Nam mengemudikan mobilnya menuju sebuah jalan raya. Dan menepikannya di dekat kerumunan banyak orang yang tengah berkumpul seperti menonton sesuatu. Dengan ragu Nam melangkahkan kakinya keluar dari mobilnya. Kemudian berjalan mendekati kerumunan itu.
Suara orang tengah menangis histeris itu terdengar olehnya. Membuat Nam dengan cepat melangkahkan kakinya menuju tengah kerumunan itu. Disana Nam melihat Singto dan beberapa orang yang saat ini menahannya.
Bisikan - bisikan dari orang yang berkumpul itu membuat Nam yang mendengarnya kaget. Dengan cepat Nam menghampiri Singto. Dan ikut menyeretnya bersama semua orang yang menahannya tadi.
Sadar akan kehadiran Nam tubuh Singto menjadi lemas dan hampir jatuh keaspal jika bukan karena Nam yang menahan dan memeluknya erat.
"Dia adikku" Ujar Nam pada semua orang yang tengah melihat mereka.
"P'...Krist...Dia...Dia...Mobil itu...Hikss...Hikss...." Singto tidak sangup melanjutkan ucapannya.
"Tenangkan dirimu. Jangan seperti ini" Ucap Nam.
"Krist dia tidak bisa berenang P' tapi dia jatuh kedalam sungai itu P'. Aku mau menolongnya tapi mereka semua menghalangiku P'. Krist P' dia jatuh kesana. Aku mau menolongnya P" Ujar Singto dengan terisak.
"Kita akan menolongnya P' sudah memanggil tim penyelamat dan mereka sedang mencarinya saat ini" Tenangkan Nam.
"Tapi aku..."
"Jika kau lompat kejurang itu. Kau tidak menolongnya tapi itu justru membahayakan dirimu sendiri. Jangan seperti ini. Kita pasti akan bisa menolongnya. Jika kau juga pergi bagaimana dengan P'? Kau tidak memikirkan P'? P' tidak ingin kehilangan dirimu juga" Ujar Nam sembari memeluk Singto yang masih histeris.
Sungguh Nam tidak pernah menyangka semua ini akan terjadi lagi di keluarganya. Tidak terpikir oleh Nam tragedi seperti ini akan terulang kembali dan merenggut adiknya.
Nam memandang jurang yang ada di bawahnya dengan penuh kecemasan. Sebenarnya bukan hanya Singto yang ingin melompat kesana saat ini tapi Nam juga. Nam juga sangat khawatir pada Krist tetapi jika Nam bersikap seperti Singto apa yang akan terjadi nantinya?
"Ini semua karena aku P'. Ini semua salahku. Aku yang membuatnya seperti itu. Aku yang membuatnya jatuh kesana. Aku tidak bisa menjaganya. P' aku membuatnya menangis"
"Bukan hanya kau yang salah tapi juga salah disini tapi P' juga. Jika P' tidak mengijinkannya membawa mobil itu semuanya tidak akan seperti ini. Kita pasti bisa memyelamatkannya" Tenangkan Nam.
Sebuah getaran di sakunya membuat Nam merogoh sakunya dan mengeluarkan ponselnya.
"Bagaimana? Tidak ada? Bagaimana bisa tidak ada baru beberapa waktu lalu dia ada di dalam sana bagamana mungkin dia tidak ada? terseret arus? Cepat cari dia di sepanjang sungai. Aku tidak mau tahu kau harus mencarinya sampai ditemukan. Aku akan membayarmu berapapun yang kau mau jika kau bisa menemukannya. Tapi jika tidak bisa lihat apa yang akan ku lakukan nanti" Nam menutup sambungan teleponnya gemetaran.
"Ada apa P'? Mereka bisa menemukan Kristkan? Krist baik - baik sajakan? Kenapa P' diam saja? Jawab aku P'? P'Nam? P'? Apa terjadi sesuatu yang buruk pada Krist? Kenapa P' diam? Ku mohon jawab aku P" Ucap Singto.
"Krist dia tidak ada" Lirih Nam.
"Apa maksud P' tidak ada?" Tanya Singto kaget.
"Hanya mobil itu saja yang ditemukan tapi Krist tidak ada didalamnya" Jawab Nam sembari mendongakan kepalanya keatas tidak ingin adiknya melihatnya menagis.
"Maksud P' dia hilang? P' bohongkan? Krist tidak mungkin hilangkan?" Cecar Singto.
"Mereka akan mencarinya" Hanya itu yang bisa Nam ucapkan sembari menarik rambunya dengan kasar.
KAMU SEDANG MEMBACA
[2]. All The Time We Spend Together [ Sequel A World That Is You ]
Fiksi Penggemar[ Completed ] Ini tentang kisah rumah tangga Krist dan Singto yang baru saja di mulai. Dan juga masih ada sedikit cerita tentang New dan Gun. Ini Sekuel dari ffku sebelumnya yaitu A World That Is You (Tentang seorang adik laki - laki yang menyukai k...