Chapter 6 : Aurin

2.5K 257 106
                                    

"Boleh ya P'?" Tanya Krist penuh harap pada Singto yang kini tengah duduk di sofa bersama dengannya.

"Tidak" Jawab Singto tetapi matanya tidak lepas pada laptop yang kini ada di depannya.

"Aku akan berhati - hati" Bujuk Krist dengan mengeluarkan puppy eyes andalannya.

"Tidak. P' tidak akan mengijinkannya" Jawab Singto yang bahkan tidak menatap kearah Krist sama sekali.

Krist yang merasakan dirinya di acuhkan menatap Singto dengan cemberut. Dan mulai menggucangkan bahu Singto supaya mendapatkan perhatian dari suaminya itu.

"Apalagi? Bukankah P' sudah bilang tidak boleh. Jangan mengganggu P' sedang mengerjakan sesuatu yang penting" Ujar Singto tidak memperdulikan Krist.

"P'Sing jahat" Sahut Krist.

Mendengar hal itu Singto langsung menutup laptopnya dan memandang Krist yang kini duduk di sampingnya dengan melipat tangannya di dada sembari memasang mempoutkan bibirnya.

"Jangan seperti itu" Ingatkan Singto.

"Aku tidak perduli. P' jahat. Daritadi aku berbicara tapi P' sama sekali tidak memperhatikanku" Ujar Krist.

"Baiklah P' akan mendengarkan. Katakan apa yang kamu mau" Ucap Singto.

"Aku mau membawa mobil sendiri" Ungkap Krist.

"Itu lagi. Bukankah daritadi P' sudah bilang tidak boleh. Melihat caramu menyetir saja P' sudah ngeri. Jangan harap P' akan menyetujuinya" Jelas Singto.

"Aku akan berhati - hati sungguh" Bujuk Krist.

"Bagaimana jika memakai supir" Tawar Singto.

"Aku bukan anak kecil yang harus di antar dan di jemput P" Tolak Krist.

"Tapi Krist...."

"Biarkan saja dia membawanya Sing. Lagipula Krist akan berhati - hati membawanya. Yakan Nong Kit" Potong Nam yang akhirnya membuka suaranya setelah sekian lama hanya diam saja memperhatikan mereka berdua.

"Iya P'Nam aku akan berhati - hati. Karena P'Nam memperbolehkannya. Berarti aku boleh membawanya kan P'Sing" Tanya Krist penuh harap.

"Tetap tidak" Singto menatap Nam dengan kesal "Kenapa P' selalu memanjakannya?" Tanya Singto pada kakaknya.

Memanjakan Krist? Pertanyaan Singto itu membuat dahi Nam berkerut memikirkannya?

"P' tidak memanjakannya. Lagipula apa kau tidak sadar. Siapa yang selama ini selalu memanjakannya? Bukankah itu dirimu sendiri. Jadi jangan salahkan P' atau Kit. Itukan ulahmu sendiri" Jawab Nam.

"Aku tidak mau mengambil resiko P" Ujar Singto menggelengkan kepalanya tidak setuju.

"Bukankah Kit bilang dia akan berhati - hati" Sahut Nam membela Krist.

Singto hanya melihat mereka berdua dengan malas. Mereka berdua itu selalu kompak bersatu untuk terus melawannya. Dan Singto pasti akan kalah jika nanti akan melawan mereka berdua. Yang ada mereka berdua akan menjailinya dengan tidak berperasaan.

"Ya. Terserah kalian berdua saja. Tapi jika P' sampai melihat kamu terluka walaupun itu cuma sedikit. P' akan membuang mobil itu jauh - jauh" Ucap Singto mengalah kepada mereka berdua percuma saja membuang waktunya hanya untuk berdebat dengan mereka berdua.

"Oi. Itu mobil hadiah dariku berani sekali kau mau membuangnya" Protes Nam.

"Memang aku perduli" Jawab Singto tidak memperdulikan Nam. Apapun yang bisa membuat Krist dalam bahaya Singto akan menyingkirkannya sejauh mungkin. Jika bisa meleyapkanya kalau perlu.

[2]. All The Time We Spend Together [ Sequel A World That Is You ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang