Chapter 8 : Kepercayaan

2.2K 250 190
                                    

Setelah satu jam perjalan menggunakan pesawat. Akhirnya pesawat yang mereka tumpangi mendarat di bandara samui. Krist tersenyum bahagia akhirnya dirinya bisa pergi bersama Singto meskipun banyak orang yang mengikuti liburan mereka kali ini.

Krist memandangi pemandangan yang terpampang jelas dari luar kaca mobil yang saat ini mereka tumpangi. Dan Krist terpukau dengan apa yang di lihatnya. Sementara Singto hanya menyenderkan kepalanya di bahu Krist dengan manja.

"Apa kamu senang?" Tanya Singto pada Krist.

"Iya. Aku senang" Jawab Krist tanpa melihat kearah Singto.

"Kenapa kamu masih saja bertingkah seperti tidak pernah melihat pemandangan ini? Kitakan kesini tiga minggu yang lalu" Ujar Singto tidak habis pikir.

"Aku senang karena bisa kesini lagi bersama P'. Waktu itu dan sekarang berbeda" Ucap Krist.

"Apanya yang berbeda?" Tanya Singto tidak mengerti dengan ucapan Krist.

"Waktu itu aku kesini dengan P' sebagai kekasih P'. Tetapi sekarang aku kesini lagi sebagai pasangan P'. Bukankah itu berbeda?" Ujar Krist mengingatkan Singto.

"Iya. Itu berbeda" jawab Singto.

"Aku hanya ingin mengenang pernikahan kita saat disini saja" Ujar Krist sembari mengusap rambut Singto.

Tidak butuh waktu lama untuk mereka berenam sampai di sebuah resort yang terletak di pingiran pantai. Singto menggandeng lengan Krist dengan erat saat memasuki lobi resort itu.

Nam pergi meninggalkan mereka berlima. Tetapi tidak lama kemudian Nam berjalan kembali kearah mereka dan menyerahkan sebuah kunci pada Singto. Satu lagi pada Aurin dan satu lagi pada Windy.

"Nong Aurin kamarmu di sebelah kamar yang biasanya Singto tempati ikuti saja dia dan Nong Windy biar P' yang mengantarmu" Ujar Nam pada Aurin dan Windy.

"Apa tidak bisa kamar Aurin di pindahkan jauh dariku P'? Dia pasti akan menggangguku nanti" Sahut Singto kesal karena kamarnya bersebelahan dengan Aurin.

"Sudah jangan banyak protes nikmati saja liburan kalian. Ingat jangan membuat rusuh disini. P' tidak mau keluarga kita di cap aneh oleh pegawai yang ada disini" Ingatkan Nam pada Aurin dan Singto.

Nam tidak ingin mendengar keributan apapun yang di sebabkan oleh Aurin atau Singto. Apa kata para pegawainya nanti saat tahu keluarganya itu tidak perna akur dan selalu ribut sepanjang waktu. Hanya untuk masalah yang tidak penting.

__________

Hal pertama yang Krist lakukan saat masuk kedalam kamarnya adalah membuka tirai lalu pintu kaca yang ada di dalam kamar. Setelah itu Krist berjalan keluar untuk melihat pemandangan dari atas kamar teras mereka.

"P' aku mau berenang di pantai" Ajak Krist dengan bersemangat.

"Untuk apa kita berenang kesana. Jika kita punya kolam renang pribadi disini" Keluh Singto pada Krist.

"Tapi aku maunya di pantai P" Ujar Krist.

"Nanti kamu terbawa arus bagaimana? Sudahlah jangan macam - macam" Ingatkan Singto.

"P'Sing aku mau ke berenang di laut na na na" Rengek Krist.

"Tidak" Tolak Singto.

"Aku pergi bersama P'Nam saja" Ujar Krist.

"Pergi saja sana? P'Nam kan sedang bersama kekasihnya" Sahut Singto mengingatkan Krist.

"Aku pergi bersama Aurin saja kalau P'Nam tidak bisa" Ucap Krist sembari ingin berjalan keluar. Singto langsung menahan lengan Krist.

[2]. All The Time We Spend Together [ Sequel A World That Is You ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang