Chapter 19 : AUDISI

1.9K 266 2
                                    

Author pov

"Yonnaaa~ Saengil Chukae~", seru Haneul sambil berlari memeluk sahabatnya.

"Mianhae aku kemarin tidak bisa melewatkannya bersamamu", sambungnya setelah melepaskan pelukannya.

"Araa.. (aku tahu) Kau meninggalkanku demi pacar barumu kan", ejek Yonna sambil membuat wajah cemberut.

"Tidak mungkin aku akan meninggalkan temanku yang paling.. emm.. Yang paling gila ini", balas Haneul sambil menyikut Yonna.

"Yakk... Kau meninggalkanku dan sekarang kau malah mengejekku?", protes Yonna sambil menyilangkan tangannya.

Haneul tertawa pelan. "Ini.. Hadiah untukmu", ujar Haneul sambil menyodorkan sebuah buku.

Yonna mengambilnya kemudian mengintip isinya. Matanya membulat.

"Whoaa Haneul.. Ini bagus banget. Kamu buat sendiri?", pekik Yonna.

"Nee nee.. Aku sudah berusaha keras membuatnya", ujar Haneul sambil menyibakkan rambutnya.

Mata Yonna berkaca-kaca menatap gambaran dari lembaran-lembaran yang ada. Haneul memang sangat hebat dalam menggambar dan menulis kaligrafi.

Dalam buku itu berisi foto-foto kenangan mereka berdua, ditambah dengan beberapa gambar kecil dan tulisan menghiasi buku tersebut. Perlahan-lahan mata Yonna mulai berair.

"Gomawo ne Haneul. Jinja gomawo", ujar Yonna sambil memeluk sahabatnya.

Haneul tersenyum lalu membalas pelukannya.

"Ngomong-ngomong, Hoseok sunbae kasih apa?", tanya Haneul setelah ia melepaskan pelukannya.

"Kemarin dia kasih buket bunga mawar. Besar sekaliiii", jawab Yonna sambil merentangkan tangannya.

"Whoaa Daebak. Kau memang beruntung bisa mendapatkan Hoseok sunbae", ujar Haneul iri.

"Dia membawa ku pergi makan, tapi sebelumnya...", Yonna tiba-tiba teringat dengan perkataan Hoseok.

"Ini tempat persembunyianku. Tidak ada yang tahu tempat ini kecuali aku, Jaehwa dan kamu".

"Sebelumnya?", tanya Haneul penasaran.

Yonna menggelengkan kepalanya. Dia tersenyum kecil. "Tidak ada. Kami hanya makan bersama di restoran saja".

.

.

.

Yonna menghempaskan badannya di atas sofa. Dia baru saja selesai membersihkan rumah, mulai dari mencuci baju, mencuci piring, menyapu dan mengepel.

Dia melirik ke arah jam. Sudah jam 6 sore dan Hoseok masih belum pulang.

"Tadi pagi Hoseok sudah bilang kalau dia akan pergi latihan dulu. Tapi masih lama ya latihannya?", gumam Yonna.

TING TONG

"Yaa... tunggu sebentar", seru Yonna. Dia berjalan keluar dan betapa terkejutnya ketika dia melihat kedua orang tua Hoseok sunbae sedang berdiri di luar.

"Omoo...", pekiknya dalam hati.

"Annyeong shiommonim (ibu mertua)", ujar Yonna canggung. Dia membungkukkan badannya.

"Sudah panggil eomma saja", ujar Eomma Hoseok sambil tertawa. "Bagaimana kabarmu, menantuku yang cantik?", sambungnya sambil memeluk Yonna.

Yonna hanya tertawa kecil. "Rasanya canggung sekali astaga", pikirnya.

"Silahkan masuk eomma dan appa", sambut Yonna.

Kedua orang tua Hoseok masuk dan duduk di ruang tamu, sementara Yonna rasanya ingin menangis. Dia masih merasa canggung di depan kedua calon mertuanya ini. Eh maksudnya kedua orang tua Hoseok.

"Hoseok eodiga? (dimana)", tanya Appa Hoseok sambil melihat ke sekeliling.

"Hoseok sunbae masih di sekolah. Apakah Appa dan Eomma ingin minum teh?"

"Tidak perlu repot-repot", Eomma Hoseok tertawa. "Jangan terlalu manis ne", timpal Eomma Hoseok.

"Sekolah? Sedang apa dia di sekolah?", Appa Hoseok menaikkan sebelah alis matanya.

"Sunbae sedang latihan nari", jawab Yonna sambil membawa dua cangkir teh.

"Mwo? Latihan nari?", ujar Appa Hoseok.

"Aku pulang", seru Hoseok sambil berjalan masuk.

"Hoseok, bisakah kau jelaskan semua ini??!!", suara Appa Hoseok menggelegar di ruang tamu. Hoseok tersentak melihat kedua orang tuanya di ruang tamu.

"Latihan nari?! Appa sudah bilang padamu. Berhentilah melakukan sesuatu yang tidak berguna", Appa Hoseok berteriak geram.

Yonna memandang mereka dengan takut. Keheningan ruang tamu sore itu sangat menegangkan. Hoseok menghela nafasnya.

"Aku sudah pernah bilang kan appa kalau ini adalah mimpiku" Hoseok berjalan melewati ayahnya.

PLAK

"Omo.. Yeobo!", pekik Eomma Hoseok. Yonna menutup mulutnya dengan kedua tangannya.

"Apa yang akan dikatakan orang-orang bila mendengar pewaris Jung Company adalah seorang penari?!", seru Appa Hoseok.

Hoseok memegang pipinya yang memerah. "Aku tidak mau dan tidak akan pernah menjadi pewaris perusahaan!", Hoseok berlari menuju kamarnya.

Appa Hoseok mengeraskan kepalan tangannya sementara Eomma Hoseok menggelengkan kepalanya.

"Mianhae Yonna. Kamu pasti merasa canggung melihat semua ini", ujar Eomma Hoseok.

Yonna hanya terdiam. Dia tidak tahu apa yang harus dilakukan atau dikatakannya.

Fake Marriage j.h.s✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang