ya Bang." Doa Yoga tulus.

"Amin.." jawab Andi, Brian, Irfan dan Deri serempak.

"Maaf kalau lama nunggu. Tadi sedikit ada acident. Jilbab Fani nyemplung bak mandi. hehe..." suaranya menjelaskan pada mereka.

"Ini Kak kuncinya, mobil disana tuh." Fani menyerahkan kunci mobil lalu menunjukkan keberadaan mobilnya diparkir.

"Jangan dijual.! Ingat itu." Suaranya memberi peringatan. Fani masih ingat waktu kakak keduanya itu berniat menjual mobil Fani.

"Iya, cepet berangkat." Suara Andi sambil mengkode adeknya untuk segera pergi.

"Ayo berangkat. Kita sudah diusir nih." Suara Fani sambil meninggalkan mereka menuju mobil Irfan.

"Kita berangkat dulu Bang." Pamit Yoga mewakili semuanya.

"Hati-hati. Jaga adekku baik-baik. Kalau ada apa-apa sama adekku, awas kalian!." Andi memberi penekanan pada akhir kalimatnya.

"Siap komandan." Mereka berempat pergi meninggalkan bataliyon itu. Fani duduk di samping kemudi dan Irfan yang menyetir mobil. Deri dan Brian berada di bangku tengah sedangkan Deri berada dipaling belakang.

***

Alhamdulillah bisa update lagi.  Jangan lupa vote dan komennya ya. Biar semangat semangat melanjutkan ceritanya.

Karanganyar 15.02.2018

Gadis Beruntung (Novel Sudah Bisa Dipesan)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang